Hanya saja proses renegosiasi dengan dua perusahaan itu perlu dirampungkan terlebih dahulu
Pemerintah mendorong dua perusahaan pertambangan besar hasil kontrak
karya, PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara untuk
melepaskan sebagian sahamnya ke publik melalui penawaran saham perdana
(initial public offering/IPO). IPO diperlukan agar rakyat Indonesia bisa
ikut memiliki kedua perusahaan tersebut.
"IPO itu karena kita ingin memperkuat pasar modal kita. Masa ada sumber mineral di tanah air kita sendiri, tapi tidak IPO disini. Kalau IPO disini pasar modal kita meningkat, jadi lebih kuat," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hata Rajasa ketika menggelar open house Lebaran di kediamannya di Jakarta, Minggu (19/8).
Hatta mengaku, dalam pertemuan dengan manajemen kedua perusahaan tersebut, telah muncul persetujuan untuk menggelar IPO. Hanya saja, tambah Hatta, proses renegosiasi dengan dua perusahaan itu perlu dirampungkan terlebih dahulu sebelum sahamnya mulai ditawarkan kepada publik Tanah Air.
"Renegosiasi kita harapkan dalam tahun ini selesai karena semua sudah menginginkan. Sekarang ini renegosiasinya beda, kalau dulu kan renegosiasi dan kita kehilangan 51% divestasi, kalau sekarang kita ingin royalti naik, IPO, lahan sebagian dikembalikan ke negara, smleter dibangun, dan local content meningkat," harap Hatta.
"IPO itu karena kita ingin memperkuat pasar modal kita. Masa ada sumber mineral di tanah air kita sendiri, tapi tidak IPO disini. Kalau IPO disini pasar modal kita meningkat, jadi lebih kuat," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hata Rajasa ketika menggelar open house Lebaran di kediamannya di Jakarta, Minggu (19/8).
Hatta mengaku, dalam pertemuan dengan manajemen kedua perusahaan tersebut, telah muncul persetujuan untuk menggelar IPO. Hanya saja, tambah Hatta, proses renegosiasi dengan dua perusahaan itu perlu dirampungkan terlebih dahulu sebelum sahamnya mulai ditawarkan kepada publik Tanah Air.
"Renegosiasi kita harapkan dalam tahun ini selesai karena semua sudah menginginkan. Sekarang ini renegosiasinya beda, kalau dulu kan renegosiasi dan kita kehilangan 51% divestasi, kalau sekarang kita ingin royalti naik, IPO, lahan sebagian dikembalikan ke negara, smleter dibangun, dan local content meningkat," harap Hatta.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.