PT Lion Air dan PT Dirgantara Indonesia menyepakati rencana pembelian 100 unit pesawat N219 produksi PTDI. Pesawat ini akan melengkapi koleksi maskapai Lion yang rencananya akan mencapai 1.000 unit pesawat.
Manajer Komunikasi PTDI, Sonny Saleh Ibrahim, Rabu 14 Agustus 2013 menuturkan, Dirut PTDI, Budi Santoso, didampingi Direktur Teknologi PTDI, Andi Alisjahbana, telah melakukan pertemuan dengan CEO Lion Air Rusdi Kirana pasca Lebaran baru-baru ini. "Airline itu berencana memiliki 1.000 pesawat, di mana 100 di antaranya N219 yang memiliki kapasitas 19 kursi dan multiguna," kata Sonny.
Harga jual N219 per unit berkisar US$4,5 juta sampai US$5 juta. PTDI sudah merintis pengembangan N219 sejak 2007 lalu. Dua unit prototipe dan proses sertifikasi direncanakan selesai 2015. Produksi serial pertama sebanyak empat unit diharapkan selesai pada 2016. Setelah itu kapasitas produksi akan dinaikkan menjadi 12 unit per tahun. "Jadi unit ke-100 akan selesai pada tahun 2024," ujar Sonny. Nantinya, kandungan lokal pada awal produksi N219 mencapai 40 persen, setelah 30 unit ditingkatkan menjadi 60 persen. Kandungan impor yang 40 persen meliputi mesin, avionik, radar, radio dan elektronik. Dengan demikian PTDI diharapkan memberikan lapangan usaha ke industri domestik lebih besar daripada jenis-jenis pesawat PTDI yang lain.
Kerjasama PTDI dengan Lion Air, ujar Sonny, rencananya akan diformalkan saat acara Harteknas Kemristek yang berlangsung Agustus ini.
Manajer Komunikasi PTDI, Sonny Saleh Ibrahim, Rabu 14 Agustus 2013 menuturkan, Dirut PTDI, Budi Santoso, didampingi Direktur Teknologi PTDI, Andi Alisjahbana, telah melakukan pertemuan dengan CEO Lion Air Rusdi Kirana pasca Lebaran baru-baru ini. "Airline itu berencana memiliki 1.000 pesawat, di mana 100 di antaranya N219 yang memiliki kapasitas 19 kursi dan multiguna," kata Sonny.
Harga jual N219 per unit berkisar US$4,5 juta sampai US$5 juta. PTDI sudah merintis pengembangan N219 sejak 2007 lalu. Dua unit prototipe dan proses sertifikasi direncanakan selesai 2015. Produksi serial pertama sebanyak empat unit diharapkan selesai pada 2016. Setelah itu kapasitas produksi akan dinaikkan menjadi 12 unit per tahun. "Jadi unit ke-100 akan selesai pada tahun 2024," ujar Sonny. Nantinya, kandungan lokal pada awal produksi N219 mencapai 40 persen, setelah 30 unit ditingkatkan menjadi 60 persen. Kandungan impor yang 40 persen meliputi mesin, avionik, radar, radio dan elektronik. Dengan demikian PTDI diharapkan memberikan lapangan usaha ke industri domestik lebih besar daripada jenis-jenis pesawat PTDI yang lain.
Kerjasama PTDI dengan Lion Air, ujar Sonny, rencananya akan diformalkan saat acara Harteknas Kemristek yang berlangsung Agustus ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.