blog-indonesia.com

Sabtu, 16 Oktober 2010

Ilmuwan dari 10 Negara Bertemu di Serpong

Ilustrasi (ANTARA/REUTERS/Jim Young)

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 60 pakar ilmu material dari 10 negara akan bertemu dan bertukar pengalaman dalam "International Conference Materials Science and Technology (ICMST) 2010" yang digelar di Puspiptek, Serpong, Banten, pada 19-21 Oktober 2010.

"Di zaman teknologi maju ini, kehidupan tak bisa lagi lepas dari ilmu material. Handphone sampai kendaraan sangat tegantung dari kemajuan ilmu material. Kami akan membicarakan berbagai kemajuan dalam ilmu material dalam pertemuan ini," kata Kepala Bidang Bahan Industri Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dr. Evvy Kartini di Serpong, Banten, Jumat.

Pakar dari 10 negara tersebut antara lain penemu material penyimpan hidrogen Prof Craig M Jensen dari USA, Prof Dr Masatoshi Arai dari Jepang, Dr Robert Robinson dari Australia, Prof BVR Chowdari dari Singapura, serta ilmuwan lainnya dari Jerman, Belanda, India, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Sedangkan dari dalam negeri juga akan hadir 150 pakar dan ilmuwan yang akan berbicara terkait ilmu material serta para akademisi yang berasal lebih dari 30 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Peserta yang akan hadir merupakan ilmuwan di bidang material, fisika, teknik kimia, metalurgi, serta memiliki spesialisasi nanoteknologi, struktur material, desain material, polimer, karet, tekstil, biosensor, dan lain-lain.

"Kita sering tak sadar bahwa barang-barang yang kita pakai yang semakin lama semakin kecil, ringan dan banyak keunggulan itu merupakan hasil dari temuan-temuan ilmu material, kita bisa lihat handphone kita dengan baterainya yang makin tipis, ringan, dan tahan lama," kata Ketua Panitia hajatan tersebut.

Ilmuwan penemu penghantar listrik berbahan gelas dengan teknik hamburan netron itu menyayangkan, masyarakat Indonesia masih dalam taraf menjadi konsumen, tanpa tahu teknologi apa saja yang ada dalam barang-barang yang dipakainya.

Pertemuan ini, lanjut dia, sangat penting untuk bertukar pengalaman tentang berbagai temuan mutakhir di dunia di bidang teknologi material dan tempat para ilmuwan Indonesia memublikasikan karyanya ke dunia internasional.

Ia mengatakan, pertemuan ini rutin digelar sejak 1996 yang disebut Pertemuan Ilmiah IPTEK Bahan (PIIB) dan diselenggarakan dua tahun sekali. Ini adalah pertemuan ke tujuh yang digelar dan ditingkatkan ke taraf internasional dengan mengundang para pakar dari luar negeri.

Evvy mengemukakan dibutuhkannya diplomasi sains untuk menggelar suatu pertemuan ilmiah besar dengan keterbatasan biaya.

"Para profesor tersebut bersedia datang untuk menyalurkan ilmunya dengan biaya transportasi dan akomodasi sendiri atau dari lembaganya. Saya sangat senang mereka mau menerima undangan kami," kata pakar nuklir yang namanya sering beredar di sejumlah jurnal internasional itu. (*)(T.D009/R009)


ANTARAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More