CN235 sedang dalam penyelesaian di hanggar PTDI (Foto: Feby/detikFinance)
PT
Dirgantara Indonesia (PTDI) pernah mengalami keterpurukan pasca
reformasi atau krisis ekonomi 1998. Saat periode sulit, ribuan karyawan
BUMN produsen pesawat ini harus diberhentikan.
Selain itu, PTDI terlilit berbagai macam utang. Namun mulai tahun 2010
ke atas atau pasca program restrukturisasi, PTDI mulai beranjak dari
lobang keterpurukannya.
Produk pesawat karya anak bangsa ini mulai dilirik oleh negara Asia
Tengga (ASEAN). Pada penghujung tahun 2013, perseroan berhasil menjual 2
unit pesawat baling-baling tipe NC212i kepada militer Filipina. Nilai
kotrak 2 unit NC212i sebesar US$ 18 juta.
"Kita menang 2 unit NC212i di proyek Light Lift Aircraft nilai budget
US$ 18 juta," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman
Saleh.
Kabar gembira kembali hadir pada bulan September 2014, PTDI berhasil
menjadi pemenang pengadaan pesawat untuk Thailand. PTDI menjual burung
besi buatan Bandung tipe CN235-200 M senilai US$ 31,2 juta.
Tidak hanya menjual pesawat, PTDI juga menjadi pemasok komponen-komponen
untuk produsen pesawat dunia, Airbus dan Boeing. Tipe pesawat yang
komponennya dibikin oleh PTDI, antara lain: A380, A320, A330, A350,
hingga Boeing 747.
Selain ke luar negeri, PTDI mulai kebanjiran order pesawat dan
helikopter dari TNI. Pada tahun 2013, PTDi berhasil mencatat laba bersih
Rp 10,27 miliar sedangkan target perolehan laba hingga akhir tahun 2014
senilai Rp 66,54 miliar.
PTDI sendiri pada tahun 2015 berencana meluncurkan pesawat penumpang
varian terbaru yakni N219. Selain itu, PTDI bersama Kementerian
Pertahanan tengah mengembangkan pesawat tempur generasi 4.5. Pesawat ini
diberi nama jet tempur KFX/IFX."Pak Jokowi, Kalau Bisa Mampir ke PTDI" Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang, PT Dirgantara
Indonesia (Persero) memiliki harapan besar kepada Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
PTDI yang punya program pengembangan pesawat komersial dan militer ini
berharap presiden baru RI tersebut bisa mampir untuk menengok fasilitas
pengembangan dan pembuatan pesawat di Bandung, Jawa Barat.
"Belum pernah ketemu Pak Jokowi. Pak Jokowi kalau bisa mampir melihat
PTDI," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisjahbana di
Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (20/10/2014).
Proyek terdekat yang dikembangkan PTDI adalah pesawat penumpang berbadan
kecil, N219. Pesawat ini rencananya diluncurkan ke publik (roll out)
mulai tahun depan.
"Kita akan aplikasi sertifikasi. Dilakukan di Kemenhub mulai awal tahun
hingga tahun 2017. Sertifikasi perlu 3 tahun setelah itu langsung
produksi," jelasnya.
Proses penjualan pesawat tentunya membutuhkan dukungan pemerintah
seperti skema pembiayaan dari perbankan lokal layaknya diterima oleh
produsen pesawat dunia.
"Kita belum mampu beri financing tapi kalau Lion beli pesawat dari Boeing, dia ada financing dari pemerintah AS," paparnya.
Andi mengaku pesawat N219 saat ini telah dilirik oleh beberapa maskapai
dan pemerintah daerah. PTDI mengantongi niat pembelian (letter of
intent) sebanyak 150 unit.
Burung besi N219 dipatok US$ 4 juta sampai US$ 5 juta per unit. Saat ini komponen lokal baru sekitar 40%.
"Yang letter of intent ada 150. Kemarin dapat order dari Pemda, Lion Group dan PT NBA (Nusantara Buana Air)," jelasnya.(feb/ang)
♞ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.