blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Sabtu, 31 Agustus 2024

Balitbang Kemhan Melaksanakan Supervisi Prototipe Man Portable Surveillance Radar (MPSR)

 Litbang PT Radar Telekomunikasi Indonesia 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWizypDsJw9GM81URi3ATewUO0iMWcrFRI78lBNudKee2UORFBL8BV3qE2hUSJ0wGSNrDIEqqM63LLMnfdZzbBbGAhPs4SZlzLHtrsbqpn2lMph-XMkoSK1j6I5amooqN8aYAAnDiXgX23-JRQywJi5zY4BWX7XgjydCyPid7eSGhJzHGrpYRMpwEAj_DR/s953/457309368_122176825670211399_1859280878300456767_n.jpgSistem Man Portable Surveillance Radar (Kemhan) 📡

R
adar man portable (manpack) untuk intai medan jarak pendek sudah bukan barang baru dalam dunia militer, termasuk Indonesia pun diwartakan telah mengoperasikan apa yang disebut Man Portable Surveillance Radar (MPSR). Selain merek impor, rupanya industri pertahanan dalam negeri juga ingin mengambil peran di negara sendiri. Seperti yang dilakukan PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) yang telah merilis prototipe MPSR Tahap II.

Dikutip dari Kemhan.go.id (29/8/2024), Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan melaksanakan kegiatan supervisi prototipe Man Portable Surveillance Radar (MPSR) Tahap II pada hari Selasa 27 Agustus 20024 di workshop PT. Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) di Bandung.

Tim Puslitbang Alpalhan dipimpin oleh Laksma TNI Danto Yuliardi Wirawan, selaku Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan, serta didampingi oleh Kolonel Laut (KH) Ir. Herlambang Effendy, M.Si Kabid Matra Laut Puslitbang Balitbang Kemhan, para Peneliti/Perekayasa, APN, dan Kasubbid Bidang Matra Laut Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan.

Man Portable Surveillance Radar
(MPSR) adalah sistem radar tipe ground surveillance yang dapat mendeteksi objek di darat khususnya pergerakan personel dan kendaraan. Litbang Prototipe MPSR yang dilaksanakan oleh Balitbang Kemhan bersama PT RTI ini merupakan upaya untuk meningkatkan penguasaan teknologi di bidang Radar guna memenuhi kebutuhan Alpalhankam TNI dari hasil produk industri dalam negeri.

Kegiatan supervisi dilaksanakan untuk mengarahkan, mengelola dan mengawasi guna memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan Litbang Man Portable Surveillance Radar (MPSR) Tahap II ini dilaksanakan sesuai rencana baik spesifikasi, mutu maupun waktu.

Untuk kegiatan berikutnya pada rangkaian Litbang MPSR ini akan dilaksanakan uji fungsi di air weapon range (AWR) TNI AU di Lumajang, Jawa Timur, guna menguji performance, ketahanan serta aspek ergonomis perangkat MPSR yang telah dibuat. Sejauh ini belum ada informasi teknis yang disampaikan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSEqgdsD-bk5gp-UWSJ1iORNzxi8S9GE0mGLEcqPA7HekKd57Yuw35SnSoDjptSrHPGXCpajnSN_vFb47HhC2oMDjnB2qwfPhGWd-7tWJ0Ss9Cf8kr8NMautJZ5mHiL0tfP5LgOcCPWf-3xxWTL-ymrtjp8c3xJPMYJeXlIrYNfy-ufmgWstgdpKW7YrPy/s3536/1618990068.jpgMerujuk ke portal The Hindu – hinduonnet.com (6/8/2007), diberitakan bahwa Bharat Electronic Limited (BEL) telah mengantongi pesanan untuk penjualan Battle-field Surveillance Radar-Short-Range (BFSR-SR) – radar pengintai medan perang jarak pendek ke Indonesia. Masih dari sumber yang sama, disebut BEL telah memasok 100 unit radar BFSR-SR ke Indonesia, setelah memenangkan persaingan ketat dengan kompetitor seperti Raytheon dari Amerika Serikat dan konsorsium Thales.

BFSR-SR adalah jenis radar man portable dengan bobot sekitar 30 kg. Untuk pengoperasiannya, BFSR-SR hanya dibutuhkan 2-3 personel saja. Karena terbilang ringkas, radar pengintai jarak pendek ini dapat digelar dalam waktu kurang dari 5 menit.

Radar ini memiliki GPS inbuilt untuk lokasi diri dan keselarasan dengan peta digital. BFSR-SR juga memiliki kompas magnetik digital built-in yang secara otomatis dapat mengarahkan radar ke Utara. Hal ini untuk memastikan bahwa lokasi yang tepat dari target dapat diukur.

Secara teknis, BFSR-SR beroperasi di frekuensi J band (10 – 18/20 GHz), rentang deteksinya azimuth 30 – 180 derajat dan elevasi -40 sampai 15 derajat. Menggunakan tenaga 80 watt, presisi dari radar ini ada pada kisaran 20 meter.

