Siap Uji Terbang Perdana ✈ Penampakan purnarupa drone MALE Elang Hitam [Lembaga Keris]
Jika tidak ada aral melintang, prototipe drone tempur (UCAV) pertama buatan Indonesia, yaitu Elang Hitam akan terbang perdana pada bulan Februari mendatang. Dari serangkaian persiapan yang tengah dilakukan PT Dirgantara Indonesia, sumber tak resmi menyebut bila drone MALE (Medium Altitule Long Endurance) ini bakal ditenagai Rotax 915 iS.
Dikutip dari akun Twitter @abe_accord, Elang Hitam disokong mesin Rotax 915 iS buatan Austria. Rotax 915 iS adalah jenis mesin piston yang biasa digunakan pada pesawat ultralight, pesawat terbang sport sampai helikopter ringan. Dirancang pada tahun 2014, Rotax 915 iS mendapat sertifikasi airworthiness pada tahun 2017.
Rotax 915 iS adalah mesin bensin empat silinder dengan empat langkah turbocharged yang berpendingin udara dan air. Mesin ini dirancang untuk dapat beroperasi di ketinggian 4.572 meter. Rotax 915 iS mampu menghasilkan tenaga 141 hp untuk lepas landas dan 135 hp untuk terbang jelajah.
Rotax 915 iS dikembangkan dari Rotax 912 Internal Combustion (100 hp), dimana Rotax 912 adalah jenis mesin piston yang digunakan pada drone tempur Bayraktar TB2, sebelum akhirnya dihentikan pengguaannya karena mendapatkan embargo dari Kanada.
Sebagai informasi, meski Rotax adalah manufaktur mesin asal Austria, namun status Rotax adalah anak perusahaan Bombardier Recreational Products. Perusahaan Kanada itu belakangan baru menyadari bahwa produknya digunakan untuk misi penyerangan oleh Azerbaijan ke posisi pasukan Armenia.
Kembali tentang Elang Hitam, drone tempur ini punya panjang 8,65 meter, lebar bentang sayap 16 meter dan tinggi 2,6 meter. Bobot maksimum saat tinggal landas mencapai 1.300 kg, sementara kapasitas payload 300 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 420 liter, Elang Hitam dapat terbang selama 30 jam, sementara radius kendali Line of Sight sampai 250 km.
Elang Hitam dapat terbang dengan kecepatan maksimum 235 km per jam dan kecepatan jelajah 50 – 180 km per jam – diasumsikan terbang pada ketinggian 5 ribu meter. Batas ketinggian terbang drone ini ditakar sampai 7.200 meter. Panjang landasan yang dibutuhkan untuk landing adalah 500 meter dan panjang landasan untum take-off yaitu 700 meter. (Gilang Perdana)
Jika tidak ada aral melintang, prototipe drone tempur (UCAV) pertama buatan Indonesia, yaitu Elang Hitam akan terbang perdana pada bulan Februari mendatang. Dari serangkaian persiapan yang tengah dilakukan PT Dirgantara Indonesia, sumber tak resmi menyebut bila drone MALE (Medium Altitule Long Endurance) ini bakal ditenagai Rotax 915 iS.
Dikutip dari akun Twitter @abe_accord, Elang Hitam disokong mesin Rotax 915 iS buatan Austria. Rotax 915 iS adalah jenis mesin piston yang biasa digunakan pada pesawat ultralight, pesawat terbang sport sampai helikopter ringan. Dirancang pada tahun 2014, Rotax 915 iS mendapat sertifikasi airworthiness pada tahun 2017.
Rotax 915 iS adalah mesin bensin empat silinder dengan empat langkah turbocharged yang berpendingin udara dan air. Mesin ini dirancang untuk dapat beroperasi di ketinggian 4.572 meter. Rotax 915 iS mampu menghasilkan tenaga 141 hp untuk lepas landas dan 135 hp untuk terbang jelajah.
Rotax 915 iS dikembangkan dari Rotax 912 Internal Combustion (100 hp), dimana Rotax 912 adalah jenis mesin piston yang digunakan pada drone tempur Bayraktar TB2, sebelum akhirnya dihentikan pengguaannya karena mendapatkan embargo dari Kanada.
Sebagai informasi, meski Rotax adalah manufaktur mesin asal Austria, namun status Rotax adalah anak perusahaan Bombardier Recreational Products. Perusahaan Kanada itu belakangan baru menyadari bahwa produknya digunakan untuk misi penyerangan oleh Azerbaijan ke posisi pasukan Armenia.
Kembali tentang Elang Hitam, drone tempur ini punya panjang 8,65 meter, lebar bentang sayap 16 meter dan tinggi 2,6 meter. Bobot maksimum saat tinggal landas mencapai 1.300 kg, sementara kapasitas payload 300 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 420 liter, Elang Hitam dapat terbang selama 30 jam, sementara radius kendali Line of Sight sampai 250 km.
Elang Hitam dapat terbang dengan kecepatan maksimum 235 km per jam dan kecepatan jelajah 50 – 180 km per jam – diasumsikan terbang pada ketinggian 5 ribu meter. Batas ketinggian terbang drone ini ditakar sampai 7.200 meter. Panjang landasan yang dibutuhkan untuk landing adalah 500 meter dan panjang landasan untum take-off yaitu 700 meter. (Gilang Perdana)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.