Jika TNI AU Operasikan PesawatnyaMinggu lalu, Head of Military Aircraft Division Airbus, Fernando Alonso berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya itu, Alonso mengaku bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto.
Kepada AVIATREN di sela acara makan malam bersama para blogger pada Rabu (3/8/2016), Alonso menceritakan, salah satu diskusi antara keduanya adalah kerja sama digitalisasi dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
“Banyak yang bisa dikerjakan, cara kami membangun dan mengoperasikan pesawat juga sudah berbeda dengan masa lalu,” kata Alonso.
“Kami ingin membantu PT DI mempercepat akuisisi digitalisasi,” imbuhnya.
Menurut Alonso, digitalisasi dalam produksi, operasi, dan perawatan pesawat sangat penting bagi PT DI jika ingin bersaing di wilayah Asia Pasifik.
Dengan digitalisasi, maka keduanya, yakni Airbus Defence and Space (ADS) dan PT DI bisa memiliki proyek yang bisa dikerjakan bersama-sama.
Lalu kerja sama apa yang dimaksud oleh Alonso?
Kerja sama itu bisa berupa pemeliharaan dan pengoperasian pesawat. PT DI dianggap Alonso sebagai pemain unggul dan satu-satunya yang bisa mendukung operasional TNI AU.
Nah, jika kerja sama ini direalisasaikan, maka tentunya harus ada produk-produk yang harus mereka kerjakan bersama, bukan?
Di sini menariknya. Alonso menjabarkan, ada tiga produk pesawat ADS yang utama, yakni C295, tanker MRTT (Multi Role Tanker Transport), dan pesawat angkut A400M. Selain itu, ADS juga membawahi Eurofighter yang memproduksi pesawat tempur Typhoon.
“Pesawat-pesawat itu semuanya digital, terhubung dengan komputer,” kata Alonso.
Namun saat ditanya apakah ADS secara resmi menawarkan keempat pesawat tadi di atas, Alonso tidak menampik sekaligus tidak mengiyakannya.
“Ini kerja sama jangka panjang, Menteri (Wiranto) juga mengaku digitalisasi sangat diperlukan, sekarang (Menteri) menunggu waktu saja kami datang dengan penawaran apa,” katanya.
Bisa disimpulkan, digitalisasi menjadi penawaran Airbus (ToT/Transfer of Technology) jika nantinya Indonesia mengoperasikan pesawat-pesawat buatan Airbus Military. PT DI akan mendapatkan upgrade pelatihan dan peralatan untuk memelihara pesawat-pesawat Airbus Military yang dioperasikan oleh TNI AU.
Perlu diketahui, saat ini TNI AU sudah mengoperasikan beberapa alutsista buatan Airbus, seperti helikopter Puma dan pesawat C295. Menurut Reuters (11/5/2016) pun, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pernah mengutarakan Indonesia akan membeli sejumlah A400M.
“Indonesia berencana membeli Airbus A400M, namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak,” ujar Ryamizard.
Kepada AVIATREN di sela acara makan malam bersama para blogger pada Rabu (3/8/2016), Alonso menceritakan, salah satu diskusi antara keduanya adalah kerja sama digitalisasi dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
“Banyak yang bisa dikerjakan, cara kami membangun dan mengoperasikan pesawat juga sudah berbeda dengan masa lalu,” kata Alonso.
“Kami ingin membantu PT DI mempercepat akuisisi digitalisasi,” imbuhnya.
Menurut Alonso, digitalisasi dalam produksi, operasi, dan perawatan pesawat sangat penting bagi PT DI jika ingin bersaing di wilayah Asia Pasifik.
Dengan digitalisasi, maka keduanya, yakni Airbus Defence and Space (ADS) dan PT DI bisa memiliki proyek yang bisa dikerjakan bersama-sama.
Lalu kerja sama apa yang dimaksud oleh Alonso?
Kerja sama itu bisa berupa pemeliharaan dan pengoperasian pesawat. PT DI dianggap Alonso sebagai pemain unggul dan satu-satunya yang bisa mendukung operasional TNI AU.
Nah, jika kerja sama ini direalisasaikan, maka tentunya harus ada produk-produk yang harus mereka kerjakan bersama, bukan?
Di sini menariknya. Alonso menjabarkan, ada tiga produk pesawat ADS yang utama, yakni C295, tanker MRTT (Multi Role Tanker Transport), dan pesawat angkut A400M. Selain itu, ADS juga membawahi Eurofighter yang memproduksi pesawat tempur Typhoon.
“Pesawat-pesawat itu semuanya digital, terhubung dengan komputer,” kata Alonso.
Namun saat ditanya apakah ADS secara resmi menawarkan keempat pesawat tadi di atas, Alonso tidak menampik sekaligus tidak mengiyakannya.
“Ini kerja sama jangka panjang, Menteri (Wiranto) juga mengaku digitalisasi sangat diperlukan, sekarang (Menteri) menunggu waktu saja kami datang dengan penawaran apa,” katanya.
Bisa disimpulkan, digitalisasi menjadi penawaran Airbus (ToT/Transfer of Technology) jika nantinya Indonesia mengoperasikan pesawat-pesawat buatan Airbus Military. PT DI akan mendapatkan upgrade pelatihan dan peralatan untuk memelihara pesawat-pesawat Airbus Military yang dioperasikan oleh TNI AU.
Perlu diketahui, saat ini TNI AU sudah mengoperasikan beberapa alutsista buatan Airbus, seperti helikopter Puma dan pesawat C295. Menurut Reuters (11/5/2016) pun, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pernah mengutarakan Indonesia akan membeli sejumlah A400M.
“Indonesia berencana membeli Airbus A400M, namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak,” ujar Ryamizard.
♞ Aviatren
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.