Nah, untuk jarak jangkau deteksi, untuk mengendus keberadaan orang yang merangkak dapat diketahui dari jarak 700 meter, kemudian orang yang berjalan dapat diketahui dari jarak 3.000 meter, kelompok orang berjalan dari jarak 7.000 meter, kendaraan ringan dari jarak 10.000 meter dan kendaraan berat dari jarak 14.000 meter.

Bila melihat sepintas kemampuan radar man portable produksi India, maka idealnya apa yang diproduksi PT RTI harus punya kemampuan yang lebih baik. (Gilang Perdana)

  📡 Indomiliter  

Jumat, 30 Agustus 2024

Menantikan Alutsista Republikorp

 Perihal Penggunaan kubah meriam kaliber 30 mm di Indonesia Kesepakatan bersama Republikorp (EVPÚ)

P
ada pameran militer IDEB 2023 di Bratislava, perusahaan Slovakia EVPÚ a.s. dan perusahaan Indonesia PT Republik DEFENS menandatangani perjanjian kerjasama tentang penggunaan kubah meriam TURRA 30 buatan Slovakia untuk industri pertahanan Indonesia dan akan dipasarkan di Asia Selatan.

Mengutip website EVPU, Sistem senjata kendali jarak jauh TURRA 30, buatan Slovakia ini bisa digunakan kendaraan tempur (ranpur) beroda ringan atau beroda rantai, dan dipersenjatai dengan meriam kaliber 30 mm dan diperkuat rudal anti tank (ATGM).

Perusahaan Indonesia PT Republik DEFENS Indonesia merupakan perusahaan industri pertahanan swasta dikenal juga Republikorp mendapat kesepakatan dalam mengembangkan alutsista kubah meriam TURRA 30 untuk dapat digunakan atau di produksi di Indonesia.

Kubah meriam 30 mm, senjata bantuan tempur dan bisa digunakan sebagai arteleri pertahanan udara (EVRU)

Kedua perusahaan menandatangani perjanjian untuk mengembangkan kegiatan bisnis kubah meriam TURRA 30 di Indonesia. Kesepakatan ini juga dihadiri perwakilan industri pertahanan Indonesia dan H.E. R. Pribadi Sution, Duta Besar Republik Indonesia untuk Slowakia.

Saya yakin bahwa berkat kegiatan yang secara simbolis tercakup dalam perjanjian kerja sama, kita akan dapat mengintensifkan kerja sama antara industri persenjataan Republik Indonesia dan Republik Slowakia,” ungkap M. Pavlík, CEO EVPU dalam kesepakatan dengan perusahaan Indonesia.

Diharapkan pada pameran alutsista Indo Defense 2024 bulan November ini, Republikkorp menandatangani pesanan dari TNI AD yang nantinya bisa digunakan pada ranpur yang digunakan TNI, seperti Badak, Anoa ataupun kendaraan militer lainnya.

Seperti diketahui Republikorp ini telah banyak kesepakatan dengan perusahaan asing untuk memajukan industri pertahan di Indonesia, dan telah mendapat kesepakatan pesanan dari Kemhan seperti rudal, kendaraan pengangkut dan lain sebagainya.

  Garuda Militer  

Kamis, 29 Agustus 2024

Havelsan Kerjasama dengan PTDI Untuk Pengembangan Full Flight Simulator dan Pesawat AWACS

Kunjungan Delegasi Havelsan ke Bandung (Airspace Review)

Tim dari perusahaan teknologi pertahanan Havelsan asal Turkiye telah mengunjungi fasilitas PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung dan bertemu dengan Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan didampingi Direksi dan Manajemen.

Kunjungan pada 27 Agustus ini merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama yang telah disepakati sebelumnya antara kedua perusahaan.

Kali ini difokuskan pada pengembangan Full Flight Simulator serta kesiapan kedua pihak dalam pemenuhan kebutuhan Indonesia terhadap pesawat Airborne Warning & Control System (AWACS).

CEO Havelsan Mehmet Akif Nacar dan delegasinya diperkenalkan dengan beberapa produk simulator unggulan PTDI, di antaranya N219 Cockpit Demonstrator dan N219 Engineering Full Flight Simulator.

Kedua produk ini merepresentasikan kapabilitas PTDI dalam pengembangan teknologi simulasi penerbangan canggih, juga menjadi dasar penting dalam kerja sama yang sedang berlangsung dengan Havelsan.

PTDI memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang pengembangan simulator penerbangan, khususnya untuk pesawat yang diproduksi, seperti CN235-220 dan N219.

PTDI juga memiliki dokumen dan data teknis yang lengkap yang menjadi komponen penting dalam desain Flight Simulator.

Dengan akses penuh terhadap technical data package yang diperlukan, PTDI mampu memastikan akurasi dan realisme tinggi dalam simulator yang dikembangkan.

CEO Havelsan menyatakan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan PTDI dalam pengembangan simulasi penerbangan, khususnya untuk program Full Flight Simulator.

