Kebutuhan Satelit itu pentingJakarta ★ Keberadaan satelit di angkasa dapat dimanfaatkan untuk memprediksi kapan gunung berapi akan segera meletus.
Peta radar yang dimiliki satelit dapat memperlihatkan bagaimana perubahan bentuk gunung berapi yang akan meletus. Hal ini dapat berguna untuk mengetahui keadaan gunung berapi di tempat terpencil yang sulit dijangkau para peneliti.
"Mengembangkan cara mengantisipasi meletusnya gunung berapi dengan memanfaatkan teknologi seperti satelit ini adalah langkah awal yang penting dalam meramalkan meletusnya gunung berapi," kata peneliti Inggris yang bekerja di perusahaan riset konsorsium STREVA Jenni Barclay seperti dilansir www.LiveScience.com.
Dia mengatakan magma yang bergerak di bawah permukaan bumi dapat menyebabkan permukaan gunung berapi berubah bentuk. Hal tersebut dapat mengindikasikan gunung akan segera meletus. Namun ada kalanya magma berhenti di permukaan dan gunung tidak meletus.
Berdasarkan data lebih dari 500 gunung berapi di seluruh dunia, radar satelit terbukti memperlihatkan rincian peta perubahan gunung berapi yang akan meletus.
Dengan mengunakan statistik, tim peneliti menemukan 46 persen permukaan gunung berapi yang mengalami perubahan bentuk benar-benar meletus, dan hanya enam gunung berapi meletus tanpa mengalami perubahan bentuk lebih dulu.
Hal ini menjadi pertanda bahwa perubahan bentuk dapat menjadi indikator baik meletusnya gunung berapi. Radar satelit dapat digunakan untuk mengidentifikasi pembentukan magma yang dapat diteliti dari dataran.
Meskipun demikian, banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan bentuk gunung berapi. Beberapa faktor tidak menyebabkan gunung erupsi.
Jenis batuan vulkanik, kedalaman dan aliran magma dapat mempengaruhi meletus atau tidaknya gunung berapi.
Rekaman satelit baik untuk mengambarkan gunung berapi yang erupsi setiap bulan atau tahun. Rekaman satelit dapat menangkap gambar perubahan gunung berapi maupun saat erupsi.
Sayangnya, untuk gunung berapi dengan siklus erupsi yang lama, misalnya ratusan tahun, satelit hanya menangkap satu saja dari letusan itu, sehingga sulit untuk memprediksi kapan letusan akan terjadi.
Satelit umumnya menangkap gambar hanya beberapa kali dalam satu tahun, sehingga satelit dapat melewatkan siklus erupsi kecil dan perubahan bentuk gunung berapi dalam beberapa hari.
Tetapi satelit di masa yang akan datang memungkinkan memberikan data lebih banyak dan berkala. Agen luar angkasa Eropa meluncurkan Satelit Sentinel-1 bulan ini. Satelit ini dapat mengumpulkan gambar keseluruhan bumi acap enam hingga 12 hari.
Di negara berkembang, observasi melalui Sentinel-1 dapat membantu memprediksi erupsi unung berapi di masa mendatang.
Menhan Sjafrie Tinjau Daerah Latihan di Nunukan, Kalimantan Utara
-
* Perisai Trisula Nusantara *
*[image:
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2024/12/1734753359124-768x512.jpg]*
*Menhan Sjafrie meninjau daerah ...
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.