Pray for KRI Nanggala 402 & Crews KRI Nanggala 402 [AP Photo] ⚓️
Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono serta instansi lainnya untuk melakukan pencarian KRI Nanggala-402 dengan maksimal. Dia ingin keselamatan para anggota TNI yang berada di dalam kapal menjadi prioritas.
Diketahui, KRI Nanggala-402 sudah lebih dari 24 jam hilang kontak usai melakukan latihan di perairan Bali. Ada 53 awak yang berada di dalamnya.
"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, kasal, Basarnas bersama instansi-instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan," kata Jokowi dalam konferensi pers, Kamis (22/4).
"Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," sambungnya.
Bantuan Luar Negeri Dinilai Sesuai ISMERLO
Posisi kapal penyelamat KRI Nanggala [TNI AL]
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pengiriman distres atau permintaan bantuan pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali telah sesuai ketentuan yang berlaku di International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).
Hal ini juga dilakukan Yudo atas seizin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar bisa menerima bantuan dari negara-negara tetangga terkait penyelamatan kapal yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) pagi itu.
"Dan kemarin atas seiizin panglima TNI kita distres pada negara-negara yang tergabung dalam konferensi kapal selam yang selama ini sudah terjalan dengan negara-negara yang memiliki kapal selam sehingga negara-nagara ini siap membantu," kata Yudo saat menyampaikan konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).
Beberapa negara, kata Yudo, sudah memberi bantuan dengan mengirim kapal rescue ke perairan Bali. Negara itu antara lain Singapura dan Malaysia.
India Kirim Kapal Penyelamat Bantu Cari KRI Nanggala
Deep Submergence Rescue Vessel (DSRV) Indian navy akan dikirimkan melalui udara [discourse]
Angkatan Laut India mengerahkan kapal selam penyelamat kapal selam (DSRV) untuk membantu operasi pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Laut Bali pada Rabu (21/4).
"Angkatan Laut India mengerahkan DSRV pada Kamis untuk membantu TNI dalam upaya pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang pada Rabu, 21 April 2021," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan India di situs resminya.
Seorang sumber pejabat Angkatan Laut India mengatakan kepada The Hindu bahwa kapal itu sudah berangkat dan akan menempuh jarak sekitar 2.500 mil laut.
Kemhan India menyatakan bahwa mereka mengerahkan kapal itu setelah mendapatkan pemberitahuan dari sistem komunikasi organisasi The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) bahwa ada kapal selam Indonesia hilang pada Rabu (21/4).
"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kemhan India.
Menurut mereka, India merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang mampu melakukan upaya SAR untuk menyelamatkan kapal selam menggunakan DSRV.
"Sistem DSRV India dapat mendeteksi kapal selam hingga 1.000 meter di kedalaman laut dengan kemampuan Side Scan Sonar (SSS) dan Remotely Operated Vehicle (ROV)," demikian pernyataan Kemhan India.
Korsel Siagakan Angkatan Laut untuk Bantu Cari KRI Nanggala
KRI Nanggala 402
Korea Selatan menginstruksikan armada angkatan lautnya untuk bersiaga dan siap dikirim kapan saja ke Indonesia untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4).
Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Korsel langsung menyiagakan pasukannya tak lama setelah mendapat kabar mengenai KRI Nanggala-402.
Mereka pun menghubungi pihak Indonesia dan menyatakan kesediaan mereka untuk membantu, mengingat Jakarta merupakan salah satu rekan pertahanan besar bagi Seoul.
Dalam korespondensi itu, Indonesia mengaku sudah meminta negara tetangga untuk membantu operasi penyelamatan.
Di tengah situasi mendesak ini, Indonesia akan segera mempertimbangkan tawaran bantuan dari Korsel tersebut.
"Kami menyampaikan simpati yang dalam kepada Indonesia atas insiden tersebut. Jika Indonesia mengajukan permintaan, kami akan mendukung operasi dengan mengerahkan semua cara yang tersedia," demikian pernyataan Kemhan Korsel.
Malaysia Kirim Kapal dan Salat Hajat Bantu Cari KRI Nanggala
Kapal MV Mega Bakti milik Tentara Laut Diraja Malaysia. (Kementerian Pertahanan Malaysia)
Angkatan Laut Malaysia mengirimkan kapal MV Mega Bakti untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Selat Bali pada Rabu (21/4).
Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri bin Yaakob menuturkan selain mengerahkan bantuan logistik, Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) juga menggelar salat hajat demi keselamatan 53 awak yang berada di dalam KRI Nanggala.
Hal itu disampaikan Ismail saat menghubungi Menhan Prabowo Subianto melalui sambungan telepon pada Kamis (22/4).
"Semasa perbualan telefon tersebut, Dato' Sri Ismail Sabri telah memaklumkan bahawa sebagai negara sahabat, Malaysia melalui Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah mengatur gerak kapal penyelamat kapal selam TLDM iaitu MV Mega Bakti pada 22 April 2021 jam 7 pagi bagi operasi mencari dan menyelamat (SAR) KRI Nanggala," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Malaysia yang diterima CNNIndonesia.com.
