Diharapkan, 80% populasi indonesia bisa menikmati broadband murah pada tahun 2015.
VIVAnews - Industri telekomunikasi terus berkembang. Berawal dari menyediakan layanan komunikasi suara, kini layanan yang dibutuhkan oleh pelanggan adalah layanan data. Alasan inilah yang membuat Bakrie Telecom mendirikan Bakrie Connectivity pada Juni 2009.
“Kami ingin menyediakan layanan internet tercepat dan termurah,” kata kata Anindya N Bakrie, Direktur Utama Bakrie Telecom di sela acara Bakrie Telecom Media & Technology Vision 2015, di Blitz Megaplex, Jakarta, Kamis 31 Maret 2011.
Anindya menyebutkan, bersama AHA, produk milik Bakrie Connectivity, pihaknya ingin mengulang sukses Esia. “Dulu, sejak Esia masuk ke industri, 60 persen masyarakat indonesia pakai ponsel. Sebelumnya, pengguna ponsel hanya 30 persen,” ucap Anin.
Dengan Bakrie Connectivity, kami berharap 80 persen populasi Indonesia memakai internet broadband yang lebih murah dengan layanan konten yang terjangkau pada tahun 2015. Kurun waktu tersebut sama dengan Esia, yakni kurang lebih 5 tahun dari peluncurannya. Sebagai informasi, AHA sudah menjangkau 19 kota di Indonesia dan memiliki 150 ribu pelanggan.
“Produk andalan kami untuk menyediakan layanan adalah AHA link. Dengan produk ini, pelanggan dapat mengakses internet dari 5 perangkat yang memiliki fitur WiFi secara bersamaan. Karena AHA link bisa membagi akses broadband internet dengan menjadi hotspot,” kata Anin.
Selain itu, ada juga AHA Office in a Box. “Singkatnya, kantor tidak perlu lagi berbelanja perangkat server dan backbone, karena itu semua disediakan oleh AHA,” kata Anin. “Pelanggan cukup memakai jasa AHA office in a box, buah hasil kerja sama Bakrie Connectivity dengan Google,” ucapnya.
Seperti VIVAnews kabarkan sebelumnya, selain bertindak sebagai modem, produk ini juga dapat menjadi pusat hotspot Wi-Fi atau router. Jika perangkat pengguna tidak mendukung Wi-Fi, AHA Office in a Box memungkinkan akses data melalui kabel LAN.
“Saat ini kami sedang berada di tahap akhir mengakuisisi perusahaan yang bergerak di pelayanan data 4G. Prosesnya kira kira sudah 69 persen, namun belum bisa kami umumkan,” kata Anindya. “Nantinya, teknologi ini akan kami gunakan di seluruh platform dan produk kami,” ucapnya.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.