Menurutnya, PTDI memiliki fondasi yang kuat berkat pengalamannya dalam mengembangkan pesawat CN235-220 dan simulasi pelatihan, serta rekayasa.

Hal ini memberikan dasar yang solid untuk pengembangan bersama simulator misi penuh dengan menggunakan data package yang disediakan oleh PTDI, lanjut dia.

Havelsan, dengan pengalamannya dalam generasi gambar dan sistem visual yang canggih, akan berkontribusi untuk meningkatkan fitur simulator dan menghadirkan simulasi berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk kebutuhan internasional.

Dengan kemampuan dan infrastruktur yang dimiliki PTDI, Havelsan percaya dapat bersama-sama mengembangkan sistem simulator unggul dan bersertifikasi level D untuk mendukung kebutuhan pertahanan Indonesia dan untuk negara lain juga.

Mengenai pengalaman Havelsan dalam proyek pesawat AWACS di Turkiye, Nacar menjelaskan bahwa proyek ini dimulai pada akhir 1990-an. Havelsan berperan sebagai penyedia utama untuk segmen darat dan udara dari perangkat lunak misi dan integrasi.

Havelsan mengembangkan 90% dari perangkat lunak yang digunakan dalam sistem AWACS Turkiye, di mana Havelsan terus melakukan pembaharuan dan modernisasi untuk meningkatkan sistem yang ada bersama beberapa mitranya di Turkiye.

Nacar juga mengungkapkan rencana untuk memperluas kerja sama dengan PTDI dengan mengembangkan proyek AWACS Indonesia.

Havelsan berencana untuk memanfaatkan know-how dan pengalaman mereka dalam program AWACS dan menggabungkannya dengan kebutuhan Pemerintah RI untuk menciptakan sistem AWACS yang lebih kuat.

Ini akan melibatkan pembentukan tim kolaborasi atau program bersama, dimana PTDI akan berperan sebagai main contractor di Indonesia, jelas Nacar.

Havelsan percaya bahwa kombinasi kemampuan dan persiapan mereka akan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan peluang di Indonesia dan mewujudkan proyek AWACS yang sukses.

Kunjungan CEO Havelsan ke PTDI menandai langkah awal yang penting dalam mewujudkan rencana ini dan menunjukkan komitmen kedua perusahaan untuk bersama-sama mengembangkan teknologi pertahanan canggih yang akan memberikan manfaat signifikan bagi industri penerbangan dan pertahanan Indonesia. (RBS)

  Airspace Review  

Penampakan OPV PT DRU

⚓ Diprediksi akan diluncurkan akhir tahun / permulaan tahun 2025Ilustrasi desain OPV PT DRU (DRU)

Pada tahun 2021 Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memesan kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) dan OPV 90 meter dari perusahaan galangan swasta nasional, PT Daya Radar Utama (DRU).

Dari website Kemhan, kapal OPV ini dimulai pembangunannya pada hari Kamis (26/8/2021) dengan upacara pemotongan plat baja pertama (first steel cutting) di Lampung.

Melihat desain kapal, kapal OPV produksi PT DRU akan dilengkapi kanon reaksi cepat Rheinmetall Millennium Gun kaliber 35 mm yang disematkan di atas hanggar. Kemudian di bagian deck tengah, terdapat 2×4 peluncur rudal anti kapal dan di bagian haluan nampak meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun.

Untuk melengkapi persenjataan dan sensor, seperti biasa pengadaanya akan terpisah dengan model Fitted For But Not With (FFBNW).

Rencananya kedua kapal tersebut akan diserahkan ke TNI Angkatan Laut (TNI-AL) pada paruh pertama 2022. Setelah peletakan lunas, diharapkan bahwa kapal-kapal tersebut akan selesai dan diserahkan kepada TNI-AL pada paruh kedua tahun depan atau pada tahun 2023.

Penampakan 2 OPV produksi PT DRU sedang dalam pengecatan, dimana bentuk kapal terlihat lebih jelas. (FB iBY)

Memasuki tahun 2024 ini keberadaan kedua kapal jenis OPV ini belum jelas kapan akan selesai dibangunnya.

Entah apa yang memperlambat pembangunan kapal OPV ini, dari pemesan dan pembuat kapal pun tidak memberikan penjelasan.

Baru-baru ini dari FB iBY dishare keberadaan kapal OPV pesanan Kemhan dalam kondisi sedang di cat dan salah satu kapal menggunakan nomor 391 pada lambungnya.

Melihat penampilan perbulan Agustus 2024, diprediksikan kapal akan diluncurkan akhir tahun atau permulaan tahun depan.

Kapal yang bisa dipacu diatas 28 knots ini nantinya akan dipersenjatai rudal dan radar maupun sensor elektronik dari Turkiye.

Dari rencana jangka panjang, TNI AL akan memesan puluhan kapal jenis OPV untuk memperkuat perairan Nusantara. Tidak diketahui apakah jenis OPV ini, atau OPV/PPA yang akan tiba bulan Oktober dari Italia, atau kapal jenis ini namun mengadopsi sistem terbaru dari kapal OPV/PPA tersebut.


