blog-indonesia.com

Kamis, 15 September 2011

Peluang Besar Beriklan di Mobile Internet

Indonesia menempati urutan kedua untuk iklan mobile internet di dunia.

Indonesia menempati urutan kedua untuk iklan mobile internet di dunia dengan sejumlah 4 miliar iklan per kuartal, hanya kalah oleh India yang punya 7 miliar iklan mobile internet. (steelgateglobal.com)

VIVAnews
- Perkembangan teknologi memberikan konsekuensi pada perkembangan perilaku hidup masyarakat, termasuk dalam beriklan. Ini seiring dengan penggunaan mobile dan penggunaan sosial media yang sangat tinggi pertumbuhannya, serta perubahan perilaku bertransaksi di dunia maya.

Terlebih lagi, di Indonesia, kebutuhan berkoneksi semakin dimanjakan dengan kompetisi antar operator yang memberikan layanan data sangat murah. Peluang ini dinilai bagus untuk beriklan dengan memanfaatkan mobile internet.

Buzzcity, sebuah sebuah jaringan periklanan lewat mobile koneksi, menjemput peluang ini dengan menawarkan kepada pemilik branding dan agennya untuk mengambil peluang ini.

“Ini peluang besar, melihat koneksi di Indonesia sangat tinggi, seperti peluang Facebook dan Twitter,” kata Kok Fung Lai, Chief Executive Buzzcity di Jakarta, 14 September 2011.

Menurut catatan, Indonesia menempati urutan kedua untuk iklan mobile internet di dunia dengan sejumlah 4 juta iklan per kuartal, hanya kalah oleh India yang punya 7 juta iklan mobile internet.

Sebagai informasi, setiap iklan mobile melalui Buzzcity akan terdistribusi di jaringan iklan Buzzcity yang meliputi lebih dari 5.000 advertiser aktif di seluruh dunia yang tersebar dalam berbagai kategori, seperti negara, telekomunikasi, handset model, hanset operasi sistem, hanset fitur, dan channel kategori (portal berita).

Jika ingin beriklan dengan Buzzcity, KF Lai menyebutkan, pengiklan hanya membayar sebesar jumlah klik yang diterima kampanye iklan mereka. “Biaya per klik yaitu Rp400 rupiah/klik,” ujar KF Lai.

Pembagian komisi hasil iklan, kata KF Lai, juga memihak kepada partner. “Pembagiaannya, 65% untuk partner, 35% untuk Buzzcity,” tambahnya. Selain itu, hanya dengan log in di Buzzcity, perusahaan juga akan mendapatkan laporan bulanan statistik perkembangan branding mereka.

Sayangnya, di Indonesia, iklim yang menjanjikan ini belum disambut oleh perusahaan branding.

“Perusahaan Branding belum begitu memahami, juga banyak yang belum punya website,” kata Tri Meylinna Sadewi, Account Manager Buzzcity Indonesia.

Untuk itu, lanjut KF Lai, apa yang dilakukan oleh Buzzcity merupakan langkah pendidikan periklanan bagi perusahaan branding dalam menangkap pelung besar tersebut. Sebagai gambaran, saat ini di Indonesia baru ada 50 advertiser yang terdiri dari perusahaan telekomunikasi, bank, dan asuransi. (eh)



VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More