PT Len Industri (Persero) mengirimkan 734 unit alat komunikasi Radio VHF Manpack tipe LenVDR10-MP berikut perlengkapannya untuk TNI Angkatan Darat yang siap dioperasikan ke semua batalyon di Indonesia dari Aceh hingga Papua.
"Jadi alhamdulillah 734 unit Radio Manpack tipe LenVDR10-MP dan kita akan deliver bertahap. Hari ini sekitar 400 unit dan sisa sekian unit dikirim pada hari Rabu mendatang (2/12), sekaligus mulai pengetesan," kata Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Abraham Mose, di Bandung, Senin.
Pihaknya mengaku bangga bisa diberikan kesempatan pertama kalinya oleh TNI AD untuk membuat alat komunikasi radio VHF tersebut karena selama ini untuk memenuhi kebutuhan alat komunikasi itu, TNI AD masih mengimpor dari Perancis.
Ia menuturkan pengerjaan kontrak pembuatan alat komunikasi Radio VHF LendVRDR10-MP itu membutuhkan waktu yang cukup singkat yakni sekitar tujuh bulan darii Mei hingga November 2015.
"Namun ada sedikit masalah dikontruksinya. Ini waktu yang relatif singkat, tapi alhamdulillah kita bisa komit dan untuk kami diberikan kesempatan sehingga hari ini bisa mengirimkan 734 unit secara bertahap," kata dia.
Seluruh software, brainware, desain/kontruksi dari alat komunikasi Radio VHF LenVDR10-MP tersebut dibuat di dalam negeri.
"Memang untuk komponen, ini problem nasional kalau bicara produk elektronik dari luar karena industrinya belum ada di Indonesia. Kurang lebih (50 persen komponen impor) dan nilai kontraknya relatif masih kecil yakni Rp 66 miliar," ujar dia.
Proses produksi radio udah menggunakan mesin Surface Mount Technology atau SMT yakni teknologi terkini yang digunakan untuk memasang komponen elektronik ke permukaan PCB.
Dengan adanya teknologi SMT, peralatan atau gadget elektronik saat ini sudah dapat didesain dengan ukuran yang lebih kecil karena mesin SMT memiliki kemampuan yang dapat memasangkan chip yang berukuran kecil hingga 0,4 mm x 0,2 mm (Chip SMD resistor 0402) dengan kecepatan sangat tinggi.
Selain itu, dalam kontrak juga terdapat ToT (Transfer of Technology) antara PT Len dengan TNI di mana Len akan melakukan transfer teknologi kepada Bengkel Pusat Perhubungan TNI AD, di bawah koordinasi Direktor Perhubungan Darat yakni tempat pemeliharaan semua perangkat komunikasi di TNI AD.
Berkomunikasi Tanpa Terlacak Radio VHF manpack LenVDR10-MP (Len, Dislitbangad) ★
Lebih Lanjut Abraham Mose mengatakan alkom Radio VHF LenVDR10-MP tersebut memiliki beberapa kelebihan seperti sistem komunikasi digitalnya didesain dan dibuat sendiri algoritmanya oleh Len dan diperkuat dengan sistem kemanan baik dari segi transec (transceiver security) dan comsec (communication security) yang telah dikembangkan sejak lama oleh para teknisi Len.
Ia menambahkan dari segi transec, LenVDR10-MP sudah menerapkan teknologi hopping 100 hop/second, artinya dalam satu detik komunikasi terjadi perubahan frekuensi 100 kali. "Iya itu (berkomunikasi tanpa terlacak) karena hoppingnya 100 hop per second jadi 100 kali hop dalam satu detik. Sedangkan dari segi comsec LenVDR10-MP ini telah menggunakan enkripsi daya berbasis AES 128," kata dia.
Sementara itu, Wakil Direktur Perhubungan TNI AD Kolonel Chb Sonny W Pondaag menambahkan pihaknya menyampaikan rasa terima kasih karena bisa bekerjasama dengan PT Len Industri (Persero) dalam pembuatan alat komunikasi Radio VHF LenVDR10-MP tersebut.
