Mobil Listrik Nasional Tak 'Mati Suri', Tahun Depan Siap Dijual MassalMantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika uji coba mobil listrik 2012 lalu★
Pengembangan mobil listrik nasional ternyata masih terus berjalan. Bahkan salah satu produsen mobil listrik dalam negeri asal Gresik, Jawa Timur, siap menjual mobil listrik produksinya secara massal tahun depan.
"Program mobil listrik tidak mandek, masih terus berjalan. Pemerintah kan memang sedari awal targetnya pada 2017-2018 mobil listrik di dalam negeri mulai produksi massal. Nah, kalau kita mulai tahun depan rencananya sudah mulai dijual ke masyarakat," ujar Komisaris PT Great Asia Link (Grain) J.E Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Sendjaya mengakui, sampai saat ini pihaknya masih terus aktif melakukan uji coba, agar mobil listrik yang diproduksi benar-benar bagus dan nyaman bagi masyarakat yang membelinya.
"Kan kita baru berdiri, hampir dua tahun sudah kita lakukan uji coba, pembelinya terbatas ke rekan bisnis, ke BUMN. Jadi kita pantau benar-benar apa kekurangannya, jangan sampai kita buru-buru jual ke masyarakat luas tapi banyak keluhan dan kekurangan," ucapnya.
Ia mengungkapkan, selama uji coba yang dilakukan, hasilnya sangat baik dan laporan dari pengguna mobil listrik ini sangat positif, tidak hanya hemat tapi juga bandel alias minim perawatan.
"Hasil uji coba sampai saat ini, saya sangat happy (senang). BUMN dan rekan bisnis kita yang sudah beli mengaku mobil buatan kami bandel sekali, sangat minim perawatan, dan yang paling penting hemat," ujarnya.
Seperti diketahui, mobil PT Grain merupakan salah satu pabrikan yang dikunjungi Dahlan Iskan ketika aktif menjadi Menteri BUMN. Dahlan sendiri pernah menjajal mobil listrik made in Gresik ini.
Perusahaan yang berdiri di Jalan Wringin Anom KM 37, Kedung Anyar, Gresik, Jawa Timur ini memiliki produk mobil listrik mulai dari jenis All Purpose Vehicle (APV) yang diberi nama Ravi, model Multi Purpose Vehicle (MVP), city car diberi nama Hivi dan pick up diberi nama Hevi.
Sudah Banyak Mengaspal di Jalan Mobil listrik produksi PT Great Asia Link (Grain) ternyata sudah banyak terjual, pelanggan utamanya adalah BUMN seperti PT PLN (Persero) dan PT Pelindo (Persero). Grain sudah mengembangkan mobil listrik sejak 2 tahun lalu sudah lebih dari 10 unit yang mengaspal di jalan raya.
"Mobil yang di PJB itu (2 unit) bukan yang pertama, tapi sudah banyak digunakan di banyak perusahaan terutama BUMN, PLN, PJB, IP, anak-anak usaha PLN paling banyak beli," kata Komisaris PT Grain, Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Ia mengungkapkan, pihaknya memang belum fokus untuk menjualnya secara massal, karena sampai saat ini perusahaannya masih terus melakukan uji coba.
"Kami memang sengaja belum menjual bebas ke masyarakat. Fokus kami saat ini masih melayani pembelian dari BUMN, seperti PLN dan Pelindo," ungkapnya.
Terkait Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), memang baru satu yang diterbitkan dari kepolisian, karena BUMN sendiri memang tidak menginginkan ada STNK tersebut.
"BUMN itu cuma pakai di komplek kantor mereka, nggak perlu keluar ke jalan umum. Kalau ada STNK-nya mereka wajib banyar pajak kan, kalau mobil Rp 3 jutaan per tahun," katanya.
Sendjaya menargetkan, tahun depan mobil listrik produksi dalam negeri ini akan dijual secara massal, dan bila sudah dijual ke masyarakat, masalah STNK tidak akan jadi masalah.
"STNK nggak ada masalah, karena mobil yang kita produksi sudah lolos uji berbagai instansi pemerintah. Tapi sekarang kita masih betul-betul cek di mana kekurangannya, sampai akhirnya dijual ke masyarakat. Kalau masih banyak kekurangan lalu dipaksakan dijual nanti banyak keluhan pembeli nama kita juga nggak bagus kan," tutupnya.
Ditarget Terjual 1.000 Unit/Tahun Mimpi Indonesia punya mobil listrik nasional tak lama lagi terwujud, karena PT Great Asia Link (Grain) pabrikan asal Gresik, Jawa Timur tahun depan siap untuk menjual secara massal. Targetnya dapat terjual 1.000 unit terjual per tahun.
"Tahun depan target kami sudah dijual massal, sampai saat ini masih fokus uji coba, mencari kekurangan dan kelemahan. Tapi dua tahun uji coba hasilnya sampai sekarang saya happy," kata Komisaris PT Grain, J.E Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Pihaknya menargetkan, di tahun pertama penjualan secara massal ke masyarakat (swasta) dapat terjual sebanyak 1.000 unit.
