blog-indonesia.com

Kamis, 11 Juli 2013

Sapu Angin ITS Ambisi Sabet Juara di Aussie

Ilustrasi : ist.JAKARTA - Dalam keikutsertaan Sapu Angin dalam World Solar Challenge 2013 yang akan diadakan di Australia Oktober mendatang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berambisi tinggi untuk menang.

World Solar Challenge adalah kompetisi dua tahunan yang diadakan di Australia untuk mencari mobil-mobil listrik dengan performa terbaik. Setiap mobil listrik diharuskan menempuh perjalan sejauh 3.000 kilometer dari kota Darwin menuju Adelaide dalam waktu lima hari. Mobil yang bisa sampai dengan waktu tercepat akan keluar sebagai juara.

Perlombaan ini diikuti oleh berbagai universitas dan korporasi besar dari berbagai belahan dunia. Pada gelaran tahun ini, tim ITS Solar Car Racing menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang akan bersaing bersama tim-tim dari universitas ternama di dunia, seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), Stanford University, hingga Tokai University, Jepang.

Terdapat tiga kategori yang dilombakan tahun ini yakni, kategori Challenger Class, Cruiser Class, dan Advanture Class. Kategori pertama ditujukan untuk mobil-mobil prototype dengan satu orang pengemudi. Pada kategori ini, sebanyak 90 persen bahan bakar mobil harus berasal dari tenaga surya.

Pada kategori kedua, Cruiser Class, yang dilombakan adalah mobil-mobil dengan desain mendekati mobil masa kini. ''Kategori yang ketiga adalah gabungan dari dua kategori sebelumnya,'' ujar General Manager Tim, Agus Mukhlisin, seperti dinukil dari ITS Online, Kamis (11/7/2013).

Agus menyebut, mobil Sapu Angin Surya akan diikutkan pada kategori Challenger Class untuk bersaing bersama 28 tim lainnya. Dari segi teknis, Agus meyakini mobil itu tidak kalah dari mobil-mobil lainnya. ''Dari material mobilnya saja, kami sama dengan mobil dari Tokai University yang dua tahun lalu menjadi pemenang,'' paparnya.

Mobil Sapu Angin Surya direncanakan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 130 kilometer per jam. Mobil ini menggunakan dua motor penggerak yang diletakkan pada masing-masing roda.

Mobil berbobot 180 kilogram itu dipastikan mampu menyimpan energi hingga 5,6 kiloWatthour. ''Dari segi teknis, kami yakin bahwa mobil ini bisa finish dalam posisi 10 besar dunia,'' tegasnya.

Saat ini mobil Sapu Angin Surya sedang dalam proses fabrikasi. Mobil ini akan dipamerkan kepada publik bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus mendatang.

Menurut Agus, momen 17 Agustus sengaja dipilih sebagai simbolisasi kemerdekaan Indonesia terhadap masalah kelangkaan bahan bakar. ''Proses fabrikasi berlangsung dari bulan Januari hingga Agustus di Jakarta dan siap diuji coba di Pulau Madura pada Agustus mendatang,'' tutup Agus.

Rasa optimistis untuk meraih juara juga datang dari sang dosen pembimbing, yakni Muhammad Nur Yuniarto. Dia yakin mobil Sapu Angin Surya bisa menampilkan performa terbaik. Namun, Dosen Teknik Mesin itu menegaskan, untuk memenangkan lomba ini, keunggulan teknis bukan satu-satunya faktor penentu.

Terdapat beberapa faktor lain yang menentukan kemenangan seperti kerjasama tim dan strategi dalam race. ''Race-nya akan diadakan selama lima hari full. Pasti akan ada tukaran antara mahasiswa-mahasiswa ini. Jadi teamwork harus juga diperkuat,'' kata Nur. (mrg)


  Okezone 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More