Kesimpulan sementara dengan bukti di lapangan Foto jatuhnya Hercules TNI AU A1310 (reuters)
TNI Angkatan Udara mengumumkan hasil penyelidikan sementara atas penyebab kecelakaan pesawat Hercules C-130B bernomor lambung A-1310, yang jatuh pada Selasa, 30 Juni 2015, di Medan, Sumatera Utara. Pesawat itu diduga jatuh karena menabrak antena radio yang berjarak 3.200 meter dari landasan pacu.
Kesimpulan sementara itu diambil dari beberapa bukti yang ditemukan.
★ Bukti pertama, kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna, pilot Kapten Shandy Permana meminta izin kembali ke pangkalan. Ini berarti Shandy sudah merasakan ada masalah pada pesawatnya. “Ada malfunction," ujar Agus kepada wartawan, Kamis, 2 Juli 2015.
★ Bukti kedua, sejumlah saksi melihat pesawat sempat oleng ke kanan. Hal ini ada kemungkinan terjadi karena pesawat tidak bisa naik secara normal. Penyebabnya, mesin yang bermasalah. "Baling-baling pesawat juga ada yang mati," kata Agus.
Matinya mesin pesawat inilah yang kemudian membuat pesawat turun dengan cepat. Saat turun itulah pesawat menghantam antena radio Joy FM yang berada di kompleks sekolah Bethany di Jalan Jamin Ginting atau simpang Perumahan Nasional Simalingkar, Medan.
Karena itu, ujar Agus, pihaknya menyimpulkan penyebab kecelakaan itu yakni pesawat menabrak antena. "Pilot sudah mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi malfunction seandainya tidak menabrak antena. Misalnya pilot harus menaikkan ketinggian dan mencari tempat mendarat. Namun karena pesawat miring ke kanan karena menabrak antena, pesawat sulit naik," ujar Agus.
Menurut penelusuran Tempo, antena radio Joy FM yang dipasang di lantai 3 gedung Bethany roboh. Satu pelat besi berukuran panjang 50 sentimeter bercat hijau bertuliskan "battery" tercecer di sekitar gedung tersebut. Lokasi antena ini berjarak sekitar 300 meter dari lokasi jatuhnya pesawat.
Agus menambahkan, meski sudah ada kesimpulan sementara itu, tim investigasi TNI AU terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab matinya mesin pesawat Hercules itu. "Bisa saja ada malfunction yang lain, misalnya hidrolik atau elektrik," ujar Agus.
♖ Tempo
TNI Angkatan Udara mengumumkan hasil penyelidikan sementara atas penyebab kecelakaan pesawat Hercules C-130B bernomor lambung A-1310, yang jatuh pada Selasa, 30 Juni 2015, di Medan, Sumatera Utara. Pesawat itu diduga jatuh karena menabrak antena radio yang berjarak 3.200 meter dari landasan pacu.
Kesimpulan sementara itu diambil dari beberapa bukti yang ditemukan.
★ Bukti pertama, kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna, pilot Kapten Shandy Permana meminta izin kembali ke pangkalan. Ini berarti Shandy sudah merasakan ada masalah pada pesawatnya. “Ada malfunction," ujar Agus kepada wartawan, Kamis, 2 Juli 2015.
★ Bukti kedua, sejumlah saksi melihat pesawat sempat oleng ke kanan. Hal ini ada kemungkinan terjadi karena pesawat tidak bisa naik secara normal. Penyebabnya, mesin yang bermasalah. "Baling-baling pesawat juga ada yang mati," kata Agus.
Matinya mesin pesawat inilah yang kemudian membuat pesawat turun dengan cepat. Saat turun itulah pesawat menghantam antena radio Joy FM yang berada di kompleks sekolah Bethany di Jalan Jamin Ginting atau simpang Perumahan Nasional Simalingkar, Medan.
Karena itu, ujar Agus, pihaknya menyimpulkan penyebab kecelakaan itu yakni pesawat menabrak antena. "Pilot sudah mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi malfunction seandainya tidak menabrak antena. Misalnya pilot harus menaikkan ketinggian dan mencari tempat mendarat. Namun karena pesawat miring ke kanan karena menabrak antena, pesawat sulit naik," ujar Agus.
Menurut penelusuran Tempo, antena radio Joy FM yang dipasang di lantai 3 gedung Bethany roboh. Satu pelat besi berukuran panjang 50 sentimeter bercat hijau bertuliskan "battery" tercecer di sekitar gedung tersebut. Lokasi antena ini berjarak sekitar 300 meter dari lokasi jatuhnya pesawat.
Agus menambahkan, meski sudah ada kesimpulan sementara itu, tim investigasi TNI AU terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab matinya mesin pesawat Hercules itu. "Bisa saja ada malfunction yang lain, misalnya hidrolik atau elektrik," ujar Agus.
♖ Tempo
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.