Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan teknologi pakan ternak berbasis limbah lokal yang diberi nama Urea Molases Multi Nutrian Blok (UMMB).

Limbah yang terdiri atas berbagai jenis tersebut dicampur dedak dan tetes tebu kemudian dipadatkan akan merangsang kerja ruman (pencernaan) sapi sehingga lebih efektif.

"Dengan selera makan yang tinggi, sapi bisa menyantap makanan apa saja termasuk makanan kering. Dengan begitu sapi akan cepat gemuk," kata Ketua Tim UMMB Fakultas Peternakan Unhas Prof Latif Toleng di Bantaeng, Kamis.

Saat memperkenalkan teknologi pakan perangsang selera makan sapi hasil kerjasama Unhas dengan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) kepada Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di Kelurahan Tanah Loe, Kecamatan Gantarangkeke, Bantaeng, Prof Latif mengaku teknologi pakan ini sudah diuji coba di berbagai tempat di Bantaeng.

"Kebetulan Pemda Bantaeng, mulai dari Bupati, Camat hingga Lurah dan peternaknya sangat respon sehingga kami melakukan percobaan di daerah ini," ujarnya.

Ia kemudian mengemukakan kegiatan pembinaan yang dilakukan terhadap peternak untuk membuat formula pakan yang dapat diolah sendiri dan bahannya berada di sekitar peternak.

"Mungkin yang harus didatangkan hanya tetes tebu dari Pabrik Gula," tutur Latif yang didampingi sejumlah timnya.

Selain teknologi pakan UMMB yang dapat meningkatkan berat badan sapi dalam waktu singkat, Fakultas Peternakan Unhas juga mempersiapkan teknologi yang dapat memperpendek jarak kelahiran.

"Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami juga akan mendatangkan teknologi yang dapat memperpendek jarak kelahiran. Mungkin hanya tiga bulan setelah melahirkan, sapi betina sudah bisa bunting lagi," ujarnya.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik pengembangan teknologi ternak tersebut. "Saya senang karena peternak juga sudah berorientasi bisnis dibuktikan dengan adanya kompetisi meningkatkan berat badan," ujarnya.

Peternak sudah mengerti bahwa setiap peningkatan berat badan itu berarti terjadi peningkatan rupiah. Karena itu, ia berharap teknologi tersebut secepatnya dialirkan kepada peternak.

"Bila para peternak sudah menguasai teknologinya, ke depan Bantaeng akan menjadi pemasok sapi berkualitas," tambah Nurdin Abdullah yang berharap setiap kelompok petani ternak sudah harus memiliki timbangan sendiri agar dapat memantau perkembangan berat badan sapinya.

Peternak lebih cepat paham bila melihat langsung tata cara pembuatan pakannya dibandingkan disuruh berfikir," ucap Bupati Bantaeng. (HK/F003)


Antaranews