KOMPAS.com — Kesulitan pemenuhan kebutuhan energi bukan hanya soal keterbatasan sumber daya dan teknologi, melainkan juga soal semakin tingginya permintaan energi itu sendiri. Betapapun melimpah sumber energinya, jika tak dibarengi dengan upaya efisiensi energi, sumber daya tersebut tetap akan terbatas.
Peneliti Pusat Ilmu Komputer (Puslim) Universitas Indonesia beserta anggota tim lainnya yang bekerja sama dengan Danish International Development Assistance, Denmark, mengajak kita semua untuk mulai berhitung dengan seluruh energi yang digunakan, terutama energi listrik. Mereka mengembangkan kalkulator energi yang bisa diakses di portal www.konservasienergiindonesia.info.
Zaki Rahman dari Puslim UI, dalam presentasinya di acara peluncuran Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI), hari ini (4/3/2011) di JW Marrriot Jakarta, mengatakan, "Kalkulator energi ini bisa menghitung konsumsi energi listrik, distribusi energinya ke mana saja, dan bagian-bagian yang boros energi."
Kalkulator energi ini memiliki dua versi, sederhana dan rinci. Untuk versi sederhana, perhitungan didasarkan pada konsumsi energi listrik per jam untuk produk yang paling banyak dibeli. Sementara versi rinci menghitung berdasarkan spesifikasi alat elektronik yang dimiliki konsumen. Karenanya, versi rinci menuntut konsumen untuk tahu spesifikasi alatnya.
Pemakaian kalkulator ini sangat mudah. Untuk versi sederhana, misalnya, pengguna tinggal memasukkan data luas tanah, luas bangunan, daya listrik, jumlah alat elektronik tertentu, dan perkiraan lama pemakaiannya. Terdapat delapan kategori alat elektronik, meliputi penerangan, binatu, pendingin, pompa air, hiburan, lemari es, komputer, dan kategori lain-lain.
Begitu klik, pengguna bisa melihat hasil perhitungannya. "Perhitungan kita sajikan dalam rupiah karena sering kali, kan, orang lebih peduli dengan rupiahnya. Lalu ada juga persentase konsumsi listrik alat elektronik tertentu sehingga terlihat alat yang konsumsi listriknya paling besar. Selain itu, ada tips-tips untuk upaya penghematan," papar Zaki.
Hasil perhitungan ini tersebut bersifat perkiraan. Meskipun demikian, pengembang telah merancang sehingga perkiraan semakin tepat. "Misalnya, penggunaan AC itu kita hitung berdasarkan lama penggunaannya, bukan dayanya. Sebab AC kalau suhunya sudah sesuai, kan, dayanya lebih kecil. Lalu untuk mesin cuci, dihitung berdasarkan berapa kali mencuci," kata Zaki.
Saat ini, kalkulator energi ini masih terus dikembangkan hingga tak menutup kemungkinan adanya penyempurnaan nantinya. Total konsumsi energi rumah tangga adalah 11 persen dari total konsumsi nasional. Jadi, langkah penghematan energi di rumah akan cukup signifikan dampaknya dalam penghematan energi nasional.
• KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.