 Berikut penampakan dari Keris reborn : 



  👷 Garuda Militer  

Rabu, 28 Agustus 2024

Kemhan Teken Kontrak Kerjasama Pengadaan Rudal dengan Republikorp

 Rudal Cakir dan Sungur dari Turki 
https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2021/12/Hisar-O.jpgDari ki-ka: Marsdya TNI Yusuf Jauhari (Kabaranahan Kemhan RI), Letjen TNI (Purn.) Muhammad Herindra (Wamenhan RI), Norman Joesoef, M.Han (Founder Republikorp), Ahmet Akyol, CEO Aselsan, John Lundin, CEO PT. Lundin, Prof. Dr, Haluk Görgün, Secretary of Turkish Defence Industries, Murat Ikinci, CEO Roketsan. (antara) 🚀

K
ementerian Pertahanan menandatangani kontrak kerja sama pengadaan Rudal Permukaan ke Permukaan Çakir dan Rudal Pertahanan Udara Sungur dengan Republikorp Indonesia.

Dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA, penandatanganan itu dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan, Marsdya TNI Yusuf Jauhari dan Founder Republikorp, Norman Joesoef di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Secretary of Turkish Defence Industries, Haluk Görgün, Selasa.

Dalam siaran pers resmi tersebut dijelaskan, kerja sama pengadaan rudal ini merupakan langkah penting dalam membangun industri pertahanan nasional yang mandiri.

Dengan kemitraan ini, pemerintah tidak hanya akan memiliki industri pertahanan yang mandiri tapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung industri pertahanan internasional.

Tidak hanya penandatangan kerja sama pengadaan rudal, Republikorp Indonesia juga menandatangani kerangka kerjasama atau framework dengan ASELSAN dan ROKETSAN.

https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2022/04/thumbs_b_c_41bcd6b7e12452277ec6abcfd5518ea5-1.jpgRudal Cakir Roketsan (Roketsan) 🚀

Norman Joesoef, mewakili Republikorp, menandatangani perjanjian dengan ASELSAN untuk produksi Sistem Senjata Kendali Jarak Jauh (RCWS), serta dengan ROKETSAN untuk mendirikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan produksi rudal ÇAKIR, ATMACA, dan HISAR.

Sebelumnya, Republikorp telah memiliki rekam jejak yang cemerlang dalam menjalin kerja sama peralatan militer dengan negara-negara besar.

Selama lima tahun terakhir, Republikorp telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan global, termasuk LIG Nex1 dari Korea Selatan untuk produksi dan transfer teknologi rudal, serta mitra dari Slovakia untuk pengembangan turret TURRA 30 dari EVPU.

Kolaborasi-kolaborasi ini telah memperkuat kemampuan militer Indonesia dan menunjukkan komitmen Republikorp untuk mendiversifikasi teknologi pertahanan.

Selanjutnya, Di Italia Republikorp juga mengembangkan kerja sama dengan Drass Galeazzi S.R.L. untuk assembly kapal selam mini dan autonomous, serta dengan Fiocchi Munizioni S.p.A. dalam produksi amunisi.


https://gdh-data.s3.eu-central-1.amazonaws.com/wp-content/uploads/2022/07/FWAFQV9WYAAM9AK-1024x1024.jpgRudal pertahanan udara Sungur (Roketsan) 🚀

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Republikorp menuju kemandirian dalam pasokan pertahanan dan menciptakan jalur diplomasi yang lebih kuat.

Tahun ini, Republikorp memasuki era baru dengan memulai kontribusi pada manufaktur industri pertahanan melalui pembangunan fasilitas di Subang.

Fasilitas ini menjadi ujung tombak inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan senjata, amunisi, serta kendaraan taktis listrik modern, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan TNI di masa depan.

Dengan kemitraan strategis dan investasi yang terus meningkat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan pertahanan yang mandiri dan tangguh di kawasan.

  🚀 antara  

Kolaborasi Indonesia-Turki

Tingkatkan Kapasitas & Teknologi Industri Pertahanan Maritim Nasional(PAL Indonesia) 💥

PT PAL Indonesia bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan jajaran Kementerian Pertahanan, serta pimpinan industri pertahanan Holding DefendID dan industri pertahanan nasional lainnya hadir dalam pertemuan dengan Presiden Sekretariat Industri Pertahanan (SSB) Republik Türkiye, Prof. Dr. Haluk Görgün, bersama pimpinan perusahaan industri pertahanan Turki.

Dalam pertemuan tersebut, CEO PT PAL Indonesia, Dr. Kaharuddin Djenod, juga turut melaksanakan seremonial penandatanganan kontrak kerja sama dengan Partner Strategis asal Turkiye di bidang pertahanan untuk memperkuat Alutsista Indonesia yang saat ini sedang dibangun oleh PT PAL Indonesia.

Prabowo Subianto menekankan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki telah terjalin sejak zaman Ottoman hingga saat ini. Oleh karena itu, kerja sama dalam penguatan industri pertahanan antara kedua negara perlu terus ditingkatkan untuk memperkuat pertahanan bersama.

