Dalam rangka menindaklanjuti penjajakan revitalisasi industri pertahanan yang merupakan salah satu program dari KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), tim dari Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), Kementerian Pertahanan dan BPPT mengadakan kunjungan kerja ke PT. Boma Bisma Indra (PT.BBI) Surabaya.
Dalam acara diskusi, Direktur Utama PT. BBI, Lalak Indiyono memaparkan aktivitas dan produktivitas PT. BBI serta potensi yang dapat dikembangkan ke depan. Potensi tersebut antara lain pengembangan mesin transportasi (darat dan laut) dan mesin pembangkit listrik. Selain itu dijelaskan pula mengenai Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Fasilitas PT. BBI Surabaya. “Sedangkan saat ini PT.BBI fokus berproduksi pada peralatan pabrik seperti pressure vessels, heat exchanger dan peralatan pabrik gula”, ujar Lalak.
Dalam kesempatan ini Teguh Rahardjo, Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek memberikan arahan dan usulan wacana ke depan terkait rencana KKIP untuk revitalisasi industri pertahanan, diantaranya adalah industri mesin panser dan rantis. “Kemandirian teknologi nasional adalah suatu keniscayaan terutama untuk pertahanan dan keamanan bangsa. Oleh karena itu Kementerian Ristek selalu memperhatikan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang fokus hankam”, ujar Teguh
Selain itu, Agus Suyarso, Direktur Teknologi Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan menjelaskan kebutuhan teknologi untuk pertahanan dimana negara kita seharusnya mandiri dalam penyediaan kebutuhan pertahanan seperti panser, kapal cepat, roket, dan lain-lain. Tentunya semua harus memenuhi standar demi keamanan dan kenyamanan pengguna, tegas Agus.
Joko Purwono, Direktur Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan dan Prawoto, Kepala balai Termodinamika, Motor dan Propulsi masing-masing menjelaskan kemampuan iptek mengenai engine/motor adalah sudah bisa dikuasai oleh dalam negeri. Hanya saja perlu dukungan yang serius dalam pengembangan engine/motor dan penangan secara konsisten untuk mendukung kemandirian teknologi dan produksi engine nasional. Salah satu prasarana pendukungnya terdapat di Puspiptek berupa laboratorium yang dapat menguji kinerja dan kehandalan engine sampai dengan 600HP.
Pada pertemuan disepakati rencana pemetaan kembali potensi kemampuan sarana dan prasarana serta SDM. Kemudian diharapkan ada suatu peta rencana ke depan pengembangan PT.BBI dalam mendukung skema program revitalisasi industri pertahanan termasuk dorongan dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan dan BPPT.
Pada kesempatan tersebut turut hadir dalam Tim Ristek Erry Ricardo (Asisten Deputi Produktivitas Riptek Industri), Ahmad Dading (Asisten Deputi Relevansi Program Riptek), dan Hendro Wicaksono (Kepala Bidang Riptek Industri Manufaktur). Sedangkan dari Tim BPPT turut hadir Purwoadi (Kepala Balai Mesin Perkakas dan Otomasi), sedangkan dari Kemenhan Edi Sulistiyadi.
Rombongan kemudian melakukan kunjungan ke Shop Bar Engine PT.BBI Surabaya. (dep-rpi/humasristek)
• Ristek
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.