Pesawat Regio Prop akan mulai menjelajah langit pada 2018.
Ilham Habibie |
Ide untuk membangkitkan kembali pesawat N-250 melalui pesawat Regio Prop ternyata sudah dimulai sejak 2004. Pesawat Regio Prop itu diharapkan mulai menjelajah langit pada 2018.
Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Akbar Habibie, menjelaskan, pada akhir 2004, perusahaannya melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan donasi sebesar US$200 ribu untuk mengkaji kembali pesawat N-250 dari Islamic Development Bank (IDB).
"Studi berlangsung 1,5 tahun dan selesai pada awal 2006 untuk membangkitkan kembali N-250," kata Ilham saat berbincang dengan VIVAnews di kantornya, Jakarta.
"Pesawat itu harus banyak yang diubah, dan karena kami lihat tidak sama dengan yang lama, sehingga harus diberikan nama baru agar persepsi orang tidak melihatnya sebagai barang lama," tuturnya.
Pada waktu itu, dia menambahkan, Ilthabi Rekatama mempekerjakan konsultan asal Amerika Serikat untuk mensurvei pasar pesawat turboprop. Hasilnya, pada waktu itu, pasar sangat positif dengan kehadiran pesawat turboprop baru, mengingat pesawat-pesawat sejenis masih menggunakan model lama seperti Dash-8 dan ATR72.
Survei pada waktu itu, menurut Ilham, menunjukkan bahwa pesawat propeller berkapasitas 50-70 penumpang sangat diminati. Namun, dengan perkembangan waktu, minat pasar akan bergeser ke pesawat propeller berkapasitas 70-90 penumpang.
"Studi tersebut menyatakan pada 2004 ke atas, yang menarik adalah pesawat prop based dengan seat 50-70 penumpang," ujarnya. "Kalau kami melakukan hal yang sama pada 2012, hasilnya beda. Karena hasilnya beda, seat-nya diubah menjadi 70 hingga 90 penumpang," tuturnya.
Dalam rentang waktu 2006-2012, Ilham melanjutkan, Ilthabi Rekatama fokus mencari dana untuk membangun pesawat Regio Prop. Karena untuk mendesain dan membangun sebuah pesawat propeller baru membutuhkan dana hingga US$500 juta.
Ia menargetkan, pada 2013, perusahaan sudah mulai penuh bekerja dan dalam waktu lima tahun mendatang, Regio Prop sudah mulai diproduksi. "Kami masih menggalang dana dan akan mulai full kerja pada 2013. Maka itu, pada 2018, Regio Prop sudah dapat diproduksi," tutur Ilham. (art)
Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Akbar Habibie, menjelaskan, pada akhir 2004, perusahaannya melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan donasi sebesar US$200 ribu untuk mengkaji kembali pesawat N-250 dari Islamic Development Bank (IDB).
"Studi berlangsung 1,5 tahun dan selesai pada awal 2006 untuk membangkitkan kembali N-250," kata Ilham saat berbincang dengan VIVAnews di kantornya, Jakarta.
"Pesawat itu harus banyak yang diubah, dan karena kami lihat tidak sama dengan yang lama, sehingga harus diberikan nama baru agar persepsi orang tidak melihatnya sebagai barang lama," tuturnya.
Pada waktu itu, dia menambahkan, Ilthabi Rekatama mempekerjakan konsultan asal Amerika Serikat untuk mensurvei pasar pesawat turboprop. Hasilnya, pada waktu itu, pasar sangat positif dengan kehadiran pesawat turboprop baru, mengingat pesawat-pesawat sejenis masih menggunakan model lama seperti Dash-8 dan ATR72.
Survei pada waktu itu, menurut Ilham, menunjukkan bahwa pesawat propeller berkapasitas 50-70 penumpang sangat diminati. Namun, dengan perkembangan waktu, minat pasar akan bergeser ke pesawat propeller berkapasitas 70-90 penumpang.
"Studi tersebut menyatakan pada 2004 ke atas, yang menarik adalah pesawat prop based dengan seat 50-70 penumpang," ujarnya. "Kalau kami melakukan hal yang sama pada 2012, hasilnya beda. Karena hasilnya beda, seat-nya diubah menjadi 70 hingga 90 penumpang," tuturnya.
Dalam rentang waktu 2006-2012, Ilham melanjutkan, Ilthabi Rekatama fokus mencari dana untuk membangun pesawat Regio Prop. Karena untuk mendesain dan membangun sebuah pesawat propeller baru membutuhkan dana hingga US$500 juta.
Ia menargetkan, pada 2013, perusahaan sudah mulai penuh bekerja dan dalam waktu lima tahun mendatang, Regio Prop sudah mulai diproduksi. "Kami masih menggalang dana dan akan mulai full kerja pada 2013. Maka itu, pada 2018, Regio Prop sudah dapat diproduksi," tutur Ilham. (art)
3 komentar:
Pak Ilham, saya bersedia menyumbang 1 juta rupiah. Mudah2an ada 5 juta orang yg menyusul.
Pak , sya mengumbang 2 juta .........no reknya pak.
pak saya yakin kalau seluruh rakyat indonesia diberi pemahaman dan diyakinkan, mereka bisa menyumbang pak Ilham,org indonesia banyak yang kaya, sampai uangnya tdk tau diapakan, biasanya PNS ( yang jabatanya kepala dinas keatas) tabungannya berlimpah. diyakinkan saja pak,nanti kalau pesawatnya sudah jadi dan terjual dibagikan keuntungan bersama uang pokoknya, jadi sifatnya investasi jangka panjang. saya juga mau pak nyumbang, bpk sebagai penerus BJ.Habibie bantulah beliau wujudkanlah impian Bpk BJ Habibie agar karyanya bisa dikenang sepanjang masa sebagai Pakarnya Indonesia dibidang pembuatan Pesawat Changgih. Maju terus pak Ilham.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.