"Pihak TLDM akan mengadakan solat hajat dan memanjatkan doa ke atas keselamatan anak-anak kapal dan agar kapal selam tersebut segera ditemui."
Kemhan Malaysia menuturkan MV Mega Bakti mengangkut 54 kru yang terdiri dari tujuh anggota TLDM dan kru kapal lainnya. Operasi tersebut dipimpin Komandan Mohd Hairul Fahmy bin Yob selaku Koordinator Pasukan Penyelamat.
Ismail menuturkan MV Mega Bakti telah berlayar dari Jeti Operasi markas Pemerintahan Kapal Selam, Kota Kinabalu, Sabah, dan dijadwalkan sampai ke perairan Bali pada 25 April sekitar pukul 15.00 WIB.
Singapura Kirim Penyelamat Kapal Selam karena Permintaan TNI
Kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue [web mindef.gov.sg]
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue, langsung dikerahkan ke Selat Bali setelah TNI meminta bantuan mencari KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan itu sejak Rabu (21/4) sore.
Menurut Ng Eng Hen, bantuan Singapura itu mencerminkan kedekatan kedua negara, terutama dalam hubungan antara militer Singapura dan Indonesia.
"MV Swift Rescue Angkatan Laut Singapura segera diberangkatkan kemarin sore, secepat mungkin, setelah Panglima Angkatan Laut kami menerima permintaan bantuan dari mitranya di Indonesia. Tim medis juga turut dikirim jika perawatan medis diperlukan dalam proses evakuasi," kata Ng Eng melalui pernyataannya di Facebook pada Kamis (22/4).
Menurut Ng Eng, relasi bilateral antara Jakarta dan Singapura "sangat erat" terutama dalam segi militer dan berbagai tingkatan lainnya yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Ia menuturkan selama ini militer kedua negara kerap menggelar latihan bersama.
"Wajar jika kami melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini," kata Ng Eng.
Ng Eng menuturkan lokasi operasi pencarian KRI Nanggala-402 terletak di dekat Bali, berjarak lebih dari 1.500 kilometer dan termasuk perairan dalam. "Itulah juga sebabnya kenapa MV Swift Rescue segera berlayar," ujar dia.
Ng Eng juga menuturkan doa dan harapan agar proses pencarian KRI Nanggala segera berbuah hasil. Ia juga berdoa atas keselamatan dan ketahanan para 53 awak KRI serta tim pencari kapal selam tersebut di lokasi.
Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono serta instansi lainnya untuk melakukan pencarian KRI Nanggala-402 dengan maksimal. Dia ingin keselamatan para anggota TNI yang berada di dalam kapal menjadi prioritas.
Diketahui, KRI Nanggala-402 sudah lebih dari 24 jam hilang kontak usai melakukan latihan di perairan Bali. Ada 53 awak yang berada di dalamnya.
"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, kasal, Basarnas bersama instansi-instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan," kata Jokowi dalam konferensi pers, Kamis (22/4).
"Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," sambungnya.
Bantuan Luar Negeri Dinilai Sesuai ISMERLO
Posisi kapal penyelamat KRI Nanggala [TNI AL]
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pengiriman distres atau permintaan bantuan pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali telah sesuai ketentuan yang berlaku di International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).
Hal ini juga dilakukan Yudo atas seizin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar bisa menerima bantuan dari negara-negara tetangga terkait penyelamatan kapal yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) pagi itu.
"Dan kemarin atas seiizin panglima TNI kita distres pada negara-negara yang tergabung dalam konferensi kapal selam yang selama ini sudah terjalan dengan negara-negara yang memiliki kapal selam sehingga negara-nagara ini siap membantu," kata Yudo saat menyampaikan konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).
Beberapa negara, kata Yudo, sudah memberi bantuan dengan mengirim kapal rescue ke perairan Bali. Negara itu antara lain Singapura dan Malaysia.
India Kirim Kapal Penyelamat Bantu Cari KRI Nanggala
Deep Submergence Rescue Vessel (DSRV) Indian navy akan dikirimkan melalui udara [discourse]
Angkatan Laut India mengerahkan kapal selam penyelamat kapal selam (DSRV) untuk membantu operasi pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Laut Bali pada Rabu (21/4).
"Angkatan Laut India mengerahkan DSRV pada Kamis untuk membantu TNI dalam upaya pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang pada Rabu, 21 April 2021," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan India di situs resminya.
Seorang sumber pejabat Angkatan Laut India mengatakan kepada The Hindu bahwa kapal itu sudah berangkat dan akan menempuh jarak sekitar 2.500 mil laut.
Kemhan India menyatakan bahwa mereka mengerahkan kapal itu setelah mendapatkan pemberitahuan dari sistem komunikasi organisasi The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) bahwa ada kapal selam Indonesia hilang pada Rabu (21/4).
"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kemhan India.
