Perkuat Kemampuan Pertahanan dan Dirgantara Indonesia (Industry)
Boeing (BA) menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan perusahaan pesawat terbang Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang manufaktur, dukungan dan pemeliharaan produk-produk pertahanan, dan pelatihan. Nota kesepahaman ini bisa jadi melahirkan perjanjian kesepakatan yang lebih menentukan dengan PTDI jika Indonesia memilih pesawat tempur F-15EX sebagai upaya modernisasi pertahanannya.
Penandatanganan nota kesepahaman disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto saat pameran Indo Defence Expo and Forum 2022 di Jakarta.
“Kerja sama Boeing dan Indonesia selama 73 tahun meliputi berbagai program dan jasa yang meningkatkan prioritas keamanan nasional, menumbuhkan perkembangan ekonomi, dan membangun masyarakat yang lebih kuat,” kata Heidi Grant, Presiden Boeing Bidang Pengembangan Bisnis, Pertahanan, Angkasa & Keamanan, dan Layanan Pemerintah yang dikutip INDUSTRY.co.id, Jumat (4/11/2022).
Heidi Grant menyebut bahwa perjanjian kesepakatan dengan PTDI ini merupakan sebuah langkah penting untuk mencapai tujuan Indonesia dalam pembangunan ekonomi, transfer teknologi, dan pengembangan potensi di seluruh industri lokal.
“PTDI selalu terbuka untuk kerangka kerja sama apa pun dengan perusahaan pertahanan terkemuka dunia seperti Boeing. Kami telah melalukan pembicaraan dengan Boeing sejak beberapa tahun yang lalu tentang bagaimana cara untuk memperkuat hubungan kami. Sekarang kami telah memiliki pemahaman bersama untuk terus melangkah maju,” katanya.
Gita Amperiawan, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia mengatakan bahwa dengan adanya kolaborasi bersama Boeing ini, kedua pihak akan bersama-sama mengkaji berbagai peluang kerja potensial untuk meningkatkan kemampuan manufaktur, dukungan dan pemeliharaan, pelatihan, dan transfer teknologi.
F15EX, Indonesia berminat akuisisi 36 unit pesawat F15 EX (Boeing)
"Kerja sama ini menunjukkan komitmen PTDI dalam mendukung program modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) TNI Angkatan Udara untuk mengembangkan industri strategis nasional Indonesia. Ini juga akan bermanfaat bagi kami dalam upaya mencapai tujuan perkembangan ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” kata Gita.
PT Dirgantara Indonesia, yang juga dikenal dengan kependekan PTDI, merupakan salah satu perusahaan dirgantara pribumi di Asia dengan kompetensi utama di bidang desain pesawat, pengembangan dan pengujian, manufaktur struktur pesawat, produksi pesawat, dan jasa pemeliharaan pesawat baik untuk pesawat sipil maupun militer.
Sejak berdiri pada Agustus 1976, di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sebagai anggota dari holding BUMN industri pertahanan Defense Industry Indonesia (Defend ID), PTDI telah berhasil mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan sebagai industri dirgantara dengan pengiriman sebanyak lebih dari 460 unit pesawat terbang kepada 50 pelanggan di seluruh dunia.
Produk unggulan PTDI adalah pesawat NC212i, CN235, dan N219. Saat ini, PTDI sedang mengembangkan pesawat turboprop ringan secara mandiri bernama N219 yang cocok untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil dan memenuhi kebutuhan penerbangan perintis. N219 pun telah sukses memperoleh Type Certificate dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasioan Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan.
Sebagai perusahaan kedirgantaraan global terkemuka, Boeing mengembangkan, membuat, dan menyediakan jasa pemeliharaan pesawat komersial, alat-alat pertahanan dan sistem angkasa untuk pelanggan di lebih dari 150 negara.
Sebagai pengekspor utama Amerika Serikat, perusahaan ini mengangkat potensi basis penyuplai global untuk meningkatkan kesempatan ekonomi, keberlanjutan, dan dampak masyarakat. Tim kerja Boeing yang beragam berkomitmen dalam berinovasi untuk masa depan, memimpin keberlanjutan, dan menerapkan budaya yang berlandaskan nilai-nilai utama perusahaan yakni keselamatan, kualitas, dan integritas.