 Berikut info X :

 
  ✪ PAL Indonesia  

Selasa, 27 Agustus 2024

Penampakan KRI Bung Karno 369

⚓ Kapal Kepresidenan, kapal korvet pertama buatan lokalKRI BKN 369 (Dispenal)

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369 resmi memperkuat armada TNI Angkatan Laut (AL).

Dikutip dari Kompas.com, KRI Bung Karno-369 akan bermarkas di Komando Armada (Koarmada) I, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

KRI Bung Karno-369 merupakan kapal korvet pertama buatan dalam negeri.

KRI Bung Karno-369 akan menjadi kapal kepresidenan menggantikan KRI Barakuda-633 yang sudah beroperasi selama 27 tahun.

Namun, kapal produksi PT Karimun Anugrah Sejati di Batam ini akan dioperasionalkan dalam mendukung pelaksanaan operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).

  Spesifikasi KRI Bung Karno-369
KRI BKN 369 ujitembak meriam 40 mm Leonardo (Koarmada I)

KRI Bung Karno-369 memiliki panjang 73 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 5 meter.

Kapal ini memiliki bobot 650 ton, dengan anak buah kapal berjumlah 55 personel.

Berjenis korvet, kapal ini memiliki kecepatan jelajah 22 knot dan kecepatan maksimal 24 knot.

KRI BKN 369 mampu membawa helikopter Panther (Keris reborn)

KRI Bung Karno-369 dipersenjatai dengan satu meriam Leonardo 40 mm, dua senapan mesin berat 20 mm, dan dua peluncur rudal darat ke udara atau surface to air missile (SAM).

Kapal ini juga dilengkapi torpedo dan sonar, serta dirancang mampu membawa helikopter Panther dan memiliki helidek yang mirip dengan korvet KRI Bung Tomo-357.

Laksamana Yudo Margono yang saat itu masih menjabat KSAL, mengatakan bahwa KRI Bung Karno-369 dibuat lebih panjang dari KRI Barakuda-633 dan memiliki performa yang lebih cepat.

"Kapal ini (KRI Bung Karno-369) akan memiliki senjata anti serangan udara dan disiapkan juga rudalnya dan ini memiliki hanggar heli, sehingga sewaktu-waktu presiden tidak naik dari dermaga tapi di tengah laut bisa menggunakan heli," kata Yudo Margono pada 20 Juni 2022.
 

  💂 Garuda Militer  

Turkish Aerospace Indonesia Resmi Bermarkas di Kota Bandung

Akan kerjasama membuat pesawat generasi kelima https://cdn.rri.co.id/berita/Bandung/o/1724589463525-IMG_20240825_160356_552/y4e702wyvp5kjov.jpegPresident of the Defence Industry Agency of Türkiye, Haluk GÖRGÜN (Jas Biru), CEO of Turkish Aerospace, Mehmet Demiroğlu (Batik Merah), Executive VP of Aircraft of Turkish Aerospace, Atilla DOĞAN (Batik Biru) dalam konperensi persnya ketika launching Turkish Aerospace Indonesia (Wildan Pratomo / RRI Bandung)

Penanaman modal asing di bidang kedirgantaraan terus menggeliat di Bandung. Pasalnya, Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang dalam industri kedirgantaraan selama lebih dari 40 tahun terakhir.

Memiliki jam terbang yang tinggi di semua disiplin ilmu dalam desain dan analisis produk pesawat, menjadikan perusahaan asing membidik Indonesia untuk mengembangkan perusahaan manufaktur kedirgantaraan.

Teranyar, PT Turkish Aerospace Indonesia dari Turki didirikan di Bandung guna menjalin kerjasama strategis global.

CEO of Turkish Aerospace, Mehmet Demiroğlu, mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonensia untuk meningkatkan dan mengembangkan proyek-proyek kerjasama di bidang kedirgantaraan.

"Jadi, kami menegaskan bahwa kami tidak bersaing, tapi saling melengkapi. Itu sebabnya kami ada di sini," ujarnya seusai launching PT. Turkish Aerospace Indonesia di Bandung. Minggu (25/8/2024).

Melalui kerjasama ini pihaknya, mendorong tenaga kerja rekayasa yang berpengalaman satu sama lain.

Selain itu, dengan adanya kerjasama ini diharapkan mampu memberikan peluang bisnis dan pengembangan bagi perusahaan manufaktur dirgantara sehingga bisa saling menguntungkan di pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX0njF18R6-dGulT0QVSiRrLy1f8rkucr44VlJqnSwNeUyfzIxJ094ijS9nE8kR-lu_WCf0GvNh4RKH9AnPIgt3VW-zYEunzcwCv_tZAnwOfj3KOayJmD4aM3Z7hT2ndXN5MOEQ5eyfToEUgHk4upewKqNZEkIEQgl30E0ZKGXXSpUAtGu8vcKtcpoPFpS/s608/IMG_0160.jpegInfografis pesawat generasi kelima KAAN Turkiye, Indonesia diberitakan akan kerjasama membuat pesawat generasi kelima (AA)

Di tempat yang sama, President of the Defence Industry Agency of Türkiye, Haluk GÖRGÜN, menitikberatkan, upaya mencetak generasi baru di industri dirgantara bisa terwujud dari kerjasama ini.

