Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli akan mengevaluasi proyek listrik 35.000 megawatt yang ditargetkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Dia pesimistis target itu bisa dicapai di 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Presiden Jokowi angkat bicara terkait keluhan Rizal Ramli atas target proyek listrik 35.000 megawatt itu. Menurut Presiden proyek listrik 35.000 megawatt sudah ditargetkan untuk mengatasi kekurangan energi listrik di tanah air.
Apabila dalam pelaksanaanya ditemukan masalah mestinya dicari solusi, bukan dikoreksi atau dievaluasi targetnya. "Itu tugasnya menteri, menko untuk mencarikan solusi, mencari jalan keluar, setiap masalah yang dihadapi oleh investasi investor," kata Jokowi di arena Indonesia EBTKE Conex 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Jokowi mengakui ada yang menilai bahwa proyek listrik 35.000 megawatt terlalu ambisius. Namun bukan berarti itu tak bisa dicapai dan dikerjakan. Apalagi kebutuhan listrik di Indonesia saat ini memang sangat banyak.
"Tapi memang itu kebutuhannya seperti itu. Oleh sebab itu angka 35.000 MW kalau ada masalah di lapangan, itu yang dicarikan solusi sehingga investasi investor betul-betul bisa melaksanakan investasinya," kata Jokowi.
Pernyataan Rizal Ramli yang akan mengevaluasi proyek listrik 35.000 megawatt disampaikan saat belum genap sepekan dia dilantik menjadi Menko Kemaritiman. Saat itu dia menyebut bahwa pembangunan proyek pembangkit baru itu tidak mudah.
Apalagi, ada tambahan 7.000 megawatt proyek pembangkit lama yang belum terselesaikan atau terbangun pada periode pemerintahan sebelumnya.
"Kita evaluasi ulang. Tujuannya ialah jangan sampai kasih target tinggi tapi nggak bisa tercapai," kata Rizal saat acara Sertijab Menko Maritim di Kantor Pusat BPPT, Thamrin, Jakarta, Kamis (13/8/2015) lalu. (erd/van)
Presiden Jokowi angkat bicara terkait keluhan Rizal Ramli atas target proyek listrik 35.000 megawatt itu. Menurut Presiden proyek listrik 35.000 megawatt sudah ditargetkan untuk mengatasi kekurangan energi listrik di tanah air.
Apabila dalam pelaksanaanya ditemukan masalah mestinya dicari solusi, bukan dikoreksi atau dievaluasi targetnya. "Itu tugasnya menteri, menko untuk mencarikan solusi, mencari jalan keluar, setiap masalah yang dihadapi oleh investasi investor," kata Jokowi di arena Indonesia EBTKE Conex 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Jokowi mengakui ada yang menilai bahwa proyek listrik 35.000 megawatt terlalu ambisius. Namun bukan berarti itu tak bisa dicapai dan dikerjakan. Apalagi kebutuhan listrik di Indonesia saat ini memang sangat banyak.
"Tapi memang itu kebutuhannya seperti itu. Oleh sebab itu angka 35.000 MW kalau ada masalah di lapangan, itu yang dicarikan solusi sehingga investasi investor betul-betul bisa melaksanakan investasinya," kata Jokowi.
Pernyataan Rizal Ramli yang akan mengevaluasi proyek listrik 35.000 megawatt disampaikan saat belum genap sepekan dia dilantik menjadi Menko Kemaritiman. Saat itu dia menyebut bahwa pembangunan proyek pembangkit baru itu tidak mudah.
Apalagi, ada tambahan 7.000 megawatt proyek pembangkit lama yang belum terselesaikan atau terbangun pada periode pemerintahan sebelumnya.
"Kita evaluasi ulang. Tujuannya ialah jangan sampai kasih target tinggi tapi nggak bisa tercapai," kata Rizal saat acara Sertijab Menko Maritim di Kantor Pusat BPPT, Thamrin, Jakarta, Kamis (13/8/2015) lalu. (erd/van)
♞ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.