Salah satu pemaparan pihak Italia ke LAPAN, yaitu bidang - bidang yang digeluti Leonardo Company ●
Rabu (17/05), di Ruang Pamer Hasil litbang, Kantor LAPAN Pusat, Jakarta, pimpinan LAPAN menerima kunjungan Kedubes Italia bersama dengan perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan dan antariksa. Mereka adalah Alessandro Garbellini (Kedubes Italia), Pietro Bruno (Leonardo), Claudio Serafini (e-geos - Telespazio), serta Enrico Russo dan Alessandro Areso (Agenzia Spaziale Italiana - ASI).
Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin menyambutnya, didampingi Deputi Bidang Penginderaan Jauh, Dr. Orbita Roswintiarti, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer, Afif Budiyono, dan Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum, Christianus R. Dewanto.
Kunjungan Tim Italia bermaksud untuk menjajaki peluang kerja sama pihaknya dengan LAPAN. Pertemuan dibuka dengan pemaparan kompetensi utama LAPAN oleh Kepala LAPAN. Dalam presentasinya, ia mengawali penjelasan tentang program LAPAN terkait pengembangan sistem pendukung keputusan yang dikenal dengan Decision Support System (DSS) di bidang antariksa dan atmosfer.
Beberapa sistem informasi disampaikan antara lain pemanfaatan aplikasi Space Weather Information and Forecast Service (SWIFtS), sistem pemantauan sampah antariksa secara realtime, sistem pemantauan bencana hidrometeorologi dengan menggunakan Satellite Disaster Early warning System (SADEWA), pemanfaatan Sistem Embaran Maritim (SEMAR) untuk panduan nelayan dalam mencari ikan dan pemantauan keamanan wilayah laut, serta penjelasan terkait keterlibatan LAPAN dalam The International Space Environment Service (ISES).
Kepala LAPAN juga mengenalkan salah satu produk hasil litbang LAPAN di bidang satelit dengan menunjukkan hasil pemantauan Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB. Sesuai misinya, satelit tersebut mendukung pemantauan wilayah perairan Indonesia dengan muatan Automatic Identification System (AIS). Gunanya, salah satunya untuk pengawasan illegal fishing. Untuk pemanfaatan sistem ini LAPAN secara konsisten bekerja sama dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Thomas juga menyampaikan pengembangan roket LAPAN secara mandiri. Dipaparkan pula pengembangan teknologi penerbangan terkait program pesawat terbang N219, N245, sampai dengan N270. LAPAN juga mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak.
Untuk meningkatkan kompetensinya, LAPAN juga menjalin kerja sama di tingkat internasional, antara lain dengan CNES - Perancis, JAXA - Jepang, dan Cina. “Saat ini, kami juga sedang membangun observatorium nasional di Kupang yang ditujukan untuk pengamatan astronomi para peneliti internasional,” jelasnya.
Pihak Italia menanggapinya dengan memaparkan berbagai bidang yang digeluti e-geos, Leonardo, dan ASI. Leonardo diakui sebagai perusahaan teknologi tinggi di tingkat dunia di bidang penerbangan, pertahanan, dan keamanan. Produknya yaitu helikopter, pesawat terbang, aerostruktur, kendaraan peluncur luar angkasa, serta sistem informasi keamanan laut dan darat.
Perusahaan ini piawai dalam kegiatan peluncuran roket dan pengorbit kendaraan luar angkasa. Beberapa contoh program utamanya yaitu misi Galileo, COSMO-Skymed, Copernicus, SICRAL, ATHENA-FIDUS, Rosetta, Exomars, dan pengelolaan Bandar Antariksa Internasional. Kegiatannya bergerak di bidang telekomunikasi, observasi bumi, navigasi, ilmu pengetahuan, dan penjelajahan ruang angkasa.
Alesandro menyatakan bahwa pihaknya berkeinginan untuk membuka peluang kerja sama dengan LAPAN. Salah satunya kerja sama peningkatan kapasitas SDM dengan pertukaran ilmu pengetahuan. “Kami selaku penghubung dengan beberapa universitas di Italia sangat terbuka bagi LAPAN jika ingin memanfaatkannya,” tuturnya.
Kepala LAPAN menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. “Kami dapat memanfaatkan program Kemenristekdikti untuk Pendidikan Non Gelar (PNG) Riset Pro dengan estimasi waktu pendidikan mulai dua minggu sampai dengan tiga bulan,” ungkapnya. Sementara Orbita berharap, pihaknya dapat menjalin kerja sama di bidang penginderaan jauh untuk pengoperasian stasiun bumi, serta pengolahan data dan aplikasinya.
Kedua pihak akan memperdalam lagi peluang tersebut ke dalam ruang lingkup yang akan dikaji kemudian. Termasuk, menindaklanjutinya dengan mengusulkan ke pemerintah untuk upaya penyusunan payung kerja sama kedua negara.
