Indonesia membutuhkan banyak kapalKRI Banda Aceh produk kreasi anak bangsa atas hasil gemilang ToT Korsel ☆
Korea Selatan (Korsel) tertarik dan berminat mengembangkan industri galangan kapal di Indonesia. Kebutuhan kapal yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi magnet bagi mereka.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyambut baik keinginan Korsel tersebut saat menerima menerima kunjungan Rokhmin Dahuri MS selaku Duta Besar Kehormatan Jeju Island, Korea Selatan untuk Indonesia serta beberapa pengusaha Korea Selatan.
"Saya sampaikan ke mereka, kita menyambut baik rencana ekspansi mereka. Secara khusus saya katakan kepada pengusaha Korsel bahwa program tol laut Presiden Jokowi membutuhkan banyak kapal dan ini peluang bagi investor galangan kapal. Jadi ini saat yang tepat!" katanya usai menerima para pengusaha asal Negeri Ginseng itu di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Kemenperin juga mendorong agar Korsel mengembangkan industri komponen kapal. Menurut Saleh, dengan kebutuhan kapal yang tinggi dan instruksi Presiden Joko Widodo kepada kementerian, lembaga dan BUMN untuk membeli kapal dari galangan kapal, maka industri komponen kapal mendapat peluang untuk tumbuh.
Beberapa pengusaha Korsel itu ialah Chairman Busan Indonesia Center dan Presidenf of Daegu University of Foreign Studies Kim Soo-Il, Presiden Korwell Corporation dan Dongil Shipyard, Sung Tae Kim (industri galangan kapal), Direktur Helukabel, Pia Jeong (industri kabel listrik), dan Advisor Jinwoo Co Ltd, Wee Jin Dong (produsen suku cadang otomotif).
Galangan kapal Indonesia dinilai Menteri telah memiliki kemampuan produksi dan berpengalaman bekerja sama dengan galangan luar negeri. Korsel juga diminta bermitra dengan galangan kapal domestik.
Kemenperin memacu industri kapal dengan insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk impor komponen kapal dan PPN Tidak Dipungut untuk perusahaan pelayaran yang membeli kapal dari galangan nasional.
"Kami juga siap memfasilitasi investor Korsel untuk bertemu, berkenalan dan menjalin kerja sama lebih lanjut dengan industri galangan nasionalm baik BUMN maupun swasta," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kim Soo Il juga mengungkapkan keinginan Korsel untuk memproduksi mobil listrik. "Industri mobil listrik dan komponennya di Korea terus marak. Kami ingin tahu lebih jauh peluang di sini termasuk bekerja sama dengan pengusaha Indonesia," ujarnya.
Hal ini juga disambut positif oleh Menperin yang selanjutnya meminta Korsel untuk turut memperdalam struktur industri yaitu dengan membangun pabrik komponen. Soal lokasi pabrik, Menperin menyarankan di kawasan industri yang telah ada industri otomotif seperti di Cikarang Bekasi dan Karawang atau daerah lainnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, selain di sekitar Jakarta, kawasan industri di Surabaya Jawa Timur dapat menjadi pilihan bagi industri komponen mobil listrik. "Secara tren global, produksi mobil jenis ini memang menarik untuk prospek ke depan. Salah satu karakter industri ini ialah fokus pada produksi komponen baterai dan motor listrik," katanya. (hns/hns)
Korea Selatan (Korsel) tertarik dan berminat mengembangkan industri galangan kapal di Indonesia. Kebutuhan kapal yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi magnet bagi mereka.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyambut baik keinginan Korsel tersebut saat menerima menerima kunjungan Rokhmin Dahuri MS selaku Duta Besar Kehormatan Jeju Island, Korea Selatan untuk Indonesia serta beberapa pengusaha Korea Selatan.
"Saya sampaikan ke mereka, kita menyambut baik rencana ekspansi mereka. Secara khusus saya katakan kepada pengusaha Korsel bahwa program tol laut Presiden Jokowi membutuhkan banyak kapal dan ini peluang bagi investor galangan kapal. Jadi ini saat yang tepat!" katanya usai menerima para pengusaha asal Negeri Ginseng itu di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Kemenperin juga mendorong agar Korsel mengembangkan industri komponen kapal. Menurut Saleh, dengan kebutuhan kapal yang tinggi dan instruksi Presiden Joko Widodo kepada kementerian, lembaga dan BUMN untuk membeli kapal dari galangan kapal, maka industri komponen kapal mendapat peluang untuk tumbuh.
Beberapa pengusaha Korsel itu ialah Chairman Busan Indonesia Center dan Presidenf of Daegu University of Foreign Studies Kim Soo-Il, Presiden Korwell Corporation dan Dongil Shipyard, Sung Tae Kim (industri galangan kapal), Direktur Helukabel, Pia Jeong (industri kabel listrik), dan Advisor Jinwoo Co Ltd, Wee Jin Dong (produsen suku cadang otomotif).
Galangan kapal Indonesia dinilai Menteri telah memiliki kemampuan produksi dan berpengalaman bekerja sama dengan galangan luar negeri. Korsel juga diminta bermitra dengan galangan kapal domestik.
Kemenperin memacu industri kapal dengan insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk impor komponen kapal dan PPN Tidak Dipungut untuk perusahaan pelayaran yang membeli kapal dari galangan nasional.
"Kami juga siap memfasilitasi investor Korsel untuk bertemu, berkenalan dan menjalin kerja sama lebih lanjut dengan industri galangan nasionalm baik BUMN maupun swasta," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kim Soo Il juga mengungkapkan keinginan Korsel untuk memproduksi mobil listrik. "Industri mobil listrik dan komponennya di Korea terus marak. Kami ingin tahu lebih jauh peluang di sini termasuk bekerja sama dengan pengusaha Indonesia," ujarnya.
Hal ini juga disambut positif oleh Menperin yang selanjutnya meminta Korsel untuk turut memperdalam struktur industri yaitu dengan membangun pabrik komponen. Soal lokasi pabrik, Menperin menyarankan di kawasan industri yang telah ada industri otomotif seperti di Cikarang Bekasi dan Karawang atau daerah lainnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, selain di sekitar Jakarta, kawasan industri di Surabaya Jawa Timur dapat menjadi pilihan bagi industri komponen mobil listrik. "Secara tren global, produksi mobil jenis ini memang menarik untuk prospek ke depan. Salah satu karakter industri ini ialah fokus pada produksi komponen baterai dan motor listrik," katanya. (hns/hns)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.