Bandung | Institut Teknologi Bandung tak ikut “berlomba” dalam pembuatan mobil listrik massal karya sendiri. Daripada bekerja sama langsung dengan industri, ITB menyerahkan purwarupa mobil setrum ke proyek Mobil Listrik Nasional (Molina).
Wakil Rektor Bidang Riset ITB Wawan Gunawan mengatakan, ITB punya purwarupa mobil listrik. Mobil itu dirancang satu platform namun bisa dipakai untuk beragam jenis kendaraan. Misalnya untuk mobil keluarga, angkut barang, dan berkursi empat. “Sekarang semua jenis itu sedang ditingkatkan pemakaiannya,” katanya kepada Tempo, Kamis, 10 Januari 2013.
ITB melakukan riset jangka panjang untuk baterai mobil listrik yang andal. Hasilnya nanti, ujar Wawan, akan diserahkan ke pemerintah untuk diproduksi massal. Tahapan itu bagi ITB menjadi masalah karena kampus sulit berbisnis langsung dengan industri.
Wawan mencontohkan kesulitan itu dari pengalaman riset inovasi ITB tentang upgrading coal yang sanggup meningkatkan kalor batubara muda. Saat ditawarkan ke industri tambang batubara, posisi ITB tak bisa sebagai mitra bisnis. “ITB mau dikasih lahan (tambang batubara) sampai 40 persen, tapi kalau usahanya rugi ITB diminta ikut menanggung. Ya kami tidak bisa,” katanya.
Proyek Mobil Listrik Nasional dibentuk oleh pemerintah medio 2012 lalu dengan koordinator Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kajian dan purwarupa proyek itu melibatkan 5 kampus, yaitu UI, ITB, UGM, UNS, ITS, serta BPPT dan LIPI. Beberapa mobil listrik dari lembaga tersebut sudah dipamerkan ke publik tahun lalu.
• Tempo.Co
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.