Menurut mereka, India merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang mampu melakukan upaya SAR untuk menyelamatkan kapal selam menggunakan DSRV.
"Sistem DSRV India dapat mendeteksi kapal selam hingga 1.000 meter di kedalaman laut dengan kemampuan Side Scan Sonar (SSS) dan Remotely Operated Vehicle (ROV)," demikian pernyataan Kemhan India.
Korsel Siagakan Angkatan Laut untuk Bantu Cari KRI Nanggala
KRI Nanggala 402
Korea Selatan menginstruksikan armada angkatan lautnya untuk bersiaga dan siap dikirim kapan saja ke Indonesia untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4).
Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Korsel langsung menyiagakan pasukannya tak lama setelah mendapat kabar mengenai KRI Nanggala-402.
Mereka pun menghubungi pihak Indonesia dan menyatakan kesediaan mereka untuk membantu, mengingat Jakarta merupakan salah satu rekan pertahanan besar bagi Seoul.
Dalam korespondensi itu, Indonesia mengaku sudah meminta negara tetangga untuk membantu operasi penyelamatan.
Di tengah situasi mendesak ini, Indonesia akan segera mempertimbangkan tawaran bantuan dari Korsel tersebut.
"Kami menyampaikan simpati yang dalam kepada Indonesia atas insiden tersebut. Jika Indonesia mengajukan permintaan, kami akan mendukung operasi dengan mengerahkan semua cara yang tersedia," demikian pernyataan Kemhan Korsel.
Malaysia Kirim Kapal dan Salat Hajat Bantu Cari KRI Nanggala
Kapal MV Mega Bakti milik Tentara Laut Diraja Malaysia. (Kementerian Pertahanan Malaysia)
Angkatan Laut Malaysia mengirimkan kapal MV Mega Bakti untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Selat Bali pada Rabu (21/4).
Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri bin Yaakob menuturkan selain mengerahkan bantuan logistik, Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) juga menggelar salat hajat demi keselamatan 53 awak yang berada di dalam KRI Nanggala.
Hal itu disampaikan Ismail saat menghubungi Menhan Prabowo Subianto melalui sambungan telepon pada Kamis (22/4).
"Semasa perbualan telefon tersebut, Dato' Sri Ismail Sabri telah memaklumkan bahawa sebagai negara sahabat, Malaysia melalui Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah mengatur gerak kapal penyelamat kapal selam TLDM iaitu MV Mega Bakti pada 22 April 2021 jam 7 pagi bagi operasi mencari dan menyelamat (SAR) KRI Nanggala," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Malaysia yang diterima CNNIndonesia.com.
"Pihak TLDM akan mengadakan solat hajat dan memanjatkan doa ke atas keselamatan anak-anak kapal dan agar kapal selam tersebut segera ditemui."
Kemhan Malaysia menuturkan MV Mega Bakti mengangkut 54 kru yang terdiri dari tujuh anggota TLDM dan kru kapal lainnya. Operasi tersebut dipimpin Komandan Mohd Hairul Fahmy bin Yob selaku Koordinator Pasukan Penyelamat.
Ismail menuturkan MV Mega Bakti telah berlayar dari Jeti Operasi markas Pemerintahan Kapal Selam, Kota Kinabalu, Sabah, dan dijadwalkan sampai ke perairan Bali pada 25 April sekitar pukul 15.00 WIB.
Singapura Kirim Penyelamat Kapal Selam karena Permintaan TNI
Kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue [web mindef.gov.sg]
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue, langsung dikerahkan ke Selat Bali setelah TNI meminta bantuan mencari KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan itu sejak Rabu (21/4) sore.
Menurut Ng Eng Hen, bantuan Singapura itu mencerminkan kedekatan kedua negara, terutama dalam hubungan antara militer Singapura dan Indonesia.
"MV Swift Rescue Angkatan Laut Singapura segera diberangkatkan kemarin sore, secepat mungkin, setelah Panglima Angkatan Laut kami menerima permintaan bantuan dari mitranya di Indonesia. Tim medis juga turut dikirim jika perawatan medis diperlukan dalam proses evakuasi," kata Ng Eng melalui pernyataannya di Facebook pada Kamis (22/4).
Menurut Ng Eng, relasi bilateral antara Jakarta dan Singapura "sangat erat" terutama dalam segi militer dan berbagai tingkatan lainnya yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Ia menuturkan selama ini militer kedua negara kerap menggelar latihan bersama.
"Wajar jika kami melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini," kata Ng Eng.
Ng Eng menuturkan lokasi operasi pencarian KRI Nanggala-402 terletak di dekat Bali, berjarak lebih dari 1.500 kilometer dan termasuk perairan dalam. "Itulah juga sebabnya kenapa MV Swift Rescue segera berlayar," ujar dia.
Ng Eng juga menuturkan doa dan harapan agar proses pencarian KRI Nanggala segera berbuah hasil. Ia juga berdoa atas keselamatan dan ketahanan para 53 awak KRI serta tim pencari kapal selam tersebut di lokasi.
⚓️ CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.