Drone Solo buatan 3D Robotics yang telah diluncurkan di Indonesia, Senin, 14 Desember 2015. (CNN Indonesia/Trisno Heriyanto) ☆
Penggunaan pesawat nirawak atau Drone memang belakangan kian populer. Perangkat ini mulai banyak digunakan karena memang harganya yang kian terjangkau, dan kemampuannya yang mulai meluas.
Para petualang, fotografer atau penyuka olah raga ekstrem kini banyak yang memanfaatkan drone untuk mengambil gambar. Bahkan tak sedikit perusahaan tambang ikut menggunakan pesawat nirawak tersebut.
Dengan beragam fungsinya, drone seperti itu dipercaya cocok di Indonesia. Selain punya banyak penduduk, Indonesia juga memiliki banyak pemandangan alam dan industri tampang yang diprediksi akan memerlukan drone dalam waktu dekat.
“Indonesia adalah pasar drone paling potensial di kawasan Asia Tenggara,” kata Eli Mosselle, Direktur Halo Robotics yang memasarkan drone Solo buatan 3D Robotics (3DR).
Solo adalah drone pintar yang diklaim 3DR sebagai yang pertama di dunia. Produsen asal Amerika Serikat ini juga yakin bahwa Solo adalah drone yang paling mudah digunakan oleh siapa saja, bahwa mereka yang masih baru belajar.
“Solo adalah pintar pertama di dunia, drone ini memiliki dua komputer yang beroperasi secara terpisah,” kata Colin Guinn, Chieft Revenue Officer 3DR.
Fungsi komputer pada drone tersebut bermacam-macam, salah satunya adalah mempermudah proses penerbangan dan pengambilan gambar saat di udara. Contohnya saat proses lepas landas.
Umumkan menerbangkan drone akan beberapa proses sebelum pesawat nirawak itu terbang, tapi di Solo pengguna hanya perlu menekan satu tombol untuk membuat drone terbang dari posisi diam. Begitu juga saat mendarat.
Begitu juga untuk mengambil gambar dengan satu objek yang sudah ditentukan. Solo punya mode yang disebut Watch Me untuk proses pengambilan gambar ala film Hollywood.
“Biasanya untuk bisa merekam video seperti di film akan butuh waktu belajar selama setahun, tapi dengan Solo semua orang bisa,” Guinn melanjutkan.
Solo pertama kali dipasarkan di Amerika Utara pada April 2015, produk ini akhirnya diperluas hingga ke pasar Eropa beberapa pekan setelah perjualan perdananya. Indonesia menjadi pasar Solo pertama di Asia.
Selain dijual secara online, drone Solo juga akan dipasarkan di jaringan Electronic City dengan harga Rp 16,9 juta. Tapi itu belum termasuk 3 Axis Gimbal dan kamera. (eno/tyo)
Penggunaan pesawat nirawak atau Drone memang belakangan kian populer. Perangkat ini mulai banyak digunakan karena memang harganya yang kian terjangkau, dan kemampuannya yang mulai meluas.
Para petualang, fotografer atau penyuka olah raga ekstrem kini banyak yang memanfaatkan drone untuk mengambil gambar. Bahkan tak sedikit perusahaan tambang ikut menggunakan pesawat nirawak tersebut.
Dengan beragam fungsinya, drone seperti itu dipercaya cocok di Indonesia. Selain punya banyak penduduk, Indonesia juga memiliki banyak pemandangan alam dan industri tampang yang diprediksi akan memerlukan drone dalam waktu dekat.
“Indonesia adalah pasar drone paling potensial di kawasan Asia Tenggara,” kata Eli Mosselle, Direktur Halo Robotics yang memasarkan drone Solo buatan 3D Robotics (3DR).
Solo adalah drone pintar yang diklaim 3DR sebagai yang pertama di dunia. Produsen asal Amerika Serikat ini juga yakin bahwa Solo adalah drone yang paling mudah digunakan oleh siapa saja, bahwa mereka yang masih baru belajar.
“Solo adalah pintar pertama di dunia, drone ini memiliki dua komputer yang beroperasi secara terpisah,” kata Colin Guinn, Chieft Revenue Officer 3DR.
Fungsi komputer pada drone tersebut bermacam-macam, salah satunya adalah mempermudah proses penerbangan dan pengambilan gambar saat di udara. Contohnya saat proses lepas landas.
Umumkan menerbangkan drone akan beberapa proses sebelum pesawat nirawak itu terbang, tapi di Solo pengguna hanya perlu menekan satu tombol untuk membuat drone terbang dari posisi diam. Begitu juga saat mendarat.
Begitu juga untuk mengambil gambar dengan satu objek yang sudah ditentukan. Solo punya mode yang disebut Watch Me untuk proses pengambilan gambar ala film Hollywood.
“Biasanya untuk bisa merekam video seperti di film akan butuh waktu belajar selama setahun, tapi dengan Solo semua orang bisa,” Guinn melanjutkan.
Solo pertama kali dipasarkan di Amerika Utara pada April 2015, produk ini akhirnya diperluas hingga ke pasar Eropa beberapa pekan setelah perjualan perdananya. Indonesia menjadi pasar Solo pertama di Asia.
Selain dijual secara online, drone Solo juga akan dipasarkan di jaringan Electronic City dengan harga Rp 16,9 juta. Tapi itu belum termasuk 3 Axis Gimbal dan kamera. (eno/tyo)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.