Komandan Skuadron Udara 4 Malang Mayor Tio Hutapea (kanan) mengemudikan
pesawat hujan buatan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu
(29/9/2012). Dari kaca kokpit, terlihat awan dengan energi besar yang
bisa membuat pesawat terbang mengalami updraft atau naik secara
tiba-tiba.
Palangkaraya — Pesawat penyemai hujan
buatan yang beroperasi di Kalimantan Tengah mengalami turbulensi saat
memasuki ruang hampa udara, membuat hampir semua awak terempas. Energi
yang besar di dalam awan membuat pesawat mengalami updraft atau naik secara tiba-tiba.
Kopilot
Letnan Satu (Pnb) Deharday Nugraha Gaffar di Palangkaraya menceritakan,
peristiwa itu terjadi pada Jumat (28/9/2012). Pesawat lepas landas
sekitar pukul 13.00 dari Bandar Udara (Bandara) Tjilik Riwut,
Palangkaraya, dengan tujuan Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau,
Kalimantan Tengah.
Hingga sekitar 30 menit mengangkasa,
penerbangan berjalan normal. Sebanyak 12 kru dan pendukung, antara lain
dua pilot, dua staf Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
dan tiga penabur garam, berada dalam pesawat itu. Pesawat mengudara
pada ketinggian 12.500 kaki.
"Energi yang menyebabkan updraft
tak bisa terlihat mata. Seketika saja pesawat mengalami guncangan
hebat. Kejadian sangat singkat, hanya satu atau dua detik. Namun, energi
itu cukup membuat para awak terlempar, bahkan kru yang sedang duduk
ikut terempas," tutur Deharday, Sabtu (29/9/2012) di Palangkaraya.
Hanya
pilot dan kopilot yang posisinya tak berubah karena mengenakan sabuk
pengaman. Beberapa kru mengalami mual dan pusing. Pilot berhasil
menguasai keadaan dan pesawat kembali stabil. Para kru pun tetap
melanjutkan tugasnya.
"Syukurlah tidak ada kru yang cedera. Pesawat kemudian mendarat sekitar pukul 14.00," kata Deharday.
Komandan
Skuadron Udara 4 Malang Mayor Pnb Tio Hutapea yang ikut dalam
penerbangan tersebut menjelaskan, guncangan merupakan risiko yang harus
dihadapi. "Awan biasanya dihindari. Tapi, dalam pelaksanaan hujan
buatan, awan justru harus didatangi dan ditaburi garam untuk
menghasilkan hujan," ungkapnya.
© KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.