blog-indonesia.com

Senin, 17 Oktober 2011

Musisi Tolak Penghentian Layanan RBT

Tenni Purwanti-Para musisi
melakukan jumpa pers di Hard Rock Cafe, EX Plaza, Jakarta, Senin (17/11/2011) untuk menyatakan penolakan pemutusan sementara layanan RBT.


JAKARTA, KOMPAS - Rencana operator telekomunikasi yang akan menghentikan layanan SMS premium termasuk Ring Back Tone (RBT) tepat pukul 00.00 besok (18/10/2011) menuai protes dari kalangan musisi.

Meski hanya sementara, pemutusan layanan RBT akan mematikan industri musik karena kini 80 persen penghasilan industri musik berasal dari RBT. Hari ini para musisi menemui Komisi I DPR dan menyatakan penolakan akan kebijakan tersebut.

"Kami mendesak agar pemerintah bisa menghentikan rencana BRTI dan operator yang akan menghentikan layanan RBT karena RBT tidak ada hubungannya dengan SMS premium yang menyedot pulsa," jelas Piyu, gitaris band PADI dalam jumpa pers di Hard Rock Cafe, Jakarta, Senin (17/10/2011) usai bertemu dengan Komisi I DPR.

Atas pernyataan penolakan tersebut rencananya BRTI akan dipanggil Komisi I DPR malam ini pukul 18.00 WIB. Musisi yang hadir dalam jumpa pers adalah musisi yang bertemu dengan Komisi I DPR yakni Erdian Aji (Anji), Piyu PADI, Melly Goeslaw, Giring Nidji, Pasha Ungu, Badai Kerispatih, Maia Estianty, dan Slank.

Anji, mantan vokalis band Drive mengungkapkan, maraknya pembajakan terhadap karya musik membuat musisi tak lagi dapat bergantung kepada penjualan fisik seperti kaset atau CD. RBT adalah satu-satunya jalan yang masih bisa menghidupkan industri musik. "Saat ini untuk menjual 10 ribu keping saja sudah luar biasa, padahal kami dulu bisa menjual hingga satu-dua juta keping," ungkapnya.

Sedangkan Melly Goeslaw menyoroti masalah legalitas RBT. Menurutnya, RBT adalah penjualan musik yang paling aman karena ada hak cipta, paten, dan regulasi yang jelas di dalamnya yang tidak bisa dicampuradukkan dengan kasus penyimpangan SMS premium.

"Meski sementara, tapi selama dihentikan, siapa pihak yang dirugikan? Semuanya. Pemerintah tidak dapat pemasukan pajak, musisi tidak dapat royalti, operator juga merugi. Menutup layanan RBT bukan penyelesaian yang tepat," ujar Melly. Giring Nidji menambahkan, saat bertemu Komisi I DPR para musisi diterima dengan baik dan penolakan mereka sudah didengar.

"Kami harap, sebelum jam 12 malam ini, rencana penutupan itu sudah digagalkan," tutur Giring. Ia juga menyoroti poin tweet yang di-posting Menkominfo Tifatul Sembiring pagi ini dan berharap Tifatul bisa mempertanggungjawabkan pernyataannya bahwa RBT tidak akan benar-benar ditutup.

Piyu menambahkan, ia mengetahui bahwa layanan SMS premium yang lain seperti layanan perbankan dan perdagangan berjangka tidak ditutup oleh pemerintah. "Kami ingin RBT juga masuk ke dalam pengecualian yang tidak ditutup itu. Kami tidak tahu sampai kapan layanan ini akan ditutup, tidak ada kepastian," ungkap Piyu.

Setelah jumpa pers, rencananya para musisi masih akan bertemu BRTI sebelum BRTI bertemu dengan Komisi I DPR.


KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More