♙ Dirut PLN: Prosesnya Berat Maket PLTU Batang (Foto: Dana/detikFinance) ♙
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir lega akhirnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah dibangun juga. Pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW ini molor 4 tahun dari rencana semula.
"Ini kan untuk bangsa. Memang prosesnya berat. Tapi kita tetap usahakan supaya ini jadi jalan." katanya ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).
Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan Adaro.
Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng. (ang/ang)9 Hektar Lahan PLTU Terbesar di ASEAN Belum Bebas Maket PLTU Batang (Foto: Dana/detikFinance) ♙
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akhirnya dibangun juga meski masih ada lahan yang belum bebas. PT PLN (Persero) akan membawa masalah lahan ini ke pengadilan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan sampai saat ini masih ada sekitar 9 hektar lahan di area pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW itu yang belum bebas.
"Sekarang sudah semakin kecil. Kita musyawarah terakhir minggu lalu untuk tinggal yang 9 hektar. Dari yang 9 hektar itu akhirnya kita putus untuk taruh di pengadilan," ujar Sofyan ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).
Ia mengatakan, rata-rata nilai pembebasan lahan dihargai Rp 100.000 per meter. Jadi untuk 9 hektar kira-kira butuh 9 miliar.
"Ini titip di pengadilan, tapi sepertinya juga mereka setuju. Nggak ada masalah," katanya.
Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (ang/ang)4 Tahun Mangkrak, PLTU Terbesar ASEAN Ini Akhirnya Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di ASEAN berkapasitas 2 x 1.000 MW di Batang, Jawa Tengah akan diresmikan pembangunannya pada hari ini. Pembangunan ditandai oleh peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Acara hari ini penting sebagai penanda dimulainya megaproyek yang mangkrak sejak 4 tahun lalu tersebut.
PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan Adaro.
Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.
Sebelumnya megaproyek ini sempat tertunda pembangunannya akibat proses pembebasan lahan yang tak kunjung usai. Hingga Maret 2015 tercatat, dari 226 hektar lahan yang dibutuhkan, sekitar 12,5 hektar atau 5% belum bisa dibebaskan.
Meski lahan yang terbebas sudah mencapai 95%, sayangnya proses pembangunan belum bisa dimulai. Karena, lokasi tanah yang belum dibebaskan adalah lokasi penting yang nantinya akan menjadi lokasi berdirinya bangunan utama PLTU ini. (dna/dnl)PLTU Terbesar di ASEAN Pakai Teknologi Jepang Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1000 Mega Watt (MW). PLTU ini bakal yang terbesar di ASEAN, dengan teknologi pembangkit berbasis batu bara dari Jepang.
"Kita pakai teknologinya namanya ultra super critical. Di Jepang, teknologi ini yang punya J-Power yang sekarang juga menjadi salah satu konsorsium di PT Bimasena Power Indonesia (BPI) ini," kata Direktur Utama BPI Mohammad Effendi ditemui di lokasi acara, di Batang, Jumat (28/8/2015).
Ia mengatakan ada dua keunggulan utama dari teknologi ini dibandingkan dengan tenknologi pembangkitan yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia. Pertama adalah konsumsi batubara yang lebih minim ketimbang teknologi terdahulu yakni teknologi super critical.
"Kalau super critical untuk menghasilkan 1 kwh membutuhkan sejumlah 'X' batubara. Sedangkan teknologi ultra super critical hanya membutuhkan sejumlah 'X' minus batubara. Artinya untuk menghasilkan daya yang sama teknologi kita pakai batu bara yang lebih sedikit," katanya.
Keunggulan kedua, adalah emisi atau limbah sisa pembakaran yang lebih sedikit. Sehingga bagi lingkungan, teknologi ini jelas lebih aman dan lebih ramah lingkungan.
"Teknologi ini mampu menghasilkan panas tinggi. Komponennya pun mampu menahan panas yang sangat tinggi beda dengan yang lain yang batas panasnya lebih rendah dari teknologi kita. Karena batu bara ini dibakar dalam panas tinggi sehingga pembakarannya sempurna dan sisa pembakarannya itu lebih sedikit," katanya.
Diharapkan proses pembangunan bisa cepat dilakukan dan dapat lebih cepat mengaliri listrik Pulau Jawa dan sekitarnya. Pada 2018, Jawa-Bali terancam mengalami krisis listrik bila tak ada tambahan pembangkit baru. (dna/hen)Sejarah Panjang Proyek PLTU Batang, Terbesar di ASEAN
Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya pembangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 MW, Batang, Jawa Tengah. Pembangkit ini diklaim terbesar di kawasan ASEAN.
