[CNN Indonesia/Fitri Chaeroni] ★
Dari Laguboti ke luar angkasa. Begitulah nasib karya 10 siswa SMA Unggul Del, di Laguboti, Sumatera Utara. Mereka meneliti mengenai fermentasi untuk kebutuhan makanan astronaut di luar angkasa dan hasilnya diterbangkan oleh NASA ke luar angkasa.
Untuk membahas soal karya para siswa itu, CNN Student berbincang-bincang dengan Gilbert Nadapdap, Ketua Divisi Engineering dari tim sekolah ini.
Gilbert bercerita, ke-10 siswa ini dibagi menjadi 3 tim. Tim sains, tim engineering dan tim programming. Mereka membuat penelitian dan membuat alat untuk mengamati bagaimana proses fermentasi di luar angkasa. Alasan pemilihan fermentasi ini Gilbert menjelaskan, bahwa ini terkait dengan kebutuhan para astronaut dan juga manusia di masa depan.
“Astronaut membutuhkan bahan bakar dan makanan. Jika mereka membawa makanan dalam jumlah banyak ke luar angkasa itu akan memakan biaya yang sangat besar. Jadi dengan fermentasi makanan akan mengurangi beban mereka, hanya dengan membawa bahan mentah lalu fermentasi makanan di sana,” jelasnya.
Tim ini menghabiskan waktu satu tahun penuh mulai dari tahap perencanaan hingga akhirnya alat ciptaan mereka mengangkasa bersama NASA. Siswa kelas 12 ini berkisah, mulai Juni 2015 lalu mereka mulai melakukan tahap perencanaan hingga bulan Agustus, sampai akhirnya proposal mereka disetujui oleh NASA.
Setelah proposal itu disetujui, mereka mulai mengerjakan project dari September 2015 hingga Januari 2016. Setelah alat mereka berhasil buat, alat tersebut melalui proses pengujian oleh NASA hingga bulan Maret. Akhirnya alat mereka ini lulus tes dan berhasil berangkat ke luar angkasa dan tinggal di sana dari Maret hingga Agustus 2016.
Setelah pulang dari luar angkasa, alat ini dipresentasikan langsung di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Penelitian dengan judul "The Growth of Spirulina in Space" ini dipresentasikan pada Annual Conference of the American Society for Gravitational and Space Research pada bulan November 2016 lalu. Penelitian ini ke depan akan masih terus dikembangkan dengan penelitian baru berjudul Growing Tempe in Space. (ded/ded)
Dari Laguboti ke luar angkasa. Begitulah nasib karya 10 siswa SMA Unggul Del, di Laguboti, Sumatera Utara. Mereka meneliti mengenai fermentasi untuk kebutuhan makanan astronaut di luar angkasa dan hasilnya diterbangkan oleh NASA ke luar angkasa.
Untuk membahas soal karya para siswa itu, CNN Student berbincang-bincang dengan Gilbert Nadapdap, Ketua Divisi Engineering dari tim sekolah ini.
Gilbert bercerita, ke-10 siswa ini dibagi menjadi 3 tim. Tim sains, tim engineering dan tim programming. Mereka membuat penelitian dan membuat alat untuk mengamati bagaimana proses fermentasi di luar angkasa. Alasan pemilihan fermentasi ini Gilbert menjelaskan, bahwa ini terkait dengan kebutuhan para astronaut dan juga manusia di masa depan.
“Astronaut membutuhkan bahan bakar dan makanan. Jika mereka membawa makanan dalam jumlah banyak ke luar angkasa itu akan memakan biaya yang sangat besar. Jadi dengan fermentasi makanan akan mengurangi beban mereka, hanya dengan membawa bahan mentah lalu fermentasi makanan di sana,” jelasnya.
Tim ini menghabiskan waktu satu tahun penuh mulai dari tahap perencanaan hingga akhirnya alat ciptaan mereka mengangkasa bersama NASA. Siswa kelas 12 ini berkisah, mulai Juni 2015 lalu mereka mulai melakukan tahap perencanaan hingga bulan Agustus, sampai akhirnya proposal mereka disetujui oleh NASA.
Setelah proposal itu disetujui, mereka mulai mengerjakan project dari September 2015 hingga Januari 2016. Setelah alat mereka berhasil buat, alat tersebut melalui proses pengujian oleh NASA hingga bulan Maret. Akhirnya alat mereka ini lulus tes dan berhasil berangkat ke luar angkasa dan tinggal di sana dari Maret hingga Agustus 2016.
Setelah pulang dari luar angkasa, alat ini dipresentasikan langsung di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Penelitian dengan judul "The Growth of Spirulina in Space" ini dipresentasikan pada Annual Conference of the American Society for Gravitational and Space Research pada bulan November 2016 lalu. Penelitian ini ke depan akan masih terus dikembangkan dengan penelitian baru berjudul Growing Tempe in Space. (ded/ded)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.