Jakarta - Mobil listrik yang diproduksi dan digunakan
di Indonesia harus menggunakan meteran khusus dari PLN, yang sifatnya
seperti listrik pra bayar. Jadi saat ingin mengisi bahan bakarnya, mobil
listrik ini tinggal membeli voucher.
"Nantinya mobil listrik akan dipasangi meteran khusus dari PLN, seperti meteran listrik pra bayar di rumah," ucap Direktur Utama PLN Nur Pamudji di kantornya, Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Dikatakan Nur, nantinya saat mobil listrik ingin melakukan pengisian baterai mobil, maka tinggal membeli voucher listrik dan kemudian bisa mencharger listrik baik di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Listrik (SPBLU) maupun di rumah.
"Jadi konsepnya hampir sama seperti listrik pra bayar, beli voucher-nya langsung bisa mencharger, meteran ini juga akan memberikan data kepada PLN berapa konsumsi listrik mobil listriknya dan data lainnya," katanya.
PLN sendiri, kata Nur, sangat siap apabila mobil listrik ini segera diproduksi massal, karena barapapun kebutuhan listriknya PLN siap.
"Kami siap, siap kan listriknya berapapun kebutuhannya, apalagi untuk bisa mengoperasikan mobil listrik ini dayanya juga tidak terlalu besar untuk sekelas city car hanya 24 kWh," ungkap Nur.
Namun diakui Nur, harga mobil listrik memang masih cukup mahal, berkisar Rp 200 juta per unit, ini karena komponen baterai yang menyumbang cost paling besar.
"Baterainya yang paling mahal, dari total harga mobilnya, untuk baterai itu harganya 50% dari harga mobil listrik, kata si Dasep (pembuat mobil listrik) harganya sekitar itu (Rp 200 juta per unit)," ujar Nur.(rrd/dnl)
"Nantinya mobil listrik akan dipasangi meteran khusus dari PLN, seperti meteran listrik pra bayar di rumah," ucap Direktur Utama PLN Nur Pamudji di kantornya, Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Dikatakan Nur, nantinya saat mobil listrik ingin melakukan pengisian baterai mobil, maka tinggal membeli voucher listrik dan kemudian bisa mencharger listrik baik di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Listrik (SPBLU) maupun di rumah.
"Jadi konsepnya hampir sama seperti listrik pra bayar, beli voucher-nya langsung bisa mencharger, meteran ini juga akan memberikan data kepada PLN berapa konsumsi listrik mobil listriknya dan data lainnya," katanya.
PLN sendiri, kata Nur, sangat siap apabila mobil listrik ini segera diproduksi massal, karena barapapun kebutuhan listriknya PLN siap.
"Kami siap, siap kan listriknya berapapun kebutuhannya, apalagi untuk bisa mengoperasikan mobil listrik ini dayanya juga tidak terlalu besar untuk sekelas city car hanya 24 kWh," ungkap Nur.
Namun diakui Nur, harga mobil listrik memang masih cukup mahal, berkisar Rp 200 juta per unit, ini karena komponen baterai yang menyumbang cost paling besar.
"Baterainya yang paling mahal, dari total harga mobilnya, untuk baterai itu harganya 50% dari harga mobil listrik, kata si Dasep (pembuat mobil listrik) harganya sekitar itu (Rp 200 juta per unit)," ujar Nur.(rrd/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.