Namun, perjalanan proyek ini cukup panjang, di rencanakan dibangun pada 2010, tapi selama 4 tahun mandek karena permasalahan pembebasan lahan yang tidak berujung selesai. Apalagi proyek PLTU ini sangat vital, karena bila tak selesai pada 2018, wilayah Jawa-Bali terancam krisis listrik. Proyek PLTU Terbesar di ASEAN Bakal Serap 5.000 Pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian di sekitar kawasan proyek. Karena, Proyek PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW ini akan melibatkan sekitar 5.000 tenaga kerja.
Direktur Utama PT Bimasena Power Indonesia Mohammad Effendi mengatakan, penyerapan tenaga kerja akan diprioritaskan dari masyarakat di sekitar lokasi proyek.
"4.000-5.000 orang dalam konstruksinya. Pada saat konstruksi terbuka luas dari mulai pekerjaan kecil, pasang batu hingga yang besar itu terbuka bagi orang-orang di sini untuk terlibat. Untuk mereka yang ingin bekerja kita persilakan," kata dia di lokasi proyek, Jumat (28/8/2015).
Bukan hanya dalam kegiatan konstruksi, perusahaan juga akan memberikan prioritas penyerapan tenaga kerja untuk keperluan operasional saat pembangkit ini sudah mulai beroperasi di sekitar 2018 atau 2019.
Mengingat teknologi yang diterapkan pada pembangkit ini adalah teknologi tinggi, perusahaan pun tidak segan untuk memberikan pendidikan ke pada masyarakat calon pekerja di PLTU ini nantinya.
"Setelah nanti menjelang pengoperasian, dua tahun sebelum operasi sudah mulai kita arahkan untuk mendidik orang-orang dari sini yang nantinya bisa masuk. Jadi dua tahun sebelumnya kita mulai lakukan pendidikan," kata dia.
Adapun jumlah tenaga kerja yang akan diserap khusus untuk kegiatan operasi diperkirakan adalah 500 orang.
"Tapi itu yang inti saja. Kalau sudah beroperasi nanti, industri penunjang pasti akan banyak. Bisa itu warteg, laundry, dan penunjang lainnya. 1.000 orang lebih akan dihidupi kalau sudah beroperasi," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa kehadiran pembangkit listrik ini sangat penting bagi bergeraknya roda perekonomian. Bukan hanya industri besar seperti Pabrik-pabrik raksasa hingga perhotelan.
"Tetapi juga ibu-ibu yang punya usaha jait kecil-kecilan, nelayan kita untuk menghidupkan freezer supaya ikan mereka awet, dan anak-anak kita yang bleajar di malam hari," tegas Jokowi. (dna/rrd)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir lega akhirnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah dibangun juga. Pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW ini molor 4 tahun dari rencana semula.
"Ini kan untuk bangsa. Memang prosesnya berat. Tapi kita tetap usahakan supaya ini jadi jalan." katanya ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).
Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan Adaro.
Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng. (ang/ang)9 Hektar Lahan PLTU Terbesar di ASEAN Belum Bebas Maket PLTU Batang (Foto: Dana/detikFinance) ♙
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akhirnya dibangun juga meski masih ada lahan yang belum bebas. PT PLN (Persero) akan membawa masalah lahan ini ke pengadilan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan sampai saat ini masih ada sekitar 9 hektar lahan di area pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW itu yang belum bebas.
"Sekarang sudah semakin kecil. Kita musyawarah terakhir minggu lalu untuk tinggal yang 9 hektar. Dari yang 9 hektar itu akhirnya kita putus untuk taruh di pengadilan," ujar Sofyan ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).
Ia mengatakan, rata-rata nilai pembebasan lahan dihargai Rp 100.000 per meter. Jadi untuk 9 hektar kira-kira butuh 9 miliar.
"Ini titip di pengadilan, tapi sepertinya juga mereka setuju. Nggak ada masalah," katanya.
Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (ang/ang)4 Tahun Mangkrak, PLTU Terbesar ASEAN Ini Akhirnya Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di ASEAN berkapasitas 2 x 1.000 MW di Batang, Jawa Tengah akan diresmikan pembangunannya pada hari ini. Pembangunan ditandai oleh peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Acara hari ini penting sebagai penanda dimulainya megaproyek yang mangkrak sejak 4 tahun lalu tersebut.
PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan Adaro.
Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.
Sebelumnya megaproyek ini sempat tertunda pembangunannya akibat proses pembebasan lahan yang tak kunjung usai. Hingga Maret 2015 tercatat, dari 226 hektar lahan yang dibutuhkan, sekitar 12,5 hektar atau 5% belum bisa dibebaskan.
Meski lahan yang terbebas sudah mencapai 95%, sayangnya proses pembangunan belum bisa dimulai. Karena, lokasi tanah yang belum dibebaskan adalah lokasi penting yang nantinya akan menjadi lokasi berdirinya bangunan utama PLTU ini. (dna/dnl)PLTU Terbesar di ASEAN Pakai Teknologi Jepang Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1000 Mega Watt (MW). PLTU ini bakal yang terbesar di ASEAN, dengan teknologi pembangkit berbasis batu bara dari Jepang.
