blog-indonesia.com

Selasa, 15 April 2014

Indonesia Negara Terdekat Malaysia

Eks PM Malaysia Akui Negaranya Suka Tiru Indonesia "Malaysia adalah negara yang suka meniru karena kami tidak punya ide."

Jakarta
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menjelaskan penyebab banyaknya kesamaan budaya antara RI dengan Malaysia. Menurut Mahatir, Malaysia memang tidak memiliki ide sehingga banyak meniru Indonesia.

Pernyataan Mahathir itu dilontarkan ketika memberikan ceramah umum dengan tajuk: Malaysia-Indonesia: kini, sekarang dan selamanya pada Senin, 14 April 2014 di Menara Mega, Jakarta Selatan. Dia mengatakan ada sekitar 100 ribu penutur asing yang kini tengah belajar di berbagai institusi di Indonesia.

"Malaysia adalah negara yang suka meniru karena kami tidak punya ide. Oleh sebab itu kami meminjam. Kami tiru Indonesia karena ada sesuatu dengan Indonesia," ujar Mahathir.

Oleh sebab itu, kata dia, tidak heran apabila ada kemungkinan budaya kedua negara yang mirip.

Namun, dia buru-buru mengklarifikasi dengan menyebut bukan hanya Indonesia saja yang menjadi inspirasi bagi mereka, namun Malaysia juga meniru dari Jepang dan Korea Selatan.

"Kami akan terima yang baik-baik dari Indonesia dan menolak yang buruk. Selain itu kami belajar dari pengalaman Indonesia dan kami sendiri," kata Mahatir.

Kata Mahathir, jumlah pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia pun tidak sedikit. Kedua arus pergerakan manusia ini saling menguntungkan, karena masing-masing membawa masuk uang.

"Kami berharap masing-masing kebaikan yang dimiliki dapat saling melengkapi demi kemajuan pembangunan kedua negara," imbuh dia.

Konflik klaim budaya antara Malaysia dengan RI kembali memanas ketika di tahun 2009 lalu, Negeri Jiran itu meluncurkan sebuah iklan yang tayang di saluran televisi luar negeri, Discovery TV.

Mengambil tajuk "Enigmatic Malaysia", di dalam iklan itu terdapat secuplik tayangan Tari Pendet asal Bali. Hal ini seolah-olah menjelaskan kepada publik internasional bahwa Tari Pendet berasal dari Malaysia.

Kasus ini turut disoroti oleh media internasional, salah satunya media Australia. Harian The Australian menulis artikel dengan judul Malaysia Steals Bali Dance.

Selain Tari Pendet, Malaysia juga pernah mengklaim lagu Rasasayange, angklung dan Tari Reog asal Ponorogo, Jawa Timur sebagai bagian dari budaya mereka.(eh)

Kata Mahatir, jika ada masalah kedua negara, sebaiknya dirundingkan. Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, berkunjung ke Jakarta, Senin, 14 April 2014. Mahathir memberikan ceramah bertajuk: Malaysia-Indonesia: Dulu, Kini, dan Selamanya di ruang auditorium Menara Mega, Jakarta Selatan.

Perdana Menteri yang memimpin Malaysia selama 22 tahun itu mengatakan hubungan kedua pemerintah sudah cukup baik. Bahkan, Indonesia disebut oleh Mahathir tetangga terdekat bagi Malaysia.

Oleh sebab itu, apabila di antara tetangga ada masalah, maka hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa.

"Masalah-masalan yang terjadi di antara kedua pemerintah adalah masalah-masalah kecil yang biasa terjadi di negara mana pun juga. Memang terkadang ada aksi demonstrasi, tetapi hal itu tidak menganggu hubungan kedua negara. Masalah kerap timbul, karena lokasi kedua wilayah yang berdekatan," kata Mahathir.

Dia kemudian menyarankan apabila ada masalah di antara kedua negara, sebaiknya dirundingkan untuk dicarikan jalan keluarnya.

"Kalau cara perundingan tidak berhasil, maka baru diselesaikan melalui jalur hukum. Penyelesaian konflik suatu negara tidak harus diselesaikan melalui tindak kekerasan," ujar Mahathir.

Hubungan Malaysia dengan RI, imbuh Mahathir, berbeda dengan hubungan antara Tiongkok dengan Jepang. Di antara kedua negara Asia Timur itu, kata Mahathir, masih belum bisa dilupakan masa lalu yang kelam.

"Pembunuhan massal yang dilakukan tentara Jepang saat itu merupakan bagian dari praktik penjajahan. Sementara ketika RI dan Malaysia memasuki masa konfrontasi, tidak ada tindak kekerasan semacam itu," kata dia.

Selain itu, Mahathir menambahkan kedua negara memiliki potensi dan aset yang berbeda. Indonesia, kata Mahathir memiliki potensi penduduk yang besar mencapai 250 juta jiwa dan sumber daya alam berlimpah. Sementara penduduk Malaysia tidak sampai 30 juta orang.

"Oleh sebab itu, penting bagi Malaysia dan RI untuk bekerja sama, termasuk menyediakan pasar tenaga kerja dan pasar bagi kedua belah pihak," kata dia.

Ini bukan kunjungan kali pertama Mahathir ke Indonesia setelah dia tak lagi menjabat sebagai PM sejak 2003 lalu. Terakhir kali dia ke Indonesia tahun 2012 silam, saat menerima gelar doktoral kehormatan dari Universitas Negeri Solo. Usai dari Solo, Mahathir bertolak ke makam mantan Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun.(eh)

  Vivanews  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More