Ilustrasi Pisang |
JAKARTA--MICOM: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan pisang varietas baru yang unggul hasil penyilangan antara pisang madu dari Sumatra Barat dengan pisang liar Musa acuminata colla var malaccensis.
"Hasilnya pisang ini akan enak dari segi rasa, tampilan bagus, besar dalam arti satu tandan berisi bertumpuk-tumpuk pisang, namun tahan terhadap hama layu Fusarium dan hama lainnya," kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Dr Witjaksono di Jakarta, Selasa (19/6).
Hal itu seusai berdiskusi dengan pakar bioteknologi tanaman tropis dari Queensland University of Technology yang juga merupakan Direktur the Centre for Tropical Crops and Biocommodities
Australia.
Saat ini pihaknya masih terus mencari indukan sampai semua sifat unggul pisang berkumpul di indukan yang terpilih nanti. Namun diperkirakan hasilnya baru bisa dinikmati 5-10 tahun lagi.
Pisang merupakan tanaman buah-buahan tropis beriklim basah dan bersifat monokarpik, yakni hanya sekali berbuah dan sesudah berbuah mati. Tapi, karena bersifat merumpun, pisang mampu terus bertahan.
Ada ratusan jenis pisang, namun di Indonesia hanya sekitar 20 jenis pisang yang dikenal masyarakat yang kebanyakan kultivarnya diploid dan triploid.
"Jika pisang yang dikembangkan dari tetraploid seperti pisang madu dan pisang liar yang diploid menjadi pisang yang triploid, kami akan bisa mengembangkan pasar pisang Indonesia," ujarnya.
Deputi Kepala LIPI bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Dr Endang Sukara mengatakan, pisang merupakan salah satu komoditas yang mendapat prioritas untuk dikembangkan karena sangat potensial memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. (Ant/OL-5)
"Hasilnya pisang ini akan enak dari segi rasa, tampilan bagus, besar dalam arti satu tandan berisi bertumpuk-tumpuk pisang, namun tahan terhadap hama layu Fusarium dan hama lainnya," kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Dr Witjaksono di Jakarta, Selasa (19/6).
Hal itu seusai berdiskusi dengan pakar bioteknologi tanaman tropis dari Queensland University of Technology yang juga merupakan Direktur the Centre for Tropical Crops and Biocommodities
Australia.
Saat ini pihaknya masih terus mencari indukan sampai semua sifat unggul pisang berkumpul di indukan yang terpilih nanti. Namun diperkirakan hasilnya baru bisa dinikmati 5-10 tahun lagi.
Pisang merupakan tanaman buah-buahan tropis beriklim basah dan bersifat monokarpik, yakni hanya sekali berbuah dan sesudah berbuah mati. Tapi, karena bersifat merumpun, pisang mampu terus bertahan.
Ada ratusan jenis pisang, namun di Indonesia hanya sekitar 20 jenis pisang yang dikenal masyarakat yang kebanyakan kultivarnya diploid dan triploid.
"Jika pisang yang dikembangkan dari tetraploid seperti pisang madu dan pisang liar yang diploid menjadi pisang yang triploid, kami akan bisa mengembangkan pasar pisang Indonesia," ujarnya.
Deputi Kepala LIPI bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Dr Endang Sukara mengatakan, pisang merupakan salah satu komoditas yang mendapat prioritas untuk dikembangkan karena sangat potensial memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. (Ant/OL-5)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan varietas pisang unggul. Varietas pisang unggul tersebut diperoleh dengan menyilangkan pisang madu dengan pisang emas.
“Jika pisang madu berhasil disilangkan dengan pisang emas maka akan mendapatkan varietas pisang baru yang kualitas unggul baik dari segi rasa, ukuran ,dan tahan lama terhadap hama terutama hama,” kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi, Dr Witjaksono, Selasa (19/6).
Witjaksono mengatakan pisang Indonesia berdasarkan data dari FAO tahun 2010 menduduki peringkat No 6 di dunia. Melihat hal tersebut maka potensi pengembangan penelitian pisang Indonesia untuk mendapatkan varietas pisang yang unggul cukup besar.
“Jika pisang yang dikembangkan dari tetraploid menjadi triploid maka akan bisa mengembangkan pasar pisang Indonesia,” ujar Witjaksono.
Witjaksono menjelaskan pengembangan varietas pisang unggul Indonesia saat ini dilakukan dengan persilangan antar pisang untuk mendapatkan parental (indukan) pisang yang hanya memiliki sifat-sifat unggul.
“Saat ini sedang membuat indukan yang bagus dengan persilangan agar sifat bagus digabung jadi satu. Jadi, ditemukan induk pisang baru yang tidak hanya ukurannya bagus tapi juga tahan terhadap hama,” jelas Witjaksono.
Wakil Kepala LIPI, Endang Sukara, mengatakan penelitian tentang pisang tidak hanya terbatas pada penemuan varietas unggul saja, tapi juga kemudian akan dikembangkan untuk diversifikasi pangan.
“Indonesia memiliki banyak tanaman yang menyimpan karbohidrat tidak hanya pada akar atau batang tapi juga di dalam buah. Salah satunya adalah pisang. Hanya saja kita masih minim dalam teknologi untuk mengolah bagian tanaman lain yang mengandung karbohidrat menjadi bahan pangan yang dapat dikonsumsi,” ujar Endang.
Endang menambahkan terdapat banyak jenis pisang di Indonesia. Hal itu dapat menjadi potensi yang besar untuk diolah terutama dalam rangka diversifikasi pangan. "Pisang di Indonesia sangat besar variasi diversitynya. Potensi yang besar untuk diversifikasi pangan,” kata Endang.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.