Rabu (17/05), di Ruang Pamer Hasil litbang, Kantor LAPAN Pusat, Jakarta, pimpinan LAPAN menerima kunjungan Kedubes Italia bersama dengan perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan dan antariksa. Mereka adalah Alessandro Garbellini (Kedubes Italia), Pietro Bruno (Leonardo), Claudio Serafini (e-geos - Telespazio), serta Enrico Russo dan Alessandro Areso (Agenzia Spaziale Italiana - ASI).
Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin menyambutnya, didampingi Deputi Bidang Penginderaan Jauh, Dr. Orbita Roswintiarti, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer, Afif Budiyono, dan Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum, Christianus R. Dewanto.
Kunjungan Tim Italia bermaksud untuk menjajaki peluang kerja sama pihaknya dengan LAPAN. Pertemuan dibuka dengan pemaparan kompetensi utama LAPAN oleh Kepala LAPAN. Dalam presentasinya, ia mengawali penjelasan tentang program LAPAN terkait pengembangan sistem pendukung keputusan yang dikenal dengan Decision Support System (DSS) di bidang antariksa dan atmosfer.
Beberapa sistem informasi disampaikan antara lain pemanfaatan aplikasi Space Weather Information and Forecast Service (SWIFtS), sistem pemantauan sampah antariksa secara realtime, sistem pemantauan bencana hidrometeorologi dengan menggunakan Satellite Disaster Early warning System (SADEWA), pemanfaatan Sistem Embaran Maritim (SEMAR) untuk panduan nelayan dalam mencari ikan dan pemantauan keamanan wilayah laut, serta penjelasan terkait keterlibatan LAPAN dalam The International Space Environment Service (ISES).
Kepala LAPAN juga mengenalkan salah satu produk hasil litbang LAPAN di bidang satelit dengan menunjukkan hasil pemantauan Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB. Sesuai misinya, satelit tersebut mendukung pemantauan wilayah perairan Indonesia dengan muatan Automatic Identification System (AIS). Gunanya, salah satunya untuk pengawasan illegal fishing. Untuk pemanfaatan sistem ini LAPAN secara konsisten bekerja sama dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Thomas juga menyampaikan pengembangan roket LAPAN secara mandiri. Dipaparkan pula pengembangan teknologi penerbangan terkait program pesawat terbang N219, N245, sampai dengan N270. LAPAN juga mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak.
Untuk meningkatkan kompetensinya, LAPAN juga menjalin kerja sama di tingkat internasional, antara lain dengan CNES - Perancis, JAXA - Jepang, dan Cina. “Saat ini, kami juga sedang membangun observatorium nasional di Kupang yang ditujukan untuk pengamatan astronomi para peneliti internasional,” jelasnya.
Pihak Italia menanggapinya dengan memaparkan berbagai bidang yang digeluti e-geos, Leonardo, dan ASI. Leonardo diakui sebagai perusahaan teknologi tinggi di tingkat dunia di bidang penerbangan, pertahanan, dan keamanan. Produknya yaitu helikopter, pesawat terbang, aerostruktur, kendaraan peluncur luar angkasa, serta sistem informasi keamanan laut dan darat.
Perusahaan ini piawai dalam kegiatan peluncuran roket dan pengorbit kendaraan luar angkasa. Beberapa contoh program utamanya yaitu misi Galileo, COSMO-Skymed, Copernicus, SICRAL, ATHENA-FIDUS, Rosetta, Exomars, dan pengelolaan Bandar Antariksa Internasional. Kegiatannya bergerak di bidang telekomunikasi, observasi bumi, navigasi, ilmu pengetahuan, dan penjelajahan ruang angkasa.
Alesandro menyatakan bahwa pihaknya berkeinginan untuk membuka peluang kerja sama dengan LAPAN. Salah satunya kerja sama peningkatan kapasitas SDM dengan pertukaran ilmu pengetahuan. “Kami selaku penghubung dengan beberapa universitas di Italia sangat terbuka bagi LAPAN jika ingin memanfaatkannya,” tuturnya.
Kepala LAPAN menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. “Kami dapat memanfaatkan program Kemenristekdikti untuk Pendidikan Non Gelar (PNG) Riset Pro dengan estimasi waktu pendidikan mulai dua minggu sampai dengan tiga bulan,” ungkapnya. Sementara Orbita berharap, pihaknya dapat menjalin kerja sama di bidang penginderaan jauh untuk pengoperasian stasiun bumi, serta pengolahan data dan aplikasinya.
Kedua pihak akan memperdalam lagi peluang tersebut ke dalam ruang lingkup yang akan dikaji kemudian. Termasuk, menindaklanjutinya dengan mengusulkan ke pemerintah untuk upaya penyusunan payung kerja sama kedua negara.
★ LAPAN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.