Unterluss ★
Ada maksud strategis yang dilakukan pemerintah dalam pengadaan 180 unit
tank Leopard dan Marder, produk Rheinmetall dari Jerman. Ternyata dalam
pembelian tank berat ini pemerintah tidak hanya sekadar belanja, tapi
juga bermaksud untuk pengembangan PT Pindad di masa yang akan datang.
Karena itu, dalam peninjauan ke pabrik Rheinmetall di Unterluss, Jerman,
Wakil Menteri Pertahanan (Wamen) Sjafrie Sjamsoeddin mengajak serta
Dirut PT Pindad Sudirman Said.
Diharapkan, Sudirman Said yang baru dilantik awal Juni lalu itu bisa
mendengar dan melihat bagaimana Rheinmetall memproduksi Leopard dan bisa
segera merealisasikan kesepakatan kerjasama Rheinmetall dengan PT
Pindad yang telah diteken sebelumnya.
"Kerjasama tidak hanya membeli senjata, tapi ada transfer teknologi
untuk membangun kemampuan industri pertahanan dalam negeri," tegas
Sjafrie dalam jumpa pers seusai penyerahan simbolis tank Leopard dan
Marder tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Senin (23/6/2014)
sore.
Menurut Sjafrie, Rheinmetall bersama PT Pindad akan mengembangkan pabrik
amunisi kaliber besar, sehingga amunisi Leopard yang memiliki canon 120
mm itu akan diproduksi di Indonesia. Bahkan, lanjut Sjafrie, nantinya
PT Pindad akan menjadi pusat distribusi amunisi Leopard di seluruh Asia.
"Inilah yang menjadi target strategis dalam pengadaan alutsista kita.
Kita tidak hanya membeli senjata, tapi juga menyerap sistem, sehingga
kemandirian industri pertahanan itu bisa mendukung kemampuan pertahanan
kita. Kita akan mandiri dan bebas dari kemungkinan-kemungkinan restriksi
dari luar negeri," ujar dia.
Saat ditanya kapan realisasi PT Pindad membangun pabrik untuk amunisi
Leopard, Sjafrie menyatakan MoU terkait kerjasama ini sudah
ditandatangani. "Jadi nanti secara bertahap akan dilangsungkan kegiatan
Dirut Pindad dan Rheinmetall," kata Sjafrie.
Dari kerjasama dengan Rheinmetall, diharapkan kualitas teknik dari
industri pertahanan dalam negeri Indonesia juga akan semakin bertambah
baik. "Kalau nanti Indonesia bisa menjadi pasar di Asia, kita bisa
menjadi regional power di dalam market industri pertahanan. Ini yang
kita jalankan," tegas dia.
Local Content untuk Leopard
Dalam pembuatan Leopard yang dipesan Indonesia, PT Pindad yang selama
ini sudah berpengalaman dalam membuat tank dan panser Anoa, juga akan
dilibatkan dalam pemasangan beberapa bagian, termasuk dalam sistem
pendingin dan sistem komunikasi. Pelibatan ini merupakan bagian dari
upaya mencari nilai tambah keuntungan untuk Indonesia dan transfer
teknologi.
"Jadi, bagian-bagian yang belum dipasang di Jerman, akan dilaksanakan di
PT Pindad, terkait local content-nya. Kalau kita beli persenjataan,
kita harus pikirkan bagaimana industri pertahanan dalam negeri dapat
nilai tambah.
Nah salah satu nilai tambah itu adalah kegiatan-kegiatan teknik yang
belum selesai di sini akan dilakukan di PT Pindad. Kita tidak keluarkan
biaya, karena itu bagian dari kontrak," ujar Sjafrie.
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.