TEMPO Interaktif, Jakarta - Lapisan abu tipis kehitaman melekat pada pelat tembaga dalam tabung elektroda Plasmurator. Abu hitam itu adalah partikel logam berat yang "tersaring" Plasmurator, alat buatan Ikhsan Brilianto, Ahmed Reza, dan Andreas Diga, tiga siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta.
Alat yang terbuat dari potongan kaleng minuman, kabel tembaga, dan dinamo sepeda motor itu berfungsi mengurangi partikel dalam gas buang sepeda motor. Berbasis sistem plasma, Plasmurator--singkatan dari plasma-generator--menggunakan baling-baling untuk menghasilkan listrik. "Idenya muncul karena kami sering batuk terkena asap sepeda motor ketika sedang jalan-jalan," kata Andreas, siswa kelas XI IPA.
Untuk mengurangi dampak emisi gas buang sepeda motor, mereka mencari cara untuk meminimalisasi partikel tersebut dengan efektif dan efisien. Dari Internet, mereka mengetahui bahwa partikel bermuatan dapat ditarik medan listrik yang dihasilkan oleh generator.
"Angin dari knalpot akan menggerakkan baling-baling yang dihubungkan dengan generator dan menghasilkan listrik," kata Andreas. "Listriknya dihubungkan ke tabung berelektroda untuk menghasilkan medan listrik dan menarik partikel. Ionisasi plasma ini akan mereduksi polutan dalam gas buang kendaraan bermotor."
Inovasi Andreas dan timnya tersebut meraih juara National Young Inventor Awards 2010, pekan lalu. Karya mereka, Plasmurator, sebagai peminimalisasi emisi kendaraan bermotor yang efektif dan efisien, menyisihkan 14 finalis lain dalam kompetisi inovasi yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.
Alat yang terpasang di ujung knalpot itu dianggap sebagai karya yang memenuhi semua kriteria lomba. "Karya mereka orisinal karena menggunakan sistem ionisasi yang lebih tahan lama," kata Dr Subiyatno, ketua tim dewan juri NYIA 2010 dari LIPI. "Di pasar saat ini memang telah ada alat serupa untuk mengurangi polutan dari gas buang kendaraan bermotor, tapi alat itu menggunakan zeolit, sehingga harus sering diganti."
Selain mengantongi hadiah, tim dari SMAN 1 Yogyakarta itu memperoleh tiket untuk maju dalam kompetisi International Exhibition for Young Inventors ke-7 di Vietnam pada 16-18 Desember 2010. Mereka akan didampingi runner-up dan peraih tempat ketiga NYIA ke-3 serta dua finalis lain.
Alat penyemprot hama, Rotating Sprayer Herbicide, karya tim pelajar dari SMA Plus Negeri 17 Palembang, Sumatera Selatan, yang terdiri atas Eddy Yuristo, Reijefki Irlastua, dan Priyanka, terpilih sebagai runner-up dalam kompetisi itu. Alat tersebut bertujuan menjawab masalah hama yang dihadapi di perkebunan rakyat. "Alat semacam itu sudah ada, tapi masih manual dan jangkauannya terbatas," kata Subiyatno. "Kami memilih inovasi mereka karena alat ini lebih efisien dan menggunakan aki dari sepeda motor untuk memutar nozzle dan bisa menyemburkan herbisida dengan halus."
Sedangkan posisi ketiga diraih tiga siswi SMAN 6 Yogyakarta yang mengajukan inovasi berupa Potlangpuk (Pot Langsung Pupuk) dan Pengpuk (Lempengan Pupuk). Pot dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos ini merupakan cara baru pemberian pupuk organik yang praktis. (TJANDRA DEWI)
• TEMPOInteraktif
Menhan Sjafrie Tinjau Daerah Latihan di Nunukan, Kalimantan Utara
-
* Perisai Trisula Nusantara *
*[image:
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2024/12/1734753359124-768x512.jpg]*
*Menhan Sjafrie meninjau daerah ...
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.