Jakarta ♞ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Menteri Perindustrian MS Hidayat, hari ini meresmikan pengoperasian pabrik baja terpadu PT Krakatau-Posco, perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohang Iron and Steel Company (Posco) di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Cilegon, Provinsi Banten.
Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, peresmian pabrik baja terpadu PT Krakatau-Posko merupakan satu-satunya agenda Presiden selama berada di Provinsi Banten.
“Benar, hari ini Bapak Presiden akan meresmikan pabrik baja terpadu PT Krakatau-Posco di Cilegon, ini adalah bagian dari proyek MP3EI yang dicanangkan pemerintah,” kata Julian saat dihubungi di Cilegon, Senin (23/12).
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 388 hektare itu, komposisi kepemilikannya adalah PT Krakatau Steel Tbk menguasai 30% saham dan sisanya dimiliki Posco, yang berbasis di Korea Selatan. Berdasarkan perjanjian, PT Krakatau Steel dapat meningkatkan porsi kepemilikan di PT Krakatau Steel-Posco hingga mencapai 45%.
Pembangunan pabrik yang menelan biaya Rp 26,9 triliun (tahap I) diyakini dapat mengurangi ketergantungan impor plate dan semi finish (slab), sehingga dapat menghemat devisa hingga US$ 1.410 juta per tahun. Selain itu, Pengoperasian pabrik ini juga dapat menyediakan lapangan kerja bagi 2.300 orang.
Saat ini, perusahaan itu telah mempekerjakan 2.008 orang Indonesia dan 278 ekspatriat.
Sumber pendanaan proyek itu bersumber dari internal Rp 9,5 triliun (35,4%) dan sisanya Rp 17,3 triliun (64,6%) ditanggung Export Credit Agency (ECA) dan perbankan.
Pabrik baja Krakatau Steel–Posco yang menggunakan teknologi berbasis batubara, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk baja nasional dan regional.
Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, peresmian pabrik baja terpadu PT Krakatau-Posko merupakan satu-satunya agenda Presiden selama berada di Provinsi Banten.
“Benar, hari ini Bapak Presiden akan meresmikan pabrik baja terpadu PT Krakatau-Posco di Cilegon, ini adalah bagian dari proyek MP3EI yang dicanangkan pemerintah,” kata Julian saat dihubungi di Cilegon, Senin (23/12).
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 388 hektare itu, komposisi kepemilikannya adalah PT Krakatau Steel Tbk menguasai 30% saham dan sisanya dimiliki Posco, yang berbasis di Korea Selatan. Berdasarkan perjanjian, PT Krakatau Steel dapat meningkatkan porsi kepemilikan di PT Krakatau Steel-Posco hingga mencapai 45%.
Pembangunan pabrik yang menelan biaya Rp 26,9 triliun (tahap I) diyakini dapat mengurangi ketergantungan impor plate dan semi finish (slab), sehingga dapat menghemat devisa hingga US$ 1.410 juta per tahun. Selain itu, Pengoperasian pabrik ini juga dapat menyediakan lapangan kerja bagi 2.300 orang.
Saat ini, perusahaan itu telah mempekerjakan 2.008 orang Indonesia dan 278 ekspatriat.
Sumber pendanaan proyek itu bersumber dari internal Rp 9,5 triliun (35,4%) dan sisanya Rp 17,3 triliun (64,6%) ditanggung Export Credit Agency (ECA) dan perbankan.
Pabrik baja Krakatau Steel–Posco yang menggunakan teknologi berbasis batubara, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk baja nasional dan regional.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.