Di Tender Internasional[Reuters] ○
Industri galangan kapal merupakan salah satu industri yang jarang mendapat sorotan dari pemerintah. Industri yang harusnya berjaya di negara maritim, kini goyah diterpa persaingan industri kapal global.
Para pelaku industri galangan kapal mengaku sulit bersaing di kancah internasional. Ini karena kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan potensi usaha galangan kapal.
"Kita bicara tentang industri maritim campur tangan negara dalam industri itu di Indonesia dilepas sendiri," ujar Direktur Utama PT Krakatau Shipyard, Askan Naim, saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Selain itu, bunga pinjaman di dalam negeri untuk tambahan modal juga dinilai terlalu tinggi, sehingga menyulitkan para pelaku usaha untuk mengembangkan industri galangan kapal. Besaran bunga pinjaman perlu ditekan guna meningkatkan produktivitas industri tersebut.
"Bunga kita 4% sampai 5% saja kalo di maritim, Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund) kecil sekali. Kapal itu harus dilihat sebagai bagian dari infrastruktur. Kalau,sudah diangap sebagai bagian infrastruktur, campur tangan negara wajib itu," tutur Askan.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Bandung Bismono, menambahkan perlunya pembebasan bea masuk terhadap komponen-komponen kapal. Pembebasan bea masuk ini bertujuan untuk mengembangkan industri kapal dalam negeri.
"Bea masuk untuk komponen kapal kalau bisa dinolkan saja supaya berkembang," ujar Bandung.
Selama ini industri galangan kapal hanya bergantung pada komponen impor. Sebelumnya ada industri komponen kapal dalam negeri, namun karena pertumbuhan industri yang lesu maka satu persatu produksi komponen kapal buatan Indonesia gulung tikar.
"Kalau pendukungnya masih impor kita bisa apa? Kalau dalam negeri dikasih proyek terus kita tumbuh. Di Tegal dulu bisa begitu produksi jendela kapal, Kuningan kita bisa bikin. Tapi karena nggak ada proyek, kita mati semua industri itu," pungkas Bandung. (wdl/wdl)
Industri galangan kapal merupakan salah satu industri yang jarang mendapat sorotan dari pemerintah. Industri yang harusnya berjaya di negara maritim, kini goyah diterpa persaingan industri kapal global.
Para pelaku industri galangan kapal mengaku sulit bersaing di kancah internasional. Ini karena kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan potensi usaha galangan kapal.
"Kita bicara tentang industri maritim campur tangan negara dalam industri itu di Indonesia dilepas sendiri," ujar Direktur Utama PT Krakatau Shipyard, Askan Naim, saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Selain itu, bunga pinjaman di dalam negeri untuk tambahan modal juga dinilai terlalu tinggi, sehingga menyulitkan para pelaku usaha untuk mengembangkan industri galangan kapal. Besaran bunga pinjaman perlu ditekan guna meningkatkan produktivitas industri tersebut.
"Bunga kita 4% sampai 5% saja kalo di maritim, Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund) kecil sekali. Kapal itu harus dilihat sebagai bagian dari infrastruktur. Kalau,sudah diangap sebagai bagian infrastruktur, campur tangan negara wajib itu," tutur Askan.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Bandung Bismono, menambahkan perlunya pembebasan bea masuk terhadap komponen-komponen kapal. Pembebasan bea masuk ini bertujuan untuk mengembangkan industri kapal dalam negeri.
"Bea masuk untuk komponen kapal kalau bisa dinolkan saja supaya berkembang," ujar Bandung.
Selama ini industri galangan kapal hanya bergantung pada komponen impor. Sebelumnya ada industri komponen kapal dalam negeri, namun karena pertumbuhan industri yang lesu maka satu persatu produksi komponen kapal buatan Indonesia gulung tikar.
"Kalau pendukungnya masih impor kita bisa apa? Kalau dalam negeri dikasih proyek terus kita tumbuh. Di Tegal dulu bisa begitu produksi jendela kapal, Kuningan kita bisa bikin. Tapi karena nggak ada proyek, kita mati semua industri itu," pungkas Bandung. (wdl/wdl)
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.