Jakarta ♞ Tiga operator bakal meluncurkan tiga satelit baru pada 2016-2017, yakni
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Pasifik
Satelit Nusantara (PSN). Ketiga satelit itu diperkirakan menelan
investasi tak kurang dari US$ 600 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Muhammad Budi Setiawan mengatakan, saat ini Indonesia memiliki enam satelit yang dikelola oleh empat operator, yakni Telkom dengan satelit Telkom-1 dan Telkom-2, Indosat (Palapa D), Asia Cellular Satellite/Aces (Garuda-1), dan Indovision (Indostar II). Sedangkan PT PSN baru akan meluncurkan satelit PSN VI pada 2016.
“Enam satelit ini baru memenuhi 60% kebutuhan transponder nasional untuk telekomunikasi dan penyiaran, sedangkan 40%- nya dipasok dari satelit asing. Sebetulnya kalau kita komit menggelar jaringan kabel serat optik secara merata, beban satelit itu akan berkurang. Tapi satelit masih dibutuhkan secara mutlak untuk berbagai keperluan,” jelas Muhammad Budi Setiawan yang akrab disapa Iwan, di Jakarta, belum lama ini.
Iwan menerangkan, pemerintah berusaha mendukung operator satelit nasional dengan menjaga, mendaftarkan, dan memperjuangkan izin pengelolaan orbit satelit. Izin pengelolaan orbit satelit tidak di tangan otoritas Indonesia, tapi di otoritas global, yakni International Telecommunication Union (ITU).
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Muhammad Budi Setiawan mengatakan, saat ini Indonesia memiliki enam satelit yang dikelola oleh empat operator, yakni Telkom dengan satelit Telkom-1 dan Telkom-2, Indosat (Palapa D), Asia Cellular Satellite/Aces (Garuda-1), dan Indovision (Indostar II). Sedangkan PT PSN baru akan meluncurkan satelit PSN VI pada 2016.
“Enam satelit ini baru memenuhi 60% kebutuhan transponder nasional untuk telekomunikasi dan penyiaran, sedangkan 40%- nya dipasok dari satelit asing. Sebetulnya kalau kita komit menggelar jaringan kabel serat optik secara merata, beban satelit itu akan berkurang. Tapi satelit masih dibutuhkan secara mutlak untuk berbagai keperluan,” jelas Muhammad Budi Setiawan yang akrab disapa Iwan, di Jakarta, belum lama ini.
Iwan menerangkan, pemerintah berusaha mendukung operator satelit nasional dengan menjaga, mendaftarkan, dan memperjuangkan izin pengelolaan orbit satelit. Izin pengelolaan orbit satelit tidak di tangan otoritas Indonesia, tapi di otoritas global, yakni International Telecommunication Union (ITU).
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.