Terafulk Megantara berhasil mendesain dan membuat kapal aluminium Tunas Terafulk 1.
Kaharuddin Djenod, pendiri Terafulk Megantara yang memembuat Tunas Terafulk 1, kapal aluminium yang desain dan seluruh proses pembuatannya dilaksanakan perusahaan milik bangsa Indonesia. (itb.ac.id)
VIVAnews - Untuk keempat kalinya sejak pertama kali diadakan pada tahun 2008, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali memberikan penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA).
Penghargaan itu diberikan pada pelaku teknologi dalam dan luar negeri yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.
Penghargaan ini sendiri merupakan salah satu upaya BPPT untuk mendorong timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan teknologi pada para pelaku teknologi berprestasi. Penghargaan juga merupakan penghargaan tertinggi pada insan pelaku teknologi yang berjasa pada bangsa ini.
Tahun ini, Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2011 diberikan kepada Kaharuddin Djenod. “Ia meraih penghargaan berkat prestasinya mendirikan PT Terafulk Megantara Design," kata Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar di Gedung BPPT, Jakarta, 27 September 2011.
Menurut Marzan, Terafulk Megantara Design merupakan tonggak sejarah bagi industri perkapalan Indonesia karena menjadi perusahaain desain perkapalan pertama di Indonesia.
Selain dari desain kapal, kata dia, Terafulk Megantara yang berdiri pada tahun 2006 juga mengembangkan usaha ke bidang ship brokerage dan industri multimedia. Salah satu kapal yang baru diluncurkan adalah Tunas Terafulk 1, yaitu kapal aluminium crewboat yang melayani carter pelayanan dalam negeri untuk industri migas.
"Kapal jenis ini merupakan kapal pertama di Indonesia yang keseluruhan proses desain, fabrikasi, hingga pengoperasiannya dilaksanakan oleh perusahaan milik putra bangsa Indonesia. Terafulk Megantara adalah perusahaan pertama dari Indonesia yang dipercaya sebagai produsen industri perkapalan Jepang. Ini prestasi membanggakan," tutur Marzan.
Kaharuddin sendiri menyatakan gembira karena berhasil meraih penghargaan BJHTA dan bertekad memajukan teknologi di Indonesia. “Penghargaan ini adalah doa agar saya memajukan teknologi dan berkontribusi untuk kemajuan Indonesia," ungkap pria berlatar belakang pendidikan Naval Architecture selama 15 tahun di Jepang itu.
Penghargaan ini, kata Kaharuddin, adalah sentilan bahwa bangsa Indonesia sebagai negara maritim sedunia, justru lebih membangga-banggakan kemajuan maritim nenek moyang di masa lalu, namun belum diakui dunia.
"Kita bukan tidak mampu. Sumber Daya Manusia sudah ada di negeri ini. Semoga sentilan ini bisa menggugah hati kita untuk terus memajukan industri maritim Indonesia agar diakui dunia," pungkas Kaharuddin. (eh)
•
VIVAnews
1 komentar:
Maaf, masak sih yang pertama?
Bukannya ada beberapa perusahaan design perkapalan yang berdiri sebelum tahun 2006 di batam - Indonesia. Beberapa juga di milki oleh orang-orang pribumi indonesia.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.