"Saya belum tentu beli ATR dan Q-400 tapi kalau Garuda pasti terjadi."
ATR 72-500 Wings Air |
VIVAnews - Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk berencana membeli 50 pesawat ATR-72 dan Q-400. Pembelian pesawat ini direncanakan untuk melayani rute-rute pendek dan sulit di tanah air.
"Saya belum tentu beli ATR dan Q-400, tetapi kalau Garuda yang bicara pasti akan terjadi. Paling cepat, semester pertama tahun depan," kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar di Garuda City, Cengkareng-Banten, Kamis 28 Juni 2012.
Menurutnya, dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah, tentunya daerah-daerah di Indonesia akan berkembang.
Padahal, tambah Emisyah, saat ini jumlah pesawat di Indonesia baru mencapai 300-400 unit. Sedangkan kebutuhan pelanggan semakin meningkat dari waktu ke waktu. "Kita melihat ke depan, besar sekali pasarnya," ungkapnya.
Ia menegaskan, Garuda tidak berupaya untuk mematikan pasar maskapai BUMN lainnya yang sudah melayani rute-rute daerah sulit. Dia hanya mengaku bahwa perseroan hanya melengkapi rute penerbangan yang telah ada sebelumnya.
"Kita ini perusahaan terbuka, pemerintah cuma punya 69 persen saham, sisanya kan masyarakat, keputusan ada di pemegang saham," tegasnya.
Kendati demikian, Emirsyah belum bersedia menyebutkan kebutuhan dana untuk membeli pesawat itu. Ia hanya menuturkan bahwa sepanjang tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$200 juta.
Diungkapkan juga, pembelian pesawat baling-baling turboprop ATR-72 dan Q400 ini untuk merambah rute-rute kecil sebagai pengumpan (feeder) bagi pesawat yang lebih besar seperti Bombardier CRJ-1000 atau B737-800 NG.
Penjajakan pembelian itu, akan dilakukan pada saat dirinya akan mengunjungi pameran kedirgantaraan Franborough Airshow Inggris pada Juli 2012 mendatang.
Untuk pesawat ATR-72 ini, maskapai Lion Air sudah membeli 60 unit ATR-72 seri 500 dan 600 yang diperuntukkan bagi Wings Air, anak usahanya. Satu unit ATR-72 dihargai US $ 16,5 juta-US$ 20 juta.
Lion Air membeli 27 unit pesawat ATR 72-600s dari pabrikan ATR asal Prancis senilai US$610 juta pada ajang Singapore Airshow, Februari 2012. Sebelumnya, maskapai ini juga sudah memborong 33 unit ATR, sehingga genap menjadi 60 unit hingga akhir 2014.
Pesawat ATR ini akan melayani penerbangan Wings Air, untuk rute pendek di bawah 1 jam masa tempuh. Pesawat ini akan dijadikan fedeer penerbangan Lion Air jenis Boeing 737-900 ER yang akan dioperasikan dari hub di Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Batam, Makassar, Ambon, dan Manado.
• VIVAnews
"Saya belum tentu beli ATR dan Q-400, tetapi kalau Garuda yang bicara pasti akan terjadi. Paling cepat, semester pertama tahun depan," kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar di Garuda City, Cengkareng-Banten, Kamis 28 Juni 2012.
Menurutnya, dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah, tentunya daerah-daerah di Indonesia akan berkembang.
Padahal, tambah Emisyah, saat ini jumlah pesawat di Indonesia baru mencapai 300-400 unit. Sedangkan kebutuhan pelanggan semakin meningkat dari waktu ke waktu. "Kita melihat ke depan, besar sekali pasarnya," ungkapnya.
Ia menegaskan, Garuda tidak berupaya untuk mematikan pasar maskapai BUMN lainnya yang sudah melayani rute-rute daerah sulit. Dia hanya mengaku bahwa perseroan hanya melengkapi rute penerbangan yang telah ada sebelumnya.
"Kita ini perusahaan terbuka, pemerintah cuma punya 69 persen saham, sisanya kan masyarakat, keputusan ada di pemegang saham," tegasnya.
Kendati demikian, Emirsyah belum bersedia menyebutkan kebutuhan dana untuk membeli pesawat itu. Ia hanya menuturkan bahwa sepanjang tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$200 juta.
Diungkapkan juga, pembelian pesawat baling-baling turboprop ATR-72 dan Q400 ini untuk merambah rute-rute kecil sebagai pengumpan (feeder) bagi pesawat yang lebih besar seperti Bombardier CRJ-1000 atau B737-800 NG.
Penjajakan pembelian itu, akan dilakukan pada saat dirinya akan mengunjungi pameran kedirgantaraan Franborough Airshow Inggris pada Juli 2012 mendatang.
Untuk pesawat ATR-72 ini, maskapai Lion Air sudah membeli 60 unit ATR-72 seri 500 dan 600 yang diperuntukkan bagi Wings Air, anak usahanya. Satu unit ATR-72 dihargai US $ 16,5 juta-US$ 20 juta.
Lion Air membeli 27 unit pesawat ATR 72-600s dari pabrikan ATR asal Prancis senilai US$610 juta pada ajang Singapore Airshow, Februari 2012. Sebelumnya, maskapai ini juga sudah memborong 33 unit ATR, sehingga genap menjadi 60 unit hingga akhir 2014.
Pesawat ATR ini akan melayani penerbangan Wings Air, untuk rute pendek di bawah 1 jam masa tempuh. Pesawat ini akan dijadikan fedeer penerbangan Lion Air jenis Boeing 737-900 ER yang akan dioperasikan dari hub di Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Batam, Makassar, Ambon, dan Manado.
• VIVAnews
Garuda Yakin Kalahkan Singapore Airlines
JAKARTA, KOMPAS.com — PT Garuda Indonesia optimistis bisa mengalahkan maskapai penerbangan Singapore Airlines. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia, sekaligus Ketua INACA, Emirsyah Satar.
Dalam mendorong potensi Garuda, Emirsyah Satar percaya kepada timnya untuk bisa bekerja lebih maksimal. Strategi utama Garuda agar bisa menjadi maskapai nomor satu dengan cara bekerja keras. "Pokoknya apa yang terjadi di Garuda merupakan hasil kerja keras semua orang di Garuda," kata Emirsyah di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (27/6/2012).
Emir juga mengatakan, dalam waktu dekat Garuda akan tumbuh berkembang jauh dari sebelumnya. "Garuda ke depannya kita besar lagi,"ungkap Emirsyah Satar.
Sebagai penerbangan bintang empat, Garuda kini sudah sejajar dengan 32 perusahaan penerbangan dunia, seperti Air France Perancis, JAL Jepang, Dragonair Hongkong, Qantas Australia, dan Korean Air Korea. Garuda sudah keluar dari jajaran bintang tiga, seperti Canadian Air Kanada, Royal Brunei, dan Saudian Airlines Arab Saudi, serta 116 perusahaan penerbangan lainnya. (Adiatmaputra Fajar Pratama)
1 komentar:
Seandainya proyek N250 dan N2130 Jalan ... kita sudah memakai produk lokal ya pak. bisa dilihat kebutuhan 100 pesawat komersil ini sangat berguna untuk Indonesia Mandiri ... Modal/Utang yang besar sudah bisa kembali, malah kemungkinan tahun kedepan tinggal menghitung laba ... Sayang Mega Proyek di Negeri Ini seakan hilang tanpa ada yang berani memulainya...
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.