"Target awal kami 1.000 unit dulu. Walaupun sebenarnya kapasitas produksi mobil listrik kami mampu 20.000 unit per tahun," ungkapnya.
Ia yakin, mobil listrik produksinya tersebut laris manis dibeli masyarakat, karena mobil tersebut jauh lebih irit dan bandel.
"Uji coba kami selama dua tahun, tidak hanya di pabrik tapi juga mobil yang sudah dibeli para perusahaan BUMN, hasilnya sangat memuaskan, jauh lebih hemat daripada mobil yang menggunakan bensin, dan bandel, minim perawatan," kata Sendjaya.
Sendjaya menegaskan, perusahaannya murni perusahaan dalam negeri, namun sebagian besar komponen di mobil listrik masih impor.
"Ini perusahaan dalam negeri, memang komponennya sebagian besar masih impor, tapi kan awal pesawat N250 saja waktu awal kan banyak impor, tapi secara bertahap komponen lokal terus ditingkatkan," tutupnya.
Biaya Setrum Mobil Listrik Hanya Rp 12.000/Hari Produsen mobil listrik nasional yakni PT Great Asia Link (Grain) siap menjual secara massal produksinya tahun depan. Pabrikan asal Gresik, Jawa Timur yakin produknya laris manis karena penggunaan mobil listrik ini sangat hemat.
"Selama 2 tahun kita lakukan uji coba, baik digunakan sendiri, dibeli relasi kita, BUMN, dan pemerintah, kita monitor terus hasilnya memuaskan, pertama mesin bandel minim perawatan, kedua sangat hemat bahan bakar (listrik)," kata Komisaris PT Grain, J.E Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Sendjaya mengatakan, sekali charging selama 6 jam atau baterai terisi penuh, mobil listrik tersebut bisa menempuh jarak 120 kilometer (km).
"Sekali charge 6 jam dan terisi penuh, mobil listrik bisa menempuh jarah total 120 km, itu hasil uji coba kita selama 2 tahun terakhir," ujarnya.
Ia menambahkan, biaya setrum selama 6 jam tersebut sangat murah, bisa tarif listrik saat ini sekitar Rp 1.200/kWh dengan daya baterai 2.000 watt, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 24.000.
"Itu perhitungan sederhana ya, 6 jam charge biayanya sekitar Rp 24.000. Tapi kan bisa tempuh 120 km, ya paling sehari kita pakai 60 km, artinya cukup untuk dua hari kan, Rp 24.000 dibagi 2, jadinya sehari kita hanya keluarin biaya Rp 12.000. Sangat murah kan, bandingkan kalau kita pakai bensin premium," tutupnya.
Manfaat yang sama juga dirasakan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), anak usaha PLN ini selama 2 tahun terakhir rutin menggunakan mobil listrik buatan PT Grain. Sekali isi baterai biaya yang dikeluarkan hanya Rp 20.000 dan cukup untuk 2-3 hari pemakaian.
Dijual Massal, Harga Mobil Listrik Made in Gresik Rp 100-250 Juta 2 mobil PT Grain yang dibeli PT PJB anak usaha PLN.★
Produsen mobil listrik nasional asal Gresik, Jawa Timur PT Great Asia Link (Grain) siap menjual produksinya secara massal mulai tahun depan. Untuk harga, perusahaan ini membanderol produknya berkisar Rp 100-Rp 250 juta per unit.
"Mobil listrik yang dibuat di pabrik berbagai macam, mulai dari jenis APV, MPV, city car hingga pick up," ujar Komisaris PT Grain, J.E Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Sendjaya mengatakan, masing-masing jenis harganya berbeda-beda mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 250 juta per unit.
"Seperti pick harganya sekitar Rp 100 juta, beda-beda paling mahal sekitar Rp 250 juta. Tergantung aksesoris mulai dari AC, power steering, kapasitas baterai," ucapnya.
Ia menambahkan, ketika dijual secara massal, pembeli tidak perlu khawatir terkait Surat Tanda Nomor Kendaraan, karena produk yang diproduksi telah memenuhi standar dari berbagai instansi pemerintah.
"STNK? Nggak perlu khawatir, sekarang saja sudah ada mobil listrik buatan kami sudah punya STNK, selain itu mobil kami sudah lolos persyaratan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kepolisian, Pemda terkait pajak daerah, dan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) terkait investasi," ucapnya.
Target di tahun pertama penjualan ke masyarakat kata Sendjaya mencapai 1.000 unit per tahun.
"1.000 unit per tahun, walaupun kapasitas produksi kami 20.000 unit per tahun. Kami yakin laris manis, karena pakai mobil listrik untungnya banyak, hemat bahan bakar, dan minim perawatan," tutupnya. (rrd/hen)
TNI AL Siapkan 80 Unit Maung MV3 Pindad Jadi Kendaraan Dinas
-
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan
bahwa pihaknya menyiapkan 80 unit mobil Maung buatan PT Pindad versi
terakhir, y...
12 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.