Valuasinya Rp 113,5 Triliun J&T Express
Perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang ekspedisi asal Indonesia, J&T Express telah menyandang status unicorn.
Daftar perusahaan-perusahaan unicorn dunia yang dimuat firma riset CBInsight di situsnya menyebutkan bahwa J&T Express memiliki valuasi mencapai 7,8 miliar dollar AS atau setara Rp 113,5 Triliun.
Julukan "unicorn" diberikan kepada perusahaan rintisan (startup) yang telah memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 14,5 triliun.
Dengan demikian, Indonesia kini sudah memiliki enam startup yang berstatus sebagai unicorn, yakni yang terbaru J&T Express dan sebelumnya sudah ada Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO.
Meski tergolong pendatang baru, J&T Express menduduki posisi kedua sebagai startup unicorn Indonesia dengan nilai valuasi terbesar setelah Gojek.
Berdasarkan data CBInsight, Gojek masih berada di posisi pertama sebagai startup unicorn Indonesia dengan valuasi sebesar 10 miliar dollar AS atau setara Rp 145,6 triliun. Dengan nilai valuasi tersebut, Gojek juga sekaligus menyandang predikat sebagai startup decacorn.
Di bawah J&T Express atau di posisi ketiga ada Tokopedia dengan nilai valuasi 7 miliar dollar AS (kira-kira Rp 101,9 triliun).
Kemudian diikuti oleh Bukalapak dengan valuasi 3,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 50,9 triliun), Traveloka 3 miliar dollar AS (sekitar RP 43,6 triliun), dan OVO dengan valuasi 2,9 miliar dollar AS (setara Rp 42,2 triliun).
Dapat suntikan dana Rp 29 triliun
J&T Express (PT Global Jet Express) didirikan di Indonesia pada 2015 oleh dua eksekutif Oppo, Jet Lee dan Tony Chen. Namanya ("J" dan "T") berasal dari inisial nama pertama kedua pendirinya. J&T Express kini dipimpin CEO Robin Lo dan berkantor di Jakarta.
Sejak 2017, penyedia layanan logistik ini gencar melakukan ekspansi bisnis ke luar Indonesia, termasuk ke Vietnam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Singapura, Filipina, dan terbaru ke China.
Di Negeri Tirai Bambu, J&T Express juga disebutkan tengah berkembang secara agresif agar mampu melawan perusahaan pengiriman ekspedisi saingan yang didukung oleh e-commerce raksasa China, Alibaba.
Dihimpun KompasTekno dari The Information, Kamis (15/4/2021), baru-baru ini J&T Express juga dilaporkan mendapatkan suntikan dana senilai lebih dari 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 29 triliun)
Dana tersebut diperoleh lewat sebuah funding round yang antara lain diikuti oleh dua perusahaan ekuitas swasta China, Hillhouse Capital dan Boyu Capital; serta firma modal ventura Sequoia Capital China.
Tahun lalu, J&T Express juga dilaporkan juga berhasil mengumpulkan investasi lebih dari 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun) dari beberapa pemodal China.
Di Indonesia, J&T Express menjadi mitra pengiriman logistik dari sejumlah e-commerce besar, termasuk, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Shopee, dan JD.id.
Perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang ekspedisi asal Indonesia, J&T Express telah menyandang status unicorn.
Daftar perusahaan-perusahaan unicorn dunia yang dimuat firma riset CBInsight di situsnya menyebutkan bahwa J&T Express memiliki valuasi mencapai 7,8 miliar dollar AS atau setara Rp 113,5 Triliun.
Julukan "unicorn" diberikan kepada perusahaan rintisan (startup) yang telah memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 14,5 triliun.
Dengan demikian, Indonesia kini sudah memiliki enam startup yang berstatus sebagai unicorn, yakni yang terbaru J&T Express dan sebelumnya sudah ada Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO.
Meski tergolong pendatang baru, J&T Express menduduki posisi kedua sebagai startup unicorn Indonesia dengan nilai valuasi terbesar setelah Gojek.
Berdasarkan data CBInsight, Gojek masih berada di posisi pertama sebagai startup unicorn Indonesia dengan valuasi sebesar 10 miliar dollar AS atau setara Rp 145,6 triliun. Dengan nilai valuasi tersebut, Gojek juga sekaligus menyandang predikat sebagai startup decacorn.
Di bawah J&T Express atau di posisi ketiga ada Tokopedia dengan nilai valuasi 7 miliar dollar AS (kira-kira Rp 101,9 triliun).
Kemudian diikuti oleh Bukalapak dengan valuasi 3,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 50,9 triliun), Traveloka 3 miliar dollar AS (sekitar RP 43,6 triliun), dan OVO dengan valuasi 2,9 miliar dollar AS (setara Rp 42,2 triliun).
Dapat suntikan dana Rp 29 triliun
J&T Express (PT Global Jet Express) didirikan di Indonesia pada 2015 oleh dua eksekutif Oppo, Jet Lee dan Tony Chen. Namanya ("J" dan "T") berasal dari inisial nama pertama kedua pendirinya. J&T Express kini dipimpin CEO Robin Lo dan berkantor di Jakarta.
Sejak 2017, penyedia layanan logistik ini gencar melakukan ekspansi bisnis ke luar Indonesia, termasuk ke Vietnam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Singapura, Filipina, dan terbaru ke China.
Di Negeri Tirai Bambu, J&T Express juga disebutkan tengah berkembang secara agresif agar mampu melawan perusahaan pengiriman ekspedisi saingan yang didukung oleh e-commerce raksasa China, Alibaba.
Dihimpun KompasTekno dari The Information, Kamis (15/4/2021), baru-baru ini J&T Express juga dilaporkan mendapatkan suntikan dana senilai lebih dari 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 29 triliun)
Dana tersebut diperoleh lewat sebuah funding round yang antara lain diikuti oleh dua perusahaan ekuitas swasta China, Hillhouse Capital dan Boyu Capital; serta firma modal ventura Sequoia Capital China.
Tahun lalu, J&T Express juga dilaporkan juga berhasil mengumpulkan investasi lebih dari 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun) dari beberapa pemodal China.
Di Indonesia, J&T Express menjadi mitra pengiriman logistik dari sejumlah e-commerce besar, termasuk, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Shopee, dan JD.id.
★ Kompas
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.