Petani merawat tanaman sayuran di sekitar sumur panas bumi (geothermal), kawasan dataran tinggi Dieng, Desa Karang Tengah, Batur, Banjarnegara, Jateng, Kamis (13/9). Energi tersebut dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan karena tidak ada pembakaran sehingga tidak mempengaruhi emisi udara dan sumber air sekitarnya. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Bandung | Peresmian Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit V Kamojang dengan kapasitas 30 MegaWatt yang dibangun Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan bentuk optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan.
"Proyek dari Pertamina Geothermal Energy ini bagian dari tekad Pertamina mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, terutama panas bumi," kata Direktur Hulu Pertamina, Muhammad Husen, di PGE Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Sabtu.
Husen mengatakan, Pertamina menyambut baik penugasan dari pemerintah untuk segera memanfaatkan energi panas bumi yang sangat besar potensinya di Indonesia.
Selain peresmian pembangunan PLTP Kamojang Unit V, juga dilakukan peresmian pengembangan lapangan panas bumi Lahendong untuk suplai uap ke PLTP Unit 4 Lahendong oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik.
PLTP Unit V Kamojang yang dikelola PGE merupakan pengembangan dari empat unit PLTP yang sudah ada dengan kapasitas terpasang saat ini 200 MW. Diharapkan Unit V dapat mulai beroperasi pada akhir 2014 dan menambah kapasitas terpasang sebesar 30 MW.
Lokasi PLTP Unit V Kamojang berdampingan dengan lokasi PLTP Unit IV Kamojang pada lahan seluas 3,85 hektar, yang terletak 42 km sebelah tenggara Kota Bandung atau 23 sebelah Barat Laut kota Garut.
Pembangkit pertama di Kamojang mulai beroperasi pada 1982 dengan kapasitas sebesar 30 MW.
PGE juga terus melanjutkan pengembangan lapangan panas bumi di Lahendong, Sulawesi Utara, dan pengembangan itu untuk pasokan uap ke PLTP Unit IV Lahendong yang dioperasikan PT PLN (Persero) dengan kapasitas terpasang 20 MW.
Lahendong seluas 12 km persegi, memiliki sumber daya sekitar 300 MW dengan cadangan terbuktikan sebesar 80 MW, dan merupakan pendukung pasokan listrik di Sulawesi Utara, yang 40 persen diantaranya bersumber dari energi panas bumi.
Dalam kesempatan itu pula, Wacik mengatakan, "Mengembangkan energi baru dan terbarukan merupakan prioritas utama, BBM untuk listrik makin langka dan mahal."
Jero mengatakan, energi panas bumi di Indonesia masih belum seluruhnya dikerjakan, sementara potensi energi bersumber dari panas bumi mencapai 29.000 Mega Watt atau 40 persen dari total potensi panas bumi di dunia.
Selama ini pemakaian bahan bakar fosil masih menempati peringkat pertama penyedia listrik di Tanah Air. Untuk membiayai pembelian bahan bakar itu, saban tahun APBN tergerus secara signifikan; sementara potensi dari energi terbarukan selain berbasis bahan bakar fosil membentang jelas di depan mata.
"Sebelumnya masih empat persen saja yang sudah dikembangkan, dari potensi 40 persen yang ada, namun sekarang sudah mulai meningkat menjadi enam persen, dan saya harap bisa terus ditingkatkan," ujar Wacik.(V003)
Energi terbarukan prioritas Kementerian ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, energi baru dan terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan prioritas utama yang harus dikembangkan mengingat potensi Indonesia sangat besar.
"Mengembangkan energi baru dan terbarukan merupakan prioritas utama, BBM yang digunakan untuk membangkitkan listrik semakin langka dan mahal," kata Jero Wacik saat memberikan sambutan peresmian PLTP di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Sabtu.
Jero mengatakan, energi panas bumi di Indonesia masih belum seluruhnya dikerjakan, sementara potensi energi bersumber dari panas bumi mencapai 29.000 megawatt atau 40 persen dari total potensi panas bumi di dunia.
"Sebelumnya masih empat persen saja yang sudah dikembangkan, dari potensi 40 persen yang ada, namun sekarang sudah mulai meningkat menjadi enam persen, dan saya harap bisa terus ditingkatkan," ujar Jero.
Dengan potensi yang sangat besar tersebut, lanjut Jero, pihaknya menginginkan adanya optimalisasi dari energi baru dan terbarukan seperti energi panas bumi.
"Saya harapkan Pertamina segera mengembangkan pembangunan unit-unit yang lain baik di Kamojang maupun lokasi lain di Indonesia dan tidak perlu untuk menunggu waktu yang lama," tambah Jero.
Jero menegaskan, saat ini kebutuhan listrik terus naik, oleh karena itu tidak ada cara lain dengan mengembangkan potensi sumber energi baru dan terbarukan.
"Kalau dahulu ada hambatan terkait masalah hutan dan tarif, namun sekarang sudah terselesaikan dan diharapkan bisa terus dikembangkan," ujar Jero.
Pembangkit PLTP Kamojang Unit V yang merupakan pengembangan dari empat unit PLTP sebelumnya, akan mulai beroperasi pada tahun 2014 mendatang.
Kapasitas yang terpasang di Kamojang adalah 200MW, dan pengembangan PLTP Kamojang Unit V dan Lahendong merupakan bagian dari proyek 10.000MW tahap dua.(V003/S023)
• Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.