Boeing (BA) menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan perusahaan pesawat terbang Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang manufaktur, dukungan dan pemeliharaan produk-produk pertahanan, dan pelatihan. Nota kesepahaman ini bisa jadi melahirkan perjanjian kesepakatan yang lebih menentukan dengan PTDI jika Indonesia memilih pesawat tempur F-15EX sebagai upaya modernisasi pertahanannya.
Penandatanganan nota kesepahaman disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto saat pameran Indo Defence Expo and Forum 2022 di Jakarta.
“Kerja sama Boeing dan Indonesia selama 73 tahun meliputi berbagai program dan jasa yang meningkatkan prioritas keamanan nasional, menumbuhkan perkembangan ekonomi, dan membangun masyarakat yang lebih kuat,” kata Heidi Grant, Presiden Boeing Bidang Pengembangan Bisnis, Pertahanan, Angkasa & Keamanan, dan Layanan Pemerintah yang dikutip INDUSTRY.co.id, Jumat (4/11/2022).
Heidi Grant menyebut bahwa perjanjian kesepakatan dengan PTDI ini merupakan sebuah langkah penting untuk mencapai tujuan Indonesia dalam pembangunan ekonomi, transfer teknologi, dan pengembangan potensi di seluruh industri lokal.
“PTDI selalu terbuka untuk kerangka kerja sama apa pun dengan perusahaan pertahanan terkemuka dunia seperti Boeing. Kami telah melalukan pembicaraan dengan Boeing sejak beberapa tahun yang lalu tentang bagaimana cara untuk memperkuat hubungan kami. Sekarang kami telah memiliki pemahaman bersama untuk terus melangkah maju,” katanya.
Gita Amperiawan, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia mengatakan bahwa dengan adanya kolaborasi bersama Boeing ini, kedua pihak akan bersama-sama mengkaji berbagai peluang kerja potensial untuk meningkatkan kemampuan manufaktur, dukungan dan pemeliharaan, pelatihan, dan transfer teknologi.
F15EX, Indonesia berminat akuisisi 36 unit pesawat F15 EX (Boeing)
"Kerja sama ini menunjukkan komitmen PTDI dalam mendukung program modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) TNI Angkatan Udara untuk mengembangkan industri strategis nasional Indonesia. Ini juga akan bermanfaat bagi kami dalam upaya mencapai tujuan perkembangan ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” kata Gita.
PT Dirgantara Indonesia, yang juga dikenal dengan kependekan PTDI, merupakan salah satu perusahaan dirgantara pribumi di Asia dengan kompetensi utama di bidang desain pesawat, pengembangan dan pengujian, manufaktur struktur pesawat, produksi pesawat, dan jasa pemeliharaan pesawat baik untuk pesawat sipil maupun militer.
Sejak berdiri pada Agustus 1976, di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sebagai anggota dari holding BUMN industri pertahanan Defense Industry Indonesia (Defend ID), PTDI telah berhasil mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan sebagai industri dirgantara dengan pengiriman sebanyak lebih dari 460 unit pesawat terbang kepada 50 pelanggan di seluruh dunia.
Produk unggulan PTDI adalah pesawat NC212i, CN235, dan N219. Saat ini, PTDI sedang mengembangkan pesawat turboprop ringan secara mandiri bernama N219 yang cocok untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil dan memenuhi kebutuhan penerbangan perintis. N219 pun telah sukses memperoleh Type Certificate dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasioan Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan.
Sebagai perusahaan kedirgantaraan global terkemuka, Boeing mengembangkan, membuat, dan menyediakan jasa pemeliharaan pesawat komersial, alat-alat pertahanan dan sistem angkasa untuk pelanggan di lebih dari 150 negara.
Sebagai pengekspor utama Amerika Serikat, perusahaan ini mengangkat potensi basis penyuplai global untuk meningkatkan kesempatan ekonomi, keberlanjutan, dan dampak masyarakat. Tim kerja Boeing yang beragam berkomitmen dalam berinovasi untuk masa depan, memimpin keberlanjutan, dan menerapkan budaya yang berlandaskan nilai-nilai utama perusahaan yakni keselamatan, kualitas, dan integritas.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.