Ditargetkan pengembangan tahun 2015 Tank
2A4 Leopard saat melibat gundukan dalam kecepatan tinggi. Leopard yang
bobot maksimalnya mencapai 64 ton sangat efektif digelar dalam ofensif
di medan terbuka dengan kontur tanah relatif rata. Tank ini banyak
dioperasikan di negara yang memiliki kontur tanah rata dan tanpa
rawa-rawa.(img.over-blog-kiwi.com)
Bandung ★ Satu lompatan dilakukan PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama 2A4 Leopard.
"Dari hasil Latihan Gabungan TNI 2014, banyak yang harus kami jawab, salah satunya melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smoothbore untuk tank Leopard," kata Said, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, untuk peluru meriam 120mm smoothbore Leopard, ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.
"Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu," katanya.
Leopard memakai dua varian meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan "jawaban" pada dasawarsa '70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat.
Laras meriam tanpa ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional, meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12.
Bandung ★ Satu lompatan dilakukan PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama 2A4 Leopard.
"Dari hasil Latihan Gabungan TNI 2014, banyak yang harus kami jawab, salah satunya melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smoothbore untuk tank Leopard," kata Said, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, untuk peluru meriam 120mm smoothbore Leopard, ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.
"Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu," katanya.
Leopard memakai dua varian meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan "jawaban" pada dasawarsa '70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat.
Laras meriam tanpa ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional, meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12.
★ Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.