"Kita bisa membangun sistem generasi, platform generasi baru, sehingga negara-negara akan memiliki kekuatan yang sama," imbuhnya.

Kerjasama besar inipun di akui Dekan Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, Tatacipta Dirgantara.

Menurutnya, ITB telah menjalin kerjasama sejak lama dengan Turkish Aerospace Indonesia, sehingga tidak sedikit mahasiswanya yang berkesempatan untuk melakukan pelatihan kerja disana.

"Mahasiswa kami juga banyak yang magang dan bekerja di sana. Mungkin ini salah satu alasan kenapa mengambil kantor di Bandung karena ekosistem dirgantara itu ada di Bandung dan perguruan tinggi negeri satu-satunya di Indonesia ada di ITB," ujarnya.

Dengan hadirnya Turkish Aerospace Indonesia ini diyakini Tata, mampu membangun ekosistem dirgantara yang mempuni di indonesa dengan mengandeng semua unsur stakeholder.

  RRI 

Korsel Setuju Turunkan Kontribusi Pembayaran Indonesia dalam Proyek Jet Tempur KF-21

Kemhan pastikan tetap ada transfer teknologi
Produksi pesawat tempur KF-21 Boramae (Ist)

Korea Selatan sepakat menurunkan kontribusi pembayaran dari Indonesia dalam proyek bersama pengembangan jet tempur KF-21 (KFX/IFX) Boramae.

Kantor berita Korsel, Yonhap, pada Jumat (16/8/2024), melaporkan bahwa Indonesia mengajukan pembayaran menjadi 600 miliar won dalam proyek tersebut, dari komitmen awal 1,6 triliun won.

Pengajuan itu kemudian disetujui otoritas pertahanan Korsel.

Siap, benar (Korsel sepakat pengurangan). Demikian,” ujar Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan RI Brigjen Edwin Sumantha saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (20/8/2024).

Namun, Edwin enggan mengelaborasi soal dampak penurunan kontribusi pembayaran itu, termasuk soal jumlah prototipe KF-21 yang akan diterima Indonesia.

Yang jelas, kata Edwin, Indonesia akan tetap mendapatkan transfer of technology (ToT) atau alih teknologi terkait produksi jet tempur KF-21 dengan Korea Aerospace Industry (KAI) itu.

Salah satu alih teknologi yang akan didapat Indonesia adalah soal mendesain dan membangun jet tempur generasi 4.5 tersebut.

Membuat beberapa komponen meliputi sayap, ekor, beberapa bagian bodi belakang pesawat dan bagian pylon/adapter untuk weapon dan sensor. Melakukan final assembly, uji terbang dan re-sertifikasi untuk pesawat IFX,” kata Edwin.

Kemudian, Indonesia juga akan mendapatkan ilmu operasional, pemeliharaan, upgrading senjata, sistem avionik, sensor hingga air refueling.

Adapun kerja sama Korsel dan Indonesia dalam mengembangkan jet tempur KF-21 sudah berlangsung sejak 2014.

Dikutip dari Kompas.id, awalnya Indonesia sepakat akan membiayai 20 persen dari seluruh proyek yang bernilai 8,1 triliun won atau Rp 100 triliun tersebut.

Proyek ini dinilai strategis bagi Indonesia. Sebab, Indonesia tidak hanya akan mendapat pesawat tempur generasi 4.5, tetapi juga mendapat transfer teknologi dan masuk ke dalam rantai pasok global industri pesawat tempur.

  💥 Kompas  

Senin, 26 Agustus 2024

Pembentukan Akademi Pelatihan Unhan-Thales

 Ada Komunikasi Rafale-Air C2 dan Perang Elektronik 
https://cdn.indonesiadefense.com/wp-content/uploads/2024/08/Humas-Unhan-RI.jpg(Unhan)

Universitas Pertahanan (Unhan) RI dan PT Thales Indonesia menyepakati Pembentukan Akademi Pelatihan Unhan-Thales. Hal ini ditandai dengan pertemuan Plt Rektor Unhan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza dan Presiden Direktur PT Thales Indonesia, Olivier Rabourdin beberapa waktu lalu di Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jakarta Pusat.

Kami menyambut baik kesempatan ini untuk memperluas kerja sama dengan PT Thales Indonesia, terutama dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Transfer of Technology, serta pengembangan teknologi militer dan sistem keamanan siber di Indonesia,” kata Jonni seperti dikutip dari keterangan resmi Humas Unhan RI, Jumat, (23/8).

Hal yang sama diungkapkan Presiden Direktur PT Thales Indonesia, Olivier Rabourdin, dalam kesempatan menjelaskan bahwa tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk mendiskusikan potensi kolaborasi lebih lanjut antara Unhan RI dan Thales dalam bidang pendidikan dan pelatihan, guna mendukung kebutuhan sumber daya pertahanan Indonesia melalui pembentukan Akademi Pelatihan Unhan RI-Thales.

