Jakarta (ANTARA News) - Permasalahan pokok nelayan bagan tancap di Perairan Sungsang Sumatera Selatan masih berkutat pada masalah produktivitas hasil tangkapan.
Nelayan, tentunya ingin hasil produksinya selalu meningkat minimal fluktuasinya kecil.
Di sinilah pentingnya pihak peneliti untuk mendesain inovasi teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan hasil tangkapan nelayan bagan tancap yang selama ini masih terbatas dan tradisional.
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penelitian teknologi responsible light fishing dirancang dan didesain meliputi pendeteksian suara ikan dengan metode akustik, dan pengukuran kondisi pasang surut secara digital melalui sensor suara.
Teknologi ini juga meliputi perbaikan teknik penangkapan menggunakan pengujian kap lampu dan aplikasi solar panel sebagai sumber energi.
Riset teknologi ini dilakukan dalam dua tahap selama dua tahun. Tahap pertama difokuskan untuk rancang bangun alat seperti hydrophome, modifikasi kap lampu petromak dan solar panel, serta digital pasang surut.
Kemudian dilakukan evaluasi kinerja alat melalui beberapa uji coba dan exsperimental fishing.
Modifikasi kap lampu petromak
Modifikasi kap lampu petromak dilakukan pada tahap awal yaitu membuat kap lampu petromak dengan 3 sudut berbeda 900, 1050 dan 1200.
Ketiga model tersebut diaplikasikan di tiga unit penangkapan bagan tancap selama tiga hari.
Lampu petromak tanpa modifikasi yang biasa digunakan nelayan setempat digunakan sebagai kontrol atau pembanding.
Dalam uji coba lapangan (experimental fishing) tentunya banyak kelemahan karena sulitnya mengendalikan faktor lingkungan.
Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa dasar seperti komponen dan ukuran alat tangkap bagan tancap yang digunakan serta ketrampilan nelayan dalam mengoperasikannya relatif sama, tingkat ketelitian dalam pengamatan dan pengukuran data relatif sama, dan penyebaran ikan merata di perairan lokasi penelitian sepanjang malam sehingga memberikan peluang yang sama untuk tertangkap.
Desain percobaan ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) satu faktor yaitu perbedaan intensitas cahaya lampu petromak yang dihasilkan dari modifikasi sudut petromak.
Setelah diukur dengan tiga kali ulangan ternyata rata-rata intensitas cahaya yang dihasilkan dari sudut kap lampu petromak 900, 1050 dan 1200 masing-masing adalah 330 cd, 318 cd, 268 cd.
Sedangkan lampu petromak yang digunakan sebagai kontrol memiliki intensitas cahaya 127 cd.
Hasil data tangkapan tersebut kemudian dianalisis dan menunjukkan bahwa sudut kap lampu petromak 1050 dengan intensitas cahaya 318 cd memiliki respon terbaik terhadap hasil tangkapan ikan teri pada unit penangkapan bagan tancap.
Hasil penelitian awal ini tentunya cukup menggembirakan karena dengan sedikit modifikasi, biaya relatif murah dan mudah dilakukan ternyata mampu meningkatkan hasil tangkapan nelayan bagan.
(advertorial)
(Antara)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.