Unair Tercepat Ruang riset vaksin Merah Putih di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). BRIN memastikan prosesnya jalan terus hingga kini. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan ada tujuh tim yang kini mengembangkan vaksin produk dalam negeri dalam konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih.
Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat mengungkapkan progres pengembangan Vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Saat ini tim yang progress-nya paling cepat adalah tim dari Unair bekerja sama dengan PT Biotis sudah menyelesaikan uji praklinis pada makaka (monyet)," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (15/1).
Ia menjelaskan tujuh tim di dalam konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih tersebut adalah Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
"Masing-masing tim ini mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan metode yang berbeda, mulai dari vaksin yang berbasis inaktivasi virus sampai vaksin yang berbasis rekombinan protein," ujarnya.
Iman menuturkan setelah menyelesaikan uji praklinis, selanjutnya Unair dan PT Biotis akan melakukan uji klinis fase 1, 2 dan 3.
Ia menyebut uji klinis tersebut dijadwalkkan selesai pada Juli atau Agustus 2022 bersamaan dengan perkiraan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara tim-tim lainnya, kata Iman, masih pada tahap optimasi yield antigen dan sebagian sedang melakukan uji praklinis.
Di samping itu, Iman mengatakan dengan munculnya varian omicron dan mungkin saja varian-varian lain di masa yang akan datang, tentunya diharapkan Vaksin Merah Putih yang dihasilkan dari tim-tim tersebut menjadi tumpuan utama pemerintah.
Apalagi, vaksin Covid-19 untuk penguat sangat diperlukan di kondisi saat ini, selain untuk penggunaan vaksinasi awal.
Sebelumnya, kelanjutan riset Vaksin Merah Putih dipertanyakan seiring peleburan sejumlah lembaga penelitian ke BRIN, terutama Eijkman.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri menargetkan pemberian izin darurat bagi Vaksin Merah Putih produksi Unair pada Juni 2022. (Antara/arh)
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan ada tujuh tim yang kini mengembangkan vaksin produk dalam negeri dalam konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih.
Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat mengungkapkan progres pengembangan Vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Saat ini tim yang progress-nya paling cepat adalah tim dari Unair bekerja sama dengan PT Biotis sudah menyelesaikan uji praklinis pada makaka (monyet)," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (15/1).
Ia menjelaskan tujuh tim di dalam konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih tersebut adalah Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
"Masing-masing tim ini mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan metode yang berbeda, mulai dari vaksin yang berbasis inaktivasi virus sampai vaksin yang berbasis rekombinan protein," ujarnya.
Iman menuturkan setelah menyelesaikan uji praklinis, selanjutnya Unair dan PT Biotis akan melakukan uji klinis fase 1, 2 dan 3.
Ia menyebut uji klinis tersebut dijadwalkkan selesai pada Juli atau Agustus 2022 bersamaan dengan perkiraan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara tim-tim lainnya, kata Iman, masih pada tahap optimasi yield antigen dan sebagian sedang melakukan uji praklinis.
Di samping itu, Iman mengatakan dengan munculnya varian omicron dan mungkin saja varian-varian lain di masa yang akan datang, tentunya diharapkan Vaksin Merah Putih yang dihasilkan dari tim-tim tersebut menjadi tumpuan utama pemerintah.
Apalagi, vaksin Covid-19 untuk penguat sangat diperlukan di kondisi saat ini, selain untuk penggunaan vaksinasi awal.
Sebelumnya, kelanjutan riset Vaksin Merah Putih dipertanyakan seiring peleburan sejumlah lembaga penelitian ke BRIN, terutama Eijkman.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri menargetkan pemberian izin darurat bagi Vaksin Merah Putih produksi Unair pada Juni 2022. (Antara/arh)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.