Tahap Pertama Libatkan 20 Mahasiswa S1-S3

Disepakati dalam pertemuan tersebut yaitu pada tahap pertama dari rencana kerja sama ini mencakup pengembangan dan pelaksanaan program pelatihan yang akan memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan (MoD) Indonesia dalam hal tenaga kerja terampil di bidang pertahanan dan industri.

Program Pelatihan Percontohan (PTP) yang diusulkan Thales akan berlangsung selama 3 bulan dengan pendekatan hibrida akademik dan industri,” bunyi kutipan Humas Unhan RI.

Program ini bertujuan untuk melatih staf MoD dalam lima domain utama yang akan disepakati bersama MoD, yaitu :

★​ Komunikasi (Radio & Datalink): Fokus pada interoperabilitas antar sistem, seperti komunikasi antara pesawat tempur Rafale dan Air C2.

★​ Radar: Memanfaatkan instalasi radar Thales yang besar di Indonesia dan usaha patungan (JV) dengan PT Len Industri.

★​ Keamanan Siber: Menjawab kebutuhan besar Indonesia dalam keamanan siber, terutama setelah serangan ransomware LockBit terhadap Imigrasi Indonesia pada Juni 2024.

★​ Perang Elektronik (Electronic Warfare): Dianggap sebagai topik kunci bagi masa depan Angkatan Bersenjata Indonesia.

★​ Sonar: Menjawab peluang besar di Indonesia, dengan sedikitnya insinyur berpengalaman di Angkatan Laut.

Program Sertifikasi Profesional, direncanakan berlangsung selama 3 bulan sebagai langkah awal peluncuran akademi selama 3 tahun pertama,” tulis Humas Unhan RI.

Setiap modul pelatihan akan mencakup sekitar 200 jam dengan melibatkan 20 mahasiswa S1, S2, dan S3 Unhan RI per modul. Thales akan memimpin sepertiga dari total waktu pelatihan (66,67 jam) dengan menghadirkan pakar teknis serta peralatan pelatihan dari Thales, sementara dua pertiga lainnya (133,33 jam) akan dipimpin oleh dosen Unhan RI.

Setiap modul akan terdiri dari kombinasi kursus teori dan praktik, dengan rencana pembangunan laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan Thales untuk mendukung kursus praktik. Program kerja sama antara Unhan RI dan Thales ini diharapkan dapat dimulai pada pertengahan 2025,” tutup keterangan Humas Unhan RI. (rr)

  ★ IDM  

PT PAL Indonesia Perkuat Alutsista TNI Lewat Dua Kapal Perang

KRI REM 331 tuntas ikuti latma Rimpac 2024 (Dispenal)

PT PAL Indonesia menyatakan telah berkontribusi dalam memperkuat alutsista TNI Angkatan Laut (AL) melalui dua kapal perang yang merupakan hasil produksi perusahaan BUMN tersebut, yakni KRI Raden Eddy Martadinata - 331 (KRI REM-331), dan KRI Banda Aceh-593.

CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod di Jakarta, Jumat, mengatakan dua kapal perang itu merupakan kontribusi nyata pihaknya untuk memperkuat alutsista militer dan sektor manufaktur Indonesia, mengingat kapal tersebut tak hanya meningkatkan kemampuan operasional TNI AL, tapi juga menunjukkan sektor pertahanan dalam negeri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dunia.

"Kapal ini menjadi simbol nyata dari komitmen kita untuk menjaga keamanan serta memberikan kontribusi positif bagi perdamaian," kata dia.

Dirinya menjelaskan, KRI REM-331 merupakan buatan PT PAL Indonesia yang dalam proses pembangunannya melibatkan transfer teknologi dari Damen Schelde Naval Shipbuilding, sebuah perusahaan galangan kapal asal Belanda.

Kapal perang jenis light fregat ini dirancang dengan teknologi modern dan memiliki kemampuan tempur yang mumpuni, karena dilengkapi dengan berbagai sistem senjata dan sensor canggih yang membuatnya menjadi salah satu kapal perang termodern di Asia Tenggara.

KRI BAC 593 (antara)

Sementara untuk KRI Banda Aceh–593 yang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) merupakan hasil transfer of technology dengan kemitraan strategis dari Korea.

Kapal perang ini memiliki panjang 122 meter dan lebar 22 meter, dengan ciri khas kemampuan emberkasi muatan yang besar, seperti kemampuan mengangkut pasukan, kendaraan tempur, kendaraan lapis baja, serta kendaraan pendukung logistik.

KRI Banda Aceh-593 juga memiliki Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP), Landing Craft Utility (LCU) yang mampu memuat 5 helikopter, dan kecepatan yang dapat mendukung olah gerak dengan lebih efisien. Selain itu, desain kapal yang baik dengan sertifikasi dari badan klasifikasi internasional turut menghasilkan stabilitas laju yang aman saat mengangkut muatan berat dalam berlayar.

