Bandung - Desain prototipe mobil listrik ITB yang seperti minibus, terlihat berbeda dari kendaraan yang beredar di jalan pada umumnya.
Bagian kap depannya sedikit maju untuk peralatan komponen listrik. ”Konsepnya senaja dibuat feminim,” kata desainer mobil itu, Martinus, Ahad, 12 Agustus 2012.
Menurut dosen Desain Produk Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, rancangan bentuk mobil berangkat dari hasil riset dan survei tentang karakter pasar. »Ternyata pembeli lebih mementingkan tampilan visual dan keserbagunaan kendaraan,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan riset desain produk, lebih dari 70 persen pengambil keputusan membeli mobil berada di tangan perempuan, yaitu ibu atau istri. ”Laki-laki juga penting, buat bayar mobilnya,” kata dia. Karena itu, tampilan contoh mobil listrik ITB sengaja dibuat feminim.
Desain yang dibuat sejak Maret hingga Mei lalu itu melibatkan 9 dosen, mahasiswa, dan alumni Desain Produk ITB. Rancangannya juga memenuhi selera pasar tentang mobil serbaguna.
Platform kendaraan dari bagian depan hingga belakang dibuat tunggal, namun bisa dipakai untuk 14 jenis mobil, misalnya pick up, double cabin berkursi 4, hingga sedan.
Menariknya, pemakai mobil listrik itu bisa membongkar pasang seluruh pilarnya, mulai dari pintu, atap, hingga dek belakang menjadi kendaraan yang diinginkan. ”Bisa dibongkar pasang seperti mainan Lego. Konsep mobil seperti ini belum ada," katanya.
Nantinya, pemakai mobil listrik itu harus berurusan dengan penggantian surat-surat kendaraan jika ingin mengubah mobilnya dari pick up menjadi sedan, atau sebaliknya.
Kecuali, kata Martinus, pemerintah mau memberikan kebijakan khusus untuk mobil seperti rancangannya. ”Sekarang orang kan kalau mau ganti bentuk atau fungsi mobil, harus ganti mobil semuanya atau beli, kalau ini bisa dilepas pasang,” ujarnya.
Menurut Martinus, mobil listrik ITB itu belum diberi nama. Mahasiswa sementara menamakannya sebagai Si Jalak. Rencananya pada 30 Agustus mendatang, mobil itu bersama purwarupa mobil listrik lainnya akan dipamerkan kepada Presiden SBY. ”Tempatnya di Istana Negara atau Gedung Merdeka (Bandung), ”katanya.
(Tempo.Co)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.