Tarik kabel dari pulau terdekatIndonesia dan Singapura Teken MoU Kerja Sama Energi Baru Terbarukan. (Dok. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) 💡
Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi dalam mengekspor listrik ke negara tetangga Indonesia yakni Singapura.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan bahwa beberapa daerah di Indonesia berpotensi untuk mengekspor listrik ke Singapura.
Beberapa daerah yang dinilai berdekatan dengan Singapura yaitu Kepulauan Riau, termasuk Batam, Bintan, Karimun, dan beberapa daerah di sekitarnya bisa menjadi daerah yang berpotensi dalam mengekspor listrik ke Singapura.
"Khusus kemungkinan untuk ekspor listrik ke Singapura ini, tapi syaratnya sangat-sangat clear kebetulan itu akan dibangun di beberapa pulau-pulau yang dekat dengan Singapura. Di Kepulauan Riau, seperti Batam, Bintan, Karimun, kan ada beberapa provinsi disitu," ungkap Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program 'Energy Corner', dikutip Jumat (24/3/2023).
Beberapa daerah tersebut dinilai berdekatan dengan Singapura, sehingga Rachmat menilai, kabel yang akan digunakan nantinya tidak terlalu jauh.
Dia mengatakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar farm harus berdekatan dengan negara tujuan ekspor.
"Solar farm-nya sendiri memang harus di lokasi yang cukup dekat dengan tujuan, kalo nggak, nanti kabelnya nanti nariknya telalu panjang ya. (Misal) saya tarik dari Jawa itu nggak efisien," ujarnya.
Untuk diketahui, Indonesia dan Singapura telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait Kerja Sama Energi Baru Terbarukan (EBT). Melalui kerja sama ini, nantinya Indonesia bisa menjual listrik 'hijau' ke Singapura.
Penandatanganan itu telah dilakukan saat Leaders' Retreat di Singapura, oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Senior dan Menteri Koordinator Singapura Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Kamis (16/3/2023).
Hal ini juga telah diumumkan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pernyataan resmi tersebut disampaikan isu tentang keberlanjutan, ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau. Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.
"Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas," kata Lee Hsien, Kamis (16/3/2023).
Hal ini juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura, termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN.
"Ini adalah hasil yang win-win," imbuhnya.
Dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kamis (16/03/2023), dijelaskan bahwa dari MoU ini, kedua negara akan membangun kerangka kerja untuk memfasilitasi investasi dalam pengembangan industri energi baru terbarukan di Indonesia, serta proyek perdagangan listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura.
"Dua negara tersebut akan memfasilitasi investasi untuk pengembangan hulu dan hilir dan kemampuan manufaktur energi baru terbarukan di Indonesia, seperti solar photovoltaics (PV) dan Battery Energy Storage System (BESS), memanfaatkan investasi untuk proyek ekspor listrik ke Singapura," tulis keterangan resmi Kemenko Marves, Kamis (16/03/2023).
Selain itu, kedua negara juga akan memfasilitasi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pasokan BESS untuk menyuplai energi terbarukan ke Indonesia dan keperluan ekspor listrik hijau. Serta, jika memungkinkan, hidrogen dan amonia menggunakan PV surya dan BESS.
Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat mendukung pembangunan koridor hijau di Kepulauan Riau, serta daerah potensial lainnya.
Kedua negara juga akan terus mempromosikan investasi untuk menarik industri yang memanfaatkan energi terbarukan ke dalam koridor hijau atau Green Corridors di Indonesia, termasuk pusat industri, kawasan industri dan, kota pintar.
Selain itu, Pemerintah Indonesia dan Singapura secara bersamaan juga mengkaji proposal yang menjanjikan dalam bidang ini. Nantinya proposal yang cocok akan dipilih dan diumumkan pada waktunya. Meski kedua negara tetap terbuka menerima proposal komersial baru yang dapat memenuhi kebutuhan bersama.
Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi dalam mengekspor listrik ke negara tetangga Indonesia yakni Singapura.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan bahwa beberapa daerah di Indonesia berpotensi untuk mengekspor listrik ke Singapura.
Beberapa daerah yang dinilai berdekatan dengan Singapura yaitu Kepulauan Riau, termasuk Batam, Bintan, Karimun, dan beberapa daerah di sekitarnya bisa menjadi daerah yang berpotensi dalam mengekspor listrik ke Singapura.
"Khusus kemungkinan untuk ekspor listrik ke Singapura ini, tapi syaratnya sangat-sangat clear kebetulan itu akan dibangun di beberapa pulau-pulau yang dekat dengan Singapura. Di Kepulauan Riau, seperti Batam, Bintan, Karimun, kan ada beberapa provinsi disitu," ungkap Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program 'Energy Corner', dikutip Jumat (24/3/2023).
Beberapa daerah tersebut dinilai berdekatan dengan Singapura, sehingga Rachmat menilai, kabel yang akan digunakan nantinya tidak terlalu jauh.
Dia mengatakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar farm harus berdekatan dengan negara tujuan ekspor.
"Solar farm-nya sendiri memang harus di lokasi yang cukup dekat dengan tujuan, kalo nggak, nanti kabelnya nanti nariknya telalu panjang ya. (Misal) saya tarik dari Jawa itu nggak efisien," ujarnya.
Untuk diketahui, Indonesia dan Singapura telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait Kerja Sama Energi Baru Terbarukan (EBT). Melalui kerja sama ini, nantinya Indonesia bisa menjual listrik 'hijau' ke Singapura.
Penandatanganan itu telah dilakukan saat Leaders' Retreat di Singapura, oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Senior dan Menteri Koordinator Singapura Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Kamis (16/3/2023).
Hal ini juga telah diumumkan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pernyataan resmi tersebut disampaikan isu tentang keberlanjutan, ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau. Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.
"Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas," kata Lee Hsien, Kamis (16/3/2023).
Hal ini juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura, termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN.
"Ini adalah hasil yang win-win," imbuhnya.
Dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kamis (16/03/2023), dijelaskan bahwa dari MoU ini, kedua negara akan membangun kerangka kerja untuk memfasilitasi investasi dalam pengembangan industri energi baru terbarukan di Indonesia, serta proyek perdagangan listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura.
"Dua negara tersebut akan memfasilitasi investasi untuk pengembangan hulu dan hilir dan kemampuan manufaktur energi baru terbarukan di Indonesia, seperti solar photovoltaics (PV) dan Battery Energy Storage System (BESS), memanfaatkan investasi untuk proyek ekspor listrik ke Singapura," tulis keterangan resmi Kemenko Marves, Kamis (16/03/2023).
Selain itu, kedua negara juga akan memfasilitasi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pasokan BESS untuk menyuplai energi terbarukan ke Indonesia dan keperluan ekspor listrik hijau. Serta, jika memungkinkan, hidrogen dan amonia menggunakan PV surya dan BESS.
Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat mendukung pembangunan koridor hijau di Kepulauan Riau, serta daerah potensial lainnya.
Kedua negara juga akan terus mempromosikan investasi untuk menarik industri yang memanfaatkan energi terbarukan ke dalam koridor hijau atau Green Corridors di Indonesia, termasuk pusat industri, kawasan industri dan, kota pintar.
Selain itu, Pemerintah Indonesia dan Singapura secara bersamaan juga mengkaji proposal yang menjanjikan dalam bidang ini. Nantinya proposal yang cocok akan dipilih dan diumumkan pada waktunya. Meski kedua negara tetap terbuka menerima proposal komersial baru yang dapat memenuhi kebutuhan bersama.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.