Siap Perkuat Pertahanan Dalam Negeri
Drone Bramara (Republik Defence) ★
Perusahaan lokal PT. Republik Defence (anggota dari Republikorp) belum lama ini telah merilis seri senjata pesawat tanpa awak atau drone yang di beri nama BRAMARA Series (yang artinya “lebah” dalam Sansekerta) dan KONTA (berasal dari nama senjata yang digunakan oleh Karna).
Munisi pintar yang berbasiskan drone ini dapat diluncurkan oleh tabung gas dan digendong oleh seorang prajurit saja, serta memiliki berat kurang dari 20 kilogram. Senjata nirawak ini dapat terbang selama 30 menit dengan jarak jelajah 10 kilometer, dan memiliki daya ledak TNT hingga 2 kilogram.
Dua drone canggih buatan industri pertahanan (Inhan) dalam negeri itu sempat diperkenalkan secara langsung pada pameran Indo Defence 2022 Forum & Expo yang diselenggarakan awal November lalu.
Republik Defence memperkenalkan enam jenis pesawat nirawak yang bersenjata seperti KONTA 10/30/50. BRAMARA SERIES HE, 5.56 mm dan logistik.
Pendiri PT. Republik Defence Norman Joesoef mengatakan, inovasi ini didasarkan pada pembelajaran lapangan atas apa yang sedang terjadi di medan pertempuran Ukraina sekarang.
Menurutnya, perang yang sedang terjadi juga membuktikan bahwa disrupsi dapat juga terjadi pada teknologi persenjataan. Penggunaan drone bersenjata menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat mengubah lanskap pertempuran.
“Disrupsi teknologi yang terjadi adalah peluang ekspor buat kami yang bergiat di industri ini. Saat ini kami sedang mengembangkan smart loitering munition berkat hasil kerja sama dengan beberapa negara Eropa. Kami menerima kesempatan ini dengan profesionalitas tinggi dan dengan tangan terbuka. Ini adalah masa depan pertempuran,” kata Norman Joesoef dalam keterangan resminya yang diterima VIVA Militer, Jum'at, 25 November 2022.
Drone Konta (Republik Defence)
Pengembangan teknologi pesawat nirawak ini sejalan dengan kebutuhan pertahanan dalam negeri.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia saat ini harus mengerahkan taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar.
“Seperti drone kamikaze dengan sistem otonom dan robotik baik di udara, di laut maupun di darat," kata Prabowo Subianto pada seminar nasional yang diadakan TNI AU yang bertajuk “Tantangan TNI AU dalam perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan”, pada tanggal 8 November 2022 lalu di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Prabowo juga mengingatkan agar semua pihak harus waspada terhadap ancaman yang akan mendatangi Indonesia. Ia pun mencontohkan Singapura yang meski negara kecil namun sangat memperhatikan pertahanan negaranya, jika dilihat dari perbandingan anggaran belanja untuk keamanan.
"Karunia yang kita terima hendaknya kita manfaatkan untuk siap menghadapi ancaman yang akan datang. Kalau tidak terjadi (perang), alhamdulillah. Kalau terjadi, kita sudah siap. Jangan kalau kita mendapat kebaikan, keberuntungan, kita santai. Ini kita harus introspeksi," ujarnya.
Drone Bramara (Republik Defence) ★
Perusahaan lokal PT. Republik Defence (anggota dari Republikorp) belum lama ini telah merilis seri senjata pesawat tanpa awak atau drone yang di beri nama BRAMARA Series (yang artinya “lebah” dalam Sansekerta) dan KONTA (berasal dari nama senjata yang digunakan oleh Karna).
Munisi pintar yang berbasiskan drone ini dapat diluncurkan oleh tabung gas dan digendong oleh seorang prajurit saja, serta memiliki berat kurang dari 20 kilogram. Senjata nirawak ini dapat terbang selama 30 menit dengan jarak jelajah 10 kilometer, dan memiliki daya ledak TNT hingga 2 kilogram.
Dua drone canggih buatan industri pertahanan (Inhan) dalam negeri itu sempat diperkenalkan secara langsung pada pameran Indo Defence 2022 Forum & Expo yang diselenggarakan awal November lalu.
Republik Defence memperkenalkan enam jenis pesawat nirawak yang bersenjata seperti KONTA 10/30/50. BRAMARA SERIES HE, 5.56 mm dan logistik.
Pendiri PT. Republik Defence Norman Joesoef mengatakan, inovasi ini didasarkan pada pembelajaran lapangan atas apa yang sedang terjadi di medan pertempuran Ukraina sekarang.
Menurutnya, perang yang sedang terjadi juga membuktikan bahwa disrupsi dapat juga terjadi pada teknologi persenjataan. Penggunaan drone bersenjata menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat mengubah lanskap pertempuran.
“Disrupsi teknologi yang terjadi adalah peluang ekspor buat kami yang bergiat di industri ini. Saat ini kami sedang mengembangkan smart loitering munition berkat hasil kerja sama dengan beberapa negara Eropa. Kami menerima kesempatan ini dengan profesionalitas tinggi dan dengan tangan terbuka. Ini adalah masa depan pertempuran,” kata Norman Joesoef dalam keterangan resminya yang diterima VIVA Militer, Jum'at, 25 November 2022.
Drone Konta (Republik Defence)
Pengembangan teknologi pesawat nirawak ini sejalan dengan kebutuhan pertahanan dalam negeri.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia saat ini harus mengerahkan taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar.
“Seperti drone kamikaze dengan sistem otonom dan robotik baik di udara, di laut maupun di darat," kata Prabowo Subianto pada seminar nasional yang diadakan TNI AU yang bertajuk “Tantangan TNI AU dalam perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan”, pada tanggal 8 November 2022 lalu di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Prabowo juga mengingatkan agar semua pihak harus waspada terhadap ancaman yang akan mendatangi Indonesia. Ia pun mencontohkan Singapura yang meski negara kecil namun sangat memperhatikan pertahanan negaranya, jika dilihat dari perbandingan anggaran belanja untuk keamanan.
"Karunia yang kita terima hendaknya kita manfaatkan untuk siap menghadapi ancaman yang akan datang. Kalau tidak terjadi (perang), alhamdulillah. Kalau terjadi, kita sudah siap. Jangan kalau kita mendapat kebaikan, keberuntungan, kita santai. Ini kita harus introspeksi," ujarnya.
★ VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.