"Dan alkom radion ini sudah diuji coba di medan hutan karet, dan sudah cukup bagus dan membanggakan dan karena seperti yang dilaporkan tadi hoppingnya 100 hopping per detiknya," kata Sonny.
"Jadi alhamdulillah 734 unit Radio Manpack tipe LenVDR10-MP dan kita akan deliver bertahap. Hari ini sekitar 400 unit dan sisa sekian unit dikirim pada hari Rabu mendatang (2/12), sekaligus mulai pengetesan," kata Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Abraham Mose, di Bandung, Senin.
Pihaknya mengaku bangga bisa diberikan kesempatan pertama kalinya oleh TNI AD untuk membuat alat komunikasi radio VHF tersebut karena selama ini untuk memenuhi kebutuhan alat komunikasi itu, TNI AD masih mengimpor dari Perancis.
Ia menuturkan pengerjaan kontrak pembuatan alat komunikasi Radio VHF LendVRDR10-MP itu membutuhkan waktu yang cukup singkat yakni sekitar tujuh bulan darii Mei hingga November 2015.
"Namun ada sedikit masalah dikontruksinya. Ini waktu yang relatif singkat, tapi alhamdulillah kita bisa komit dan untuk kami diberikan kesempatan sehingga hari ini bisa mengirimkan 734 unit secara bertahap," kata dia.
Seluruh software, brainware, desain/kontruksi dari alat komunikasi Radio VHF LenVDR10-MP tersebut dibuat di dalam negeri.
"Memang untuk komponen, ini problem nasional kalau bicara produk elektronik dari luar karena industrinya belum ada di Indonesia. Kurang lebih (50 persen komponen impor) dan nilai kontraknya relatif masih kecil yakni Rp 66 miliar," ujar dia.
Proses produksi radio udah menggunakan mesin Surface Mount Technology atau SMT yakni teknologi terkini yang digunakan untuk memasang komponen elektronik ke permukaan PCB.
Dengan adanya teknologi SMT, peralatan atau gadget elektronik saat ini sudah dapat didesain dengan ukuran yang lebih kecil karena mesin SMT memiliki kemampuan yang dapat memasangkan chip yang berukuran kecil hingga 0,4 mm x 0,2 mm (Chip SMD resistor 0402) dengan kecepatan sangat tinggi.
Selain itu, dalam kontrak juga terdapat ToT (Transfer of Technology) antara PT Len dengan TNI di mana Len akan melakukan transfer teknologi kepada Bengkel Pusat Perhubungan TNI AD, di bawah koordinasi Direktor Perhubungan Darat yakni tempat pemeliharaan semua perangkat komunikasi di TNI AD.
Berkomunikasi Tanpa Terlacak Radio VHF manpack LenVDR10-MP (Len, Dislitbangad) ★
Lebih Lanjut Abraham Mose mengatakan alkom Radio VHF LenVDR10-MP tersebut memiliki beberapa kelebihan seperti sistem komunikasi digitalnya didesain dan dibuat sendiri algoritmanya oleh Len dan diperkuat dengan sistem kemanan baik dari segi transec (transceiver security) dan comsec (communication security) yang telah dikembangkan sejak lama oleh para teknisi Len.
Ia menambahkan dari segi transec, LenVDR10-MP sudah menerapkan teknologi hopping 100 hop/second, artinya dalam satu detik komunikasi terjadi perubahan frekuensi 100 kali. "Iya itu (berkomunikasi tanpa terlacak) karena hoppingnya 100 hop per second jadi 100 kali hop dalam satu detik. Sedangkan dari segi comsec LenVDR10-MP ini telah menggunakan enkripsi daya berbasis AES 128," kata dia.
Sementara itu, Wakil Direktur Perhubungan TNI AD Kolonel Chb Sonny W Pondaag menambahkan pihaknya menyampaikan rasa terima kasih karena bisa bekerjasama dengan PT Len Industri (Persero) dalam pembuatan alat komunikasi Radio VHF LenVDR10-MP tersebut.
"Dan alkom radion ini sudah diuji coba di medan hutan karet, dan sudah cukup bagus dan membanggakan dan karena seperti yang dilaporkan tadi hoppingnya 100 hopping per detiknya," kata Sonny.
♆ Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.