"Kita pakai teknologinya namanya ultra super critical. Di Jepang, teknologi ini yang punya J-Power yang sekarang juga menjadi salah satu konsorsium di PT Bimasena Power Indonesia (BPI) ini," kata Direktur Utama BPI Mohammad Effendi ditemui di lokasi acara, di Batang, Jumat (28/8/2015).
Ia mengatakan ada dua keunggulan utama dari teknologi ini dibandingkan dengan tenknologi pembangkitan yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia. Pertama adalah konsumsi batubara yang lebih minim ketimbang teknologi terdahulu yakni teknologi super critical.
"Kalau super critical untuk menghasilkan 1 kwh membutuhkan sejumlah 'X' batubara. Sedangkan teknologi ultra super critical hanya membutuhkan sejumlah 'X' minus batubara. Artinya untuk menghasilkan daya yang sama teknologi kita pakai batu bara yang lebih sedikit," katanya.
Keunggulan kedua, adalah emisi atau limbah sisa pembakaran yang lebih sedikit. Sehingga bagi lingkungan, teknologi ini jelas lebih aman dan lebih ramah lingkungan.
"Teknologi ini mampu menghasilkan panas tinggi. Komponennya pun mampu menahan panas yang sangat tinggi beda dengan yang lain yang batas panasnya lebih rendah dari teknologi kita. Karena batu bara ini dibakar dalam panas tinggi sehingga pembakarannya sempurna dan sisa pembakarannya itu lebih sedikit," katanya.
Diharapkan proses pembangunan bisa cepat dilakukan dan dapat lebih cepat mengaliri listrik Pulau Jawa dan sekitarnya. Pada 2018, Jawa-Bali terancam mengalami krisis listrik bila tak ada tambahan pembangkit baru. (dna/hen)Sejarah Panjang Proyek PLTU Batang, Terbesar di ASEAN
Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya pembangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 MW, Batang, Jawa Tengah. Pembangkit ini diklaim terbesar di kawasan ASEAN.
Namun, perjalanan proyek ini cukup panjang, di rencanakan dibangun pada 2010, tapi selama 4 tahun mandek karena permasalahan pembebasan lahan yang tidak berujung selesai. Apalagi proyek PLTU ini sangat vital, karena bila tak selesai pada 2018, wilayah Jawa-Bali terancam krisis listrik. Proyek PLTU Terbesar di ASEAN Bakal Serap 5.000 Pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian di sekitar kawasan proyek. Karena, Proyek PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW ini akan melibatkan sekitar 5.000 tenaga kerja.
Direktur Utama PT Bimasena Power Indonesia Mohammad Effendi mengatakan, penyerapan tenaga kerja akan diprioritaskan dari masyarakat di sekitar lokasi proyek.
"4.000-5.000 orang dalam konstruksinya. Pada saat konstruksi terbuka luas dari mulai pekerjaan kecil, pasang batu hingga yang besar itu terbuka bagi orang-orang di sini untuk terlibat. Untuk mereka yang ingin bekerja kita persilakan," kata dia di lokasi proyek, Jumat (28/8/2015).
Bukan hanya dalam kegiatan konstruksi, perusahaan juga akan memberikan prioritas penyerapan tenaga kerja untuk keperluan operasional saat pembangkit ini sudah mulai beroperasi di sekitar 2018 atau 2019.
Mengingat teknologi yang diterapkan pada pembangkit ini adalah teknologi tinggi, perusahaan pun tidak segan untuk memberikan pendidikan ke pada masyarakat calon pekerja di PLTU ini nantinya.
"Setelah nanti menjelang pengoperasian, dua tahun sebelum operasi sudah mulai kita arahkan untuk mendidik orang-orang dari sini yang nantinya bisa masuk. Jadi dua tahun sebelumnya kita mulai lakukan pendidikan," kata dia.
Adapun jumlah tenaga kerja yang akan diserap khusus untuk kegiatan operasi diperkirakan adalah 500 orang.
"Tapi itu yang inti saja. Kalau sudah beroperasi nanti, industri penunjang pasti akan banyak. Bisa itu warteg, laundry, dan penunjang lainnya. 1.000 orang lebih akan dihidupi kalau sudah beroperasi," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa kehadiran pembangkit listrik ini sangat penting bagi bergeraknya roda perekonomian. Bukan hanya industri besar seperti Pabrik-pabrik raksasa hingga perhotelan.
"Tetapi juga ibu-ibu yang punya usaha jait kecil-kecilan, nelayan kita untuk menghidupkan freezer supaya ikan mereka awet, dan anak-anak kita yang bleajar di malam hari," tegas Jokowi. (dna/rrd)
♙ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.