Jakarta - Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan Digital Media Festival (ITB-DMF) 2011 untuk mempertemukan berbagai stakeholder dari kalangan masyarakat umum, pemerintah, industri, akademisi, dan pengiat teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan industri digital di Indonesia.
Festival dengan tema 'Pendidikan untuk Semua, Sekarang, menuju Masyarakat Indonesia Berpengetahuan yang Maju dan Sejahtera' ini diharapkan mampu membangkitkan mimpi bersama tentang Indonesia di era digital sehingga memiliki peran yang lebih signifikan dalam perkembangan era digital.
Festival yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini digelar selama tiga hari pada 22-24 November 2011. Acara ini dimeriahkan dengan beragam kegiatan yang memotret pertumbuhan teknologi digital dari waktu ke waktu yang mentransformasi kehidupan manusia.
Mulai dari seminar, Konferensi Internasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pedesaan (rICT 2011), Konferensi Internasional untuk e-Learning (ICeL 2011), Forum Digital Learning Indonesia, Pameran dan Open House, serta beberapa pertemuan teknis dan workshop.
Di antara workshop yang diselenggarakan adalah MIC-ITB Code Camp 2011 yang diikuti 230 peserta dan menjadi workshop teknis pengembangan aplikasi terbesar di dunia dari sisi jumlah.
"Workshop teknis selama tiga hari ini ditargetkan menghasilkan kurang lebih 200 aplikasi dan games yang siap dijual di toko aplikasi mobile," kata Dr. Tech. Ary Setijadi Prihatmanto selaku Panitia DMF-ITB 2011, dalam keterangannya, Rabu (23/11/2011).
Festival ini juga dimeriahkan dengan pertemuan komunitas professional yakni IEEE Computer Society Chapter Indonesia dan Pertemuan Microsoft Innovation Center (MIC Summit) se-Indonesia.
Sedangkan untuk kegiatan Forum Digital Learning Indonesia (Digital Learning Forum) akan dibahas pembelajaran digital dalam pendidikan di Indonesia dan cara memanfaatkan pembelajaran digital untuk peningkatan APK (Angka Partisipasi Kasar) peserta pendidikan tinggi dari 500 ribu menjadi 1,5 juta orang pada akhir tahun 2014.
Peningkatan APK tidak bisa hanya dilakukan dengan cara tradisional. Sebab, cara tradisional membutuhkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang jumlahnya tiga lipat dari yang ada saat ini.
Selain itu, cara tradisional memerlukan biaya yang sangat besar dan waktu lama sehingga diperlukan cara yang berbeda. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan pembelajaran digital. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi kini tengah menyiapkan peraturan terkait pendidikan dengan pembelajaran digital ini.
Berdasarkan data United Nations Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO), TIK dalam pendidikan tidak hanya menjadi alat bantu tetapi mentransformasi pendidikan itu sendiri.
Penelitian Department Pendidikan Amerika Serikat atas 2.500 kelas mata kuliah perguruan tinggi menunjukkan prestasi rata-rata mahasiswa yang mengikuti pembelajaran secara online lebih baik dari pada cara tradisional.
Oleh karena itu, pembelajaran digital telah diantisipasi dan diadopsi otoritas pendidikan negara maju sebagai model pembelajaran yang harus dialami peserta didik untuk pendidikan berkelanjutan.( ash / rns )
• detikInet
KRI Balongan-908 Tiba di Sorong
-
*⚓️ Perkuat Jajaran Koarmada III * *KRI 908 Balongan TNI AL (Dispen
Koarmada III) *
*K*epala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, me...
5 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.