Penghargaan terhadap peneliti di Indonesia dengan negara tetangga, sangat jauh.
Penghargaan terhadap peneliti di Indonesia dengan negara tetangga, misalnya Malaysia, sangat jauh. Di negeri tersebut, peneliti bisa mendapat gaji sampai 10 kali lipat dibanding di Indonesia. (Dok pribadi)
VIVAnews - Dengan kondisi kesejahteraan peneliti saat ini yang masih kurang, penelitian di Indonesia mengalami tantangan yang semakin besar. Namun demikian, apapun kondisi yang terjadi, penelitian harus terus berjalan.
Sebagai gambaran, perbedaan penghargaan terhadap peneliti di Indonesia dengan Malaysia, bisa dibilang sangat jauh. “Di Malaysia, perhatian terhadap peneliti tercermin dalam jumlah gaji yang membuat mereka nyaman dalam menjalankan aktivitas risetnya,” kata Fatimah Z S. Padmadinata pada VIVAnews, 26 Oktober 2011.
Di Malaysia, kata Fatimah, yang merupakan salah satu peneliti bisa mendapatkan gaji sampai 10 kali lipat dibanding peneliti di Indonesia.
Sebagai gambaran saja, kata Fatimah, penghasilan peneliti tingkat eselon IA di LIPI untuk gaji pokoknya mencapai sekitar Rp2,8 juta setelah terpotong beberapa iuran. Dengan jabatan tersebut, total tunjangan yang diterima sekitar Rp5,5 juta per bulan.
Selain gaji, reward untuk peneliti yang diwacanakan oleh Kemenristek berupa kesempatan untuk menimba ilmu dalam forum internasional maupun training kompetensi, menurut Fatimah, hal ini juga perlu untuk mendukung kualitas peneliti di Indonesia. Namun, Fatimah mengingatkan, masalah kesejahteraan peneliti juga harus diperhatikan.
Fatimah mengaku, ada beberapa koleganya yang pindah ke negara lain karena beberapa alasan. Salah satunya kesejahteraan yang tidak mencukupi untuk menopang kehidupan rumah tangga maupun menopang penelitian. “Betul, karena tidak bisa memenuhi kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Manajemen organisasi, kata Fatimah menjadi salah satu masalah yang ikut memberikan kondisi kesejahteraan peneliti di Indonesia. “Itu sangat menentukan,” sambungnya.
Untungnya, kata Fatimah, masih ada peluang bagi peneliti untuk mendapatkan kesejahteraan yakni di bidang lain. “Sektor industri menjadi salah satu alternatif bagi para peneliti untuk mengembangkan penelitian sekaligus mendapatkan kesejahteraan,” kata Fatimah. “Potensi ke sana terbuka. Ini jadi peluang tambahan,” ucapnya. (eh)
•
VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.