⚓ KRI Halasan-630 siap lakukan uji tembak. (PT PAL Indonesia) ⚓
KRI Halasan-630 sukses dan memenuhi persyaratan melakukan penembakan permukaan (surface target), dan penembakan di udara (air target), dalam Live Firing Test (LFT) meriam utama (main gun) 57mm Mk3 Bofors, yang dilaksanakan di utara perairan Surabaya.
Meriam tersebut terinstal di KRI Halasan-630 pada April 2022. Setelah sukses menjalankan magnetic particle test (MPT) beberapa waktu lalu, KRI Halasan-630 juga berhasil melalui beberapa tahap akhir pengujian lanjutan.
Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M yang diserahterimakan kepada TNI AL pada 2014 itu tengah melaksanakan skema Fit for But Not With (FFBNW) di PT PAL Indonesia.
Kegiatan tersebut meliputi proses instalasi senjata, integrasi sistem sensor dan senjata, dan rangkaian pengujian kelaikan tempur.
Pelaksanaan LFT turut dihadiri tim kelaikan dari Kementerian Pertahanan RI dan Mabes TNI AL, penyedia senjata serta penyedia sistem manejemen senjata.
“Dalam pembangunan Alutsista, tentunya memiliki beragam dinamika yang ada. Pandemi dan perubahan geopolitik dunia mengakibatkan perubahan peta permintaan Alutsista, yang berimbas pada bertambahnya waktu dalam mendapatkan pasokan Alutsista secara global. Akan tetapi kami manajemen PT PAL beserta seluruh Insan PAL tidak lantas menjadikan dinamika yang ada sebagai sebuah hambatan,” tutur Iqbal Fikri Chief Operating Officer (COO) PT PAL Indonesia dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (22/11/2022).
Melalui skema FFBNW, PT PAL Indonesia berhasil menjalankan perannya sebagai pembangun platform Alutsista, serta sukses melakukan integrasi sistem persenjataan.
Setelah pelaksanaan LFT, akan dilanjutkan dengan Latihan Glagaspur kapal baik tingkat 1 (satu) mau pun tingkat 2 (dua) kapal, pada awal Desember 2022.
Iqbal juga menyebut pembangunan Alutsida di PAL akan lebih tepat mutu dan tepat waktu.
“Proven design & capability PAL terkait KCR telah teruji. Sehingga, pada kesempatan ini, kami tidak hanya mampu membangun kapal cepat secara bangunan atau platform saja, tapi kemampuan mengintegrasikan senjata secara utuh yang menjadi pengalaman teruji dari PAL. Kami memastikan ke depan, pembangunan alutsista di PAL akan lebih tepat mutu dan lebih tepat waktu,” tambah Iqbal.
Setelah sebelumnya berhasil mengembangkan variant Fast Patrol Boat (FPB), PAL kembali dipercaya Kementerian Pertahanan RI untuk mengintegrasikan sistem senjata pada KCR KRI Halasan-630 dan KRI Kerambit-627 serta dalam proses pembangunan 2 (unit) KCR Kapak dan Panah.
Sebagai informasi, sejak berdiri di tahun 1980, PT PAL Indonesia telah melalui beberapa fase penting penguasaan teknologi pada kapal perang atas permukaan.
Khususnya pada transformasi pengembangan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) yang paten desainnya telah diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) PT PAL Indonesia meliputi Principal Dimension, Lines Plan, dan Ship Drawing.
Paten desain tersebut diterbitkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor paten IDP000073259 pada 17 April 2012 dan berlaku hingga 25 November 2040. (rum/rid)
Berikut video dari Youtube :
KRI Halasan-630 sukses dan memenuhi persyaratan melakukan penembakan permukaan (surface target), dan penembakan di udara (air target), dalam Live Firing Test (LFT) meriam utama (main gun) 57mm Mk3 Bofors, yang dilaksanakan di utara perairan Surabaya.
Meriam tersebut terinstal di KRI Halasan-630 pada April 2022. Setelah sukses menjalankan magnetic particle test (MPT) beberapa waktu lalu, KRI Halasan-630 juga berhasil melalui beberapa tahap akhir pengujian lanjutan.
Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M yang diserahterimakan kepada TNI AL pada 2014 itu tengah melaksanakan skema Fit for But Not With (FFBNW) di PT PAL Indonesia.
Kegiatan tersebut meliputi proses instalasi senjata, integrasi sistem sensor dan senjata, dan rangkaian pengujian kelaikan tempur.
Pelaksanaan LFT turut dihadiri tim kelaikan dari Kementerian Pertahanan RI dan Mabes TNI AL, penyedia senjata serta penyedia sistem manejemen senjata.
“Dalam pembangunan Alutsista, tentunya memiliki beragam dinamika yang ada. Pandemi dan perubahan geopolitik dunia mengakibatkan perubahan peta permintaan Alutsista, yang berimbas pada bertambahnya waktu dalam mendapatkan pasokan Alutsista secara global. Akan tetapi kami manajemen PT PAL beserta seluruh Insan PAL tidak lantas menjadikan dinamika yang ada sebagai sebuah hambatan,” tutur Iqbal Fikri Chief Operating Officer (COO) PT PAL Indonesia dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (22/11/2022).
Melalui skema FFBNW, PT PAL Indonesia berhasil menjalankan perannya sebagai pembangun platform Alutsista, serta sukses melakukan integrasi sistem persenjataan.
Setelah pelaksanaan LFT, akan dilanjutkan dengan Latihan Glagaspur kapal baik tingkat 1 (satu) mau pun tingkat 2 (dua) kapal, pada awal Desember 2022.
Iqbal juga menyebut pembangunan Alutsida di PAL akan lebih tepat mutu dan tepat waktu.
“Proven design & capability PAL terkait KCR telah teruji. Sehingga, pada kesempatan ini, kami tidak hanya mampu membangun kapal cepat secara bangunan atau platform saja, tapi kemampuan mengintegrasikan senjata secara utuh yang menjadi pengalaman teruji dari PAL. Kami memastikan ke depan, pembangunan alutsista di PAL akan lebih tepat mutu dan lebih tepat waktu,” tambah Iqbal.
Setelah sebelumnya berhasil mengembangkan variant Fast Patrol Boat (FPB), PAL kembali dipercaya Kementerian Pertahanan RI untuk mengintegrasikan sistem senjata pada KCR KRI Halasan-630 dan KRI Kerambit-627 serta dalam proses pembangunan 2 (unit) KCR Kapak dan Panah.
Sebagai informasi, sejak berdiri di tahun 1980, PT PAL Indonesia telah melalui beberapa fase penting penguasaan teknologi pada kapal perang atas permukaan.
Khususnya pada transformasi pengembangan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) yang paten desainnya telah diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) PT PAL Indonesia meliputi Principal Dimension, Lines Plan, dan Ship Drawing.
Paten desain tersebut diterbitkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor paten IDP000073259 pada 17 April 2012 dan berlaku hingga 25 November 2040. (rum/rid)
Berikut video dari Youtube :
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.