Mengutip akun Instagram Kementerian Pertahanan @kemhanri, KRI Raden Eddy Martadinata-331 (KRI REM-331) dan KRI Banda Aceh–593 sukses menjalankan tugas yang diemban.

KRI REM-331 berhasil menuntaskan tugas dalam Latma Multilateral RIM of The Pacific 2024, di Hawai, Amerika Serikat pada 27 Juni--1 Agustus 2024. Sementara KRI Banda Aceh–593 sukses mendukung kegiatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.

 👷 
antara  

Minggu, 25 Agustus 2024

Drone Buatan Anak Bangsa Dipesan Perusahaan Jepang

 Drone RAYBE telah memperoleh sertifikasi TKDN. 
https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/shjEYGz0UNEk04Uq1BZUrvxz-Oc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4534861/original/091451600_1691759610-Penandatanganan_kerja_sama.1_JPG.jpgPT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) dan Terra Drone mengumumkan kerja sama strategis untuk mengekspor drone produksi dalam negeri ke pasar internasional. (Dok BETA-UAS) 💥

P
rodusen drone dari Indonesia PT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) menjalin kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa drone terbesar di dunia yang berasal dari Jepang Terra Drone. Dalam kerja sama ini, Terra Drone akan mengekspor drone buatan BETA-UAS ke pasar internasional.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengadaan 40 unit drone RAYBE yang merupakan drone pemetaan inovatif produksi dalam negeri dengan konfigurasi VTOL yang memungkinkannya beroperasi dengan andal di lokasi yang minim area terbuka.

Drone ini telah memperoleh sertifikasi TKDN dan terdaftar di e-katalog pemerintah, sehingga menegaskan kualitasnya sebagai produk drone lokal terpercaya.

Managing Director Terra Drone Indonesia Michael Wishnu Wardana Siagian menjelaskan,berdasarkan pengalaman RAYBE dari BETA-UAS merupakan produk yang solid dan memiliki potensi besar untuk mendukung operasi kami yang semakin penuh tantangan.

"Melalui kepercayaan pada produk lokal seperti RAYBE, kami berharap industri drone dalam negeri memiliki lebih besar ruang untuk bertumbuh kembang, baik dalam hal performa maupun kehandalan.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).

Kerja sama ini sekaligus menjadi langkah strategis BETA-UAS untuk menghadirkan teknologi drone lokal berkualitas tinggi yang mampu bersaing di kancah internasional dengan dukungan export dari Terra Drone.

Kami bangga dapat menjalin kerja sama strategis dengan Terra Drone dalam upaya menghadirkan RAYBE ke pasar global. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat posisi teknologi drone lokal Indonesia di pasar internasional,” kata Indra Permana Sopian, CEO BETA-UAS.

 Pengguna Drone 

Selain pasar internasional, kebutuhan drone komersil di Indonesia juga sangat besar di berbagai industri. Salah satunya dapat terlihat dari kebutuhan pemerintah dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Kementerian ATR/BPN dan survey garis pantai Badan Informasi Geospasial seluruh Indonesia yang harus menggunakan drone.

Kami mendukung industri drone dalam negeri untuk terus meningkatkan kualitas dan nilai TKDN-nya agar dapat mensuplai kebutuhan dan mendukung program-program pemerintah,” ucap Yan Sibarang Tandiele, selaku Sekretaris Ditjen ILMATE, Kementerian Perindustrian RI.

BETA-UAS adalah perusahaan desain dan manufaktur drone yang berlokasi di Bandung sejak tahun 2016. Perusahaan ini telah merancang berbagai jenis drone untuk kebutuhan pemetaan, pemantauan, logistik, pertanian, perkebunan hingga pertahanan.

Beberapa pengguna drone RAYBE yang telah merasakan manfaatnya diantaranya, PT Pupuk Sriwidjaya, PT Adaro Metcoal, PT Timah, dan Kementerian PUPR.

 Kemandirian Nasional 

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/_DI9urSQv78nerpu5IiZfohW21g=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4390418/original/012474700_1681189216-Thumbnail_Liputan6.com-2.jpgKondisi bekerja dengan penggunaan drone di lahan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Taiwan Technical Mission)

Managing Partner Asia Pacific Ventura Tito Tambayong, sangat mendukung pendanaan kerja sama ini. Menurutnya, dengan perkembangan automasi dan AI, segenap pemangku kepentingan termasuk investor harus mulai memperhatikan potensi teknologi drone yang dapat dikuasai di dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan serta kemandirian nasional.

"Teknologi dan produksi drone adalah salah satu sektor industri strategis yang perkembangannya tidak terhindarkan dalam berbagai aplikasi. The future is autonomous!”

Penandatanganan kerja sama ini merupakan perkembangan besar industri teknologi tanpa awak di Indonesia. Karena kebutuhan drone sudah dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri,” ucap Asha Wadya Saelan, selaku Founder Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA).

